Potensi tumbuhan pangan Potensi Tumbuhan Pangan dan Obat di Kampung Cigeurut

Gambar 10 Kondisi kamar mandi Gambar 11 Pemanfaatan sungai oleh Cigeurut Kulon. masyarakat Cigeurut Wetan. Masyarakat Cigeurut Kulon yang tidak memiliki WC, sebagian besar masyarakat mempunyai kamar mandi yang hanya bisa digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan terkadang digunakan untuk mencuci pakaian Gambar 10. Sedangkan untuk masyarakat Cigeurut Kulon yang tidak memiliki WC, sebagian besar menggunakan sungai dan kamar mandi umum untuk melakukan kegiatan mandi, mencuci piring, dan pakaian Gambar 11.

5.2 Potensi Tumbuhan Pangan dan Obat di Kampung Cigeurut

Terdapat 251 spesies tumbuhan di Kampung Cigeurut yang terbagi ke dalam tumbuhan pangan dan tumbuhan obat, serta spesies yang memiliki fungsi keduanya. Tumbuhan pangan ditemukan sebanyak 50 spesies, tumbuhan obat 141 spesies, dan sisanya sebanyak 60 spesies termasuk ke dalam tumbuhan yang memiliki dua fungsi baik untuk tumbuhan pangan ataupun untuk tumbuhan obat.

5.2.1 Potensi tumbuhan pangan

Berdasarkan hasil observasi tumbuhan pangan di Kampung Cigeurut Kulon dan Wetan, ditemukan sebanyak 110 spesies. Kampung Cigeurut Kulon memiliki jumlah spesies tumbuhan penghasil pangan lebih banyak yaitu sebanyak 106 spesies dari 43 famili dibandingkan dengan Kampung Cigeurut Wetan 103 spesies dari 42 famili. Hal tersebut dipengaruhi oleh luasan tutupan ruang terbuka hijau serta banyaknya tumbuhan obat yang dibudidayakan. Lahan pekarangan, kebun, dan sawah menjadi tempat budidaya beberapa spesies tumbuhan penghasil pangan. Spesies tumbuhan penghasil pangan banyak ditemukan di lahan perkebunan dan pekarangan. Spesies tumbuhan pangan yang terdapat di Kampung Cigeurut digolongkan ke dalam 44 famili. Famili Musaceae, Fabaceae, dan Solanaceae adalah famili dengan jumlah spesies terbanyak ditemukan yaitu masing-masing sebanyak 15, 9, dan 8 spesies. Famili Musaceae atau pisang-pisangan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan menjadi komoditas utama dalam menyuplai kebutuhan buah desa cipakem. Selain spesiesnya yang beranekaragam, jumlahnya di alam pun melimpah. Sedangkan untuk famili Fabaceae dan Solanaceae merupakan famili yang memiliki spesies yang digunakan oleh masyarakat sebagai bahan makanan sehari-hari. Tabel 6 Klasifikasi tumbuhan pangan berdasarkan famili. No Nama Famili Jumlah Spesies Persentase 1 Musaceae 15 13.64 2 Fabaceae 9 8.18 3 Solanaceae 8 7.27 4 Zingiberaceae 6 5.45 5 Euphorbiaceae 5 4.55 6 Poaceae 5 4.55 7 Rutaceae 4 3.64 8 Anacardiaceae 4 3.64 9 Arecaceae 4 3.64 10 Famili lainnya 35 famili 50 45.45 Tumbuhan pangan banyak ditemukan di kebun sebanyak 38 , hutan 26 , pekarangan dan sawah 14 , dan areal pemakaman 8 . Hal tersebut diakibatkan banyaknya tumbuhan yang dibudidayakan di lahan mereka. Areal kebun dan sawah milik masyarakat sebagian besar ditanami dengan spesies tumbuhan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Gambar 12. Gambar 12 Tipe habitat tumbuhan pangan. 26 38 8 14 14 Hutan Ke Makam Pe Sawah Sumarnie et al. 1993 menyatakan bahwa di daerah pedesaan, fungsi pekarangan adalah sebagai penghasil bahan makanan, tambahan pendapatan sehari-hari. Selain itu juga pekarangan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber obat- obatan. Adapun spesies tumbuhan pangan yang masih liar atau belum dibudidayakan, masyarakat mengambilnya dari hutan. Potensi tumbuhan pangan berdasarkan habitus atau perawakannya dikelompokkan menjadi 8 kelompok habitus yang meliputi herba, herba merambat, semak, semak merambat, perdu, pohon, bambu, dan palem. Kelompok habitus tertinggi yaitu habitus herba sebanyak 45 spesies atau sebesar 40,91 , pohon sebesar 24,55 , semak 15,45 , herba merambat 9,09 , perdu 6,36 , palem 1,82 , semak merambat 0,91 , dan bambu 0,91 . Hal tersebut menunjukkan bahwa tumbuhan yang memiliki habitus herba memiliki tingkat keanekaragaman spesies yang tinggi. Tumbuhan dengan habitus herba memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat serta masa umur pendek. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu dilakukan budidaya secara rutin agar dapat dimanfaatkan secara lestari. Berbeda halnya dengan habitus pohon, masa tumbuh pohon memerlukan waktu yang lama untuk mencapai tingkat pohon. Gambar 13 Klasifikasi tumbuhan pangan berdasarkan habitus. Potensi tumbuhan pangan di Kampung Cigeurut berdasarkan Kartikawati 2004 dikelompokkan menjadi 4 jenis pangan yang meliputi sebagai penghasil buah- buahan, sayur-sayuran, karbohidrat, serta sebagai bahan baku minuman Tabel 7. Tumbuhan penghasil sayur-sayuran memiliki jumlah spesies tertinggi yaitu 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Jum la h Habitus sebanyak 52 spesies atau 45,61 , kemudian tumbuhan penghasil buah-buahan sebesar 39,47 , tumbuhan penghasil karbohidrat 8,77 , dan tumbuhan sebagai bahan baku minuman sebesar 7,14 . Tumbuhan penghasil buah sebagian besar merupakan tumbuhan yang dapat dipanen secara berkala setiap berbuah. Akan tetapi untuk mendapatkan buah pada musim berbuah, membutuhkan waktu yang lama antara jarak penanaman sampai tumbuhan tersebut berbuah. Keanekaragaman jenis manfaat dari spesies tumbuhan pangan yang terdapat di Kampung Cigeurut memudahkan masyarakat untuk melakukan diversifikasi konsumsi pangan. Selain itu, kebutuhan gizi masyarakat akan terpenuhi jika manfaat dari spesies tumbuhan pangan dimanfaatkan secara optimal. Tabel 7 Pengelompokkan spesies tumbuhan pangan berdasarkan manfaat No Manfaat Jumlah spesies Contoh spesies 1 Sayur 52 Takokak, katuk, labu siam, pare, kukuk 2 Buah 45 Pisang, jambu biji, jeruk bali, rambutan 3 Karbohidrat 10 Padi, jagung, talas, suweg, singkong 4 Minuman 7 Kopi, cincau, kelapa Almatsier 2006 menyatakan bahwa makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Zat-zat esensial yang diperlukan tubuh meliputi karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin. Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik dimulai dengan penyediaan pangan yang cukup. Masyarakat Kampung Cigeurut secara umum sudah memenuhi standar gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal tersebut dilihat dari beragamnya tumbuhan penghasil karbohidrat, protein, dan vitamin. Sumber karbohidrat diperoleh masyarakat dari nasi, sedangkan sumber protein masyarakat memperoleh dari sayur-sayuran terutama dari jenis kacang-kacangan. Sedangkan sumber vitamin dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Pemanfaatan bagian tumbuhan pangan dikelompokkan menjadi 8 bagian tumbuhan yang meliputi air, batang, umbi, buah, bunga, daun, biji, dan rimpang. Pemanfaatan terbesar sebagai bahan pangan adalah buah sebesar 56 , daun 21 , umbi 8 , dan lain-lain Gambar 14. Gambar 14 Bagian tumbuhan pangan yang dimanfaatkan. Masyarakat Kampung Cigeurut memanfaatkan bagian buah dari tumbuhan pangan untuk dikonsumsi langsung seperti buah-buahan ataupun sebagai bahan sayuran. Tumbuhan pangan yang terdapat di Kampung Cigeurut menurut status budidayanya tergolong ke dalam tumbuhan yang dibudidayakan dan tumbuhan liar atau yang belum dibudidayakan. Tumbuhan pangan di Kampung Cigeurut sebagian besar adalah tumbuhan hasil budidaya yaitu sebesar 78, dan sisanya yaitu 22 adalah tumbuhan liar yang belum dibudidayakan oleh masyarakat. Gambar 15 Status budidaya tumbuhan pangan. Pengambilan tumbuhan pangan non budidaya atau liar dilakukan oleh masyarakat jika persediaan bahan pangan hasil budidaya tidak mencukupi. Spesies liar yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan makanan diantaranya adalah genjer dan eceng yang tumbuh liar di sawah Gambar 16 17. 3 1 8 56 2 21 5 4 air batang umbi buah bunga daun biji rimpang Budidaya 78 Liar 22 Gambar 16 Genjer. Gambar 17 Tumbuhan budidaya. Tumbuhan pangan yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah tumbuhan yang sering dikonsumsi. Pekarangan rumah menjadi tempat untuk membudidayakan tumbuhan yang sering dimanfaatkan masyarakat. Tumbuhan tersebut meliputi katuk, singkong, pisang, cabe, bawang, dan lain-lain.

5.2.2 Potensi tumbuhan obat