Kelompok wirausaha tani Strategi Pengembangan Kampung Konservasi POGA

Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas produk alam yaitu melalui pemupukan secara rutin. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik Masyarakat Cigeurut sebagian besar memupuk tanaman pertaniannya dengan menggunakan pupuk kimia. Pupuk kimia diperoleh masyarakat dari Desa Cipakem dengan membelinya. Pupuk kimia menjadi kebutuhan utama masyarakat Cigeurut untuk pertanian mereka. Akan tetapi, harga pupuk yang tinggi mengakibatkan pemakaian pupuk menjadi tidak rutin dan akhirnya mengakibatkan terjadinya gagal panen. Kejadian gagal panen akan mengancam kebutuhan pangan masyarakat. Jika melihat sumberdaya yang ada di Kampung Cigeurut, terdapat banyak jenis dedaunan yang dapat dijadikan sebagai kompos untuk bahan baku pupuk organik. Selain itu, kotoran dari ternak masyarakat terutama kotoran kambing pun berpotensi untuk dijadikan pupuk organik. Akan tetapi, masyarakat belum memanfaatkan hal tersebut. Masyarakat belum mengetahui terkait pengolahan pembuatan pupuk organik beserta kadar pemakaiannya. Sehingga perlu dilakukan penyuluhan dan demonstrasi pembuatan pupuk organik kepada masyarakat di Kampung Cigeurut. Kegiatan ini diharapkan masyarakat memahami cara pengolahan pupuk organik dan penggunaannya. Pupuk organik ini menjadi alternatif masyarakat untuk memupuk tanaman pertaniannya.

5.8.2 Kelompok wirausaha tani

Berbagai jenis makanan olahan banyak diproduksi dari hasil kreativitas tangan masyarakat Kampung Cigeurut. Hasil pendataan diperoleh 20 jenis makanan olahan masyarakat Cigeurut. Hasil produksi makanan olahan tersebut hanya dikonsumsi pribadi. Bahan baku pun diperoleh dari hasil ladang, kebun dan sawah mereka, sehingga untuk mendapatkan makanan olahan tersebut masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya banyak bahkan masyarakat tidak mengeluarkan biaya untuk membuat makanan tersebut. Pembentukan kelompok wirausaha tani adalah salah satu solusi untuk memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal, terutama tumbuhan penghasil pangan. Kelompok wirausaha tani akan memudahkan dalam pengelolaan sumberdaya alam. Selain itu juga, kelompok wirausaha tani juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan perekonomian Kampung Cigeurut. Kelompok wirausaha tani ini pun diharapkan dapat menciptakan produk-produk lokal makanan hasil olahan yang mempunyai nilai jual. Bahan baku yang berpotensi untuk dijadikan makanan olahan diantaranya pisang, talas, kelapa, singkong, aren, dan beras. Bahan baku tersebut sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan untuk menjadi makanan sehari-hari. Beberapa jenis hasil olahan makanan yang siap untuk diproduksi oleh kelompok wirausaha tani adalah selai pisang, kalua, dan gula aren. Gambar 25 Kalua. Gambar 26 Pareredan Gambar 27 Gula aren. Gambar 28 Mustofa dari talas. 5.8.3 Kaderisasi masyarakat peduli tumbuhan obat keluarga Kampung Cigeurut belum mempunyai lembaga atau perkumpulan masyarakat yang fokus untuk menangani masalah tumbuhan obat. Pemilihan kader yang ahli di bidang tumbuhan obat berfungsi sebagai penggerak masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan tumbuhan obat. Pemilihan kader tumbuhan obat dilakukan di masing-masing wilayah yaitu di Kampung Cigeurut Kulon dan Cigeurut Wetan. Setiap wilayah seyogianya memiliki komunitas kecil untuk mewadahi para kader tumbuhan obat. Calon kader tumbuhan obat adalah masyarakat yang mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengembangkan tumbuhan obat, serta mempunyai jiwa sosial yang tinggi agar mampu mengajak masyarakat untuk mendukung konservasi tumbuhan obat. Sedangkan untuk calon ketua kader tumbuhan obat adalah masyarakat yang mempunyai tingkat pemahaman tumbuhan obat yang tinggi serta mempunyai kharisma seorang pemimpin yang dapat mengorganisir sumberdaya manusia dari para kadernya dan mampu mengayomi dan melayani masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan obat. Keberadaan kader tumbuhan obat diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan obat, juga mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait kegunaan dan proses pembuatan obat dari tumbuhan obat. Program-program yang dapat dibuat oleh kader-kader tumbuhan obat meliputi penyuluhan tentang manfaat menggunakan tumbuhan obat sebagai obat herbal, sosialisasi spesies-spesies tumbuhan obat kepada masyarakat, demonstrasi pembuatan obat herbal sederhana, cara mudah membudidayakan tumbuhan obat, serta konsultasi penyakit masyarakat dan solusi pengobatan dengan tumbuhan obat Tabel 13. Tabel 13 Program pengembangan Kampung konservasi POGA No Program Output Sasaran 1 Penyuluhan tentang manfaat menngunakan tumbuhan obat Mengetahui tentang manfaat tumbuhan obat Masyarakat 2 Sosialisasi pengenalan spesies- spesies tumbuhan obat Mengetahui spesies- spesies tumbuhan obat Masyarakat 3 Demonstrasi pembuatan obat herbal sederhana dari tumbuhan obat Mengetahui cara pembuatan obat dari tumbuhan obat Masyarakat 4 Cara mudah membudidayakan tumbuhan obat Mengetahui cara membudidayakan tumbuhan obat yang baik Masyarakat 5 Konsultasi penyakit masyarakat dan solusi pengobatan dengan tumbuhan obat Menciptakan masyarakat yang sehat Masyarakat 5.8.4 Kerjasama kemitraan Pihak-pihak yang terlibat dalam mengembangkan Kampung Konservasi POGA di Kampung Cigeurut meliputi : 1. Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi atau universitas adalah sebuah institusi yang bergerak di bidang pendidikan dan penelitian. Keberadaan perguruan tinggi atau universitas di masyarakat dapat memberikan masukan dalam menghadapi permasalahan- permasalahan yang dihadapi masyarakat. Selain itu perguruan tinggi berkontribusi dalam meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat melalui kegiatan pelatihan dalam hal pengembangan tumbuhan POGA, Perguruan tinggi sangat berperan untuk mengembangkan spesies tumbuhan melalui penelitian-penelitian terhadap spesies tumbuhan yang belum tereksplorasi. 2. Pemerintah Daerah Kampung Cigeurut merupakan satuan administratif terkecil di bawah Desa Cipakem. Pengembangan suatu kampung tentunya perlu melibatkan pihak pemerintah daerah agar mendapatkan perhatian dan dukungan dalam pelaksanaannya. Pemerintah daerah dapat memberikan kebijakan-kebijakan kepada Kampung Cigeurut yang sedang mengembangkan POGA serta Pemerintah daerah dapat dijadikan sebagai pelindung masyarakat Kampung Cigeurut dalam melaksanakan program tersebut. Pemerintah daerah yang dapat dilibatkan dalam menunjang program tersebut meliputi Kepala Desa, Kecamatan, bahkan Kabupaten. 3. Dinas Kesehatan Dinas kesehatan adalah institusi kesehatan yang bergerak dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Pengembangan tumbuhan obat di Kampung Cigeurut tak terlepas dari peran serta institusi kesehatan seperti halnya Dinas Kesehatan. Peran Dinas Kesehatan dalam mengembangkan Kampung konservasi POGA diantaranya bekerjasama dengan kader masyarakat untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dengan memanfaatkan tumbuhan pangan dan obat lokal serta dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan obat. 4. Dinas Pertanian Salah satu instansi yang bergerak dalam memajukan pertanian masyarakat adalah Dinas Pertanian. Peran Dinas pertanian dalam mengembangkan POGA di Kampung Cigeurut salah satunya dengan memberikan penyuluhan pertanian kepada masyarakat yang dimulai dari cara pengolahan lahan, penyemaian, penanaman, perawatan, pemanenan, sampai kepada tahapan pengolahan pasca panen. 5. Lembaga Swadaya Masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat LSM adalah suatu lembaga yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat. Peran LSM dalam mengembangkan Kampung konservasi POGA yaitu dengan memberikan pengetahuan dan arahan program pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan kampung konservasi POGA di Kampung Cigeurut. 6. Perusahaan BUMN BUMD atau Perusahaan Swasta Peran Perusahaan BUMN BUMD atau Perusahaan Swasta dalam mengembangkan Kampung Konservasi di Kampung Cigeurut yaitu sebagai donatur atau penyandang dana. Pemberian dana dari Perusahaan dilakukan melalui program Corporate Social Responsibility CSR yang disesuaikan dengan program masyarakat Cigeurut dalam pengembangan Kampung Konservasi tumbuhan POGA.

5.8.5 Budidaya tumbuhan pangan dan obat berdasarkan stimulus AMAR