BIOFILTER 4 kompos, tanah dan serasah daun karet

41 Pada hari ke-0 kandungan karbon dalam media sebesar 22, kemudian pada hari ke-30 menjadi 31.3. Kandungan karbon mengalami peningkatan dari hari ke-0 sampai hari ke-30 .

E. BIOFILTER 4 kompos, tanah dan serasah daun karet

1. Kinerja penghilangan Amoniak NH

3 Kinerja penghilangan amoniak pada biofilter empat selama pengoperasian dapat dilihat pada Gambar 16 berikut ini. Kinerja biofilter empat dapat dilihat dari inlet-outlet serta efisiensi pada Gambar 16 a dan Gambar 15. Kandungan beberapa unsur dalam biofilter tiga a Nitrogen, b Sulfur, c Karbon. 2000 4000 6000 8000 10000 7 14 21 28 ko n sen tr asi p p m 1000 2000 3000 4000 7 14 21 28 k ons e nt ra s i p pm 22 24 26 28 30 32 7 14 21 28 hari K a n dung a n K a rbon N total Nitrat ion am onioum S total sulfat a b c 42 b. Kinerja penghilangan amoniak pada biofilter 4 ini sangat baik karena mampu mempertahankan efisiensi sampai hari terakhir yaitu 100. Hal ini karena sudah terbentuknya biofilm. Biofilter ini telah digunakan dalam penelitian sebelumnya sehingga ketika pada saat biofilter ini digunakan kembali efisiensi telah mencapai kestabilan. Efisiensi 100 mampu dipertahankan biofilter ini pada penelitian sebelumnya dari hari ke-31 sampai hari terakhir penelitian hari ke-33 Indriasari, 2005. Perubahan populasi jumlah bakteri dapat dilihat pada Gambar 16 d. Bakteri Nitrosomonas sp semakin meningkat dari hari ke-0 yang berjumlah 2.3 selg-contoh sampai hari ke-23 menjadi 5.65 selg-contoh. hari ke-30 populasi Nitrosomonas sp menurun menjadi 5.3 selg-contoh, penurunan bakteri Nitrosomonas sp tidak terlalu signifikan yaitu pada pada level 5 selg-contoh. Penurunan ini bisa disebabkan oleh tingginya kandungan asam nitrat yang mecapai 6600 ppm yang menyebabkan pertumbuhan bakteri terhambat. Hari ke-0 pengoperasian biofilter populasi jumlah bakteri Thiobacillus sp log cfu hanya terdapat pada lubang pertama sebanyak 5.4 cfug-contoh, sedangkan pada lubang kedua dan ketiga bakteri tidak ada yang tumbuh. Hari ke-16 bakteri Thiobacillus sp mulai ada yang tumbuh pada lubang 1,2,3 berturut-turut 3.3, 4.18 dan 3.48 cfug-contoh, kemudian pada hari ke-23 bakteri Thiobacillus sp meningkat pada lubang satu dan dua menjadi 4.9 dan 4.54 cfug-contoh. Selanjutnya bakteri stabil dengan rentang antara 2 – 4.9 cfug-contoh. Populasi bakteri pada lubang satu lebih banyak dibandingkan dengan lubang dua dan tiga karena kadar air pada lubang satu relatif stabil berkisar antara 62 - 67, lihat Gambar 16 b, sedangkan kadar air pada lubang satu sangat. Secara umum kadar air pada lubang satu dari hari ke-16 sampai hari ke-30 selalu dibawah 30. 43 Gambar 16. Kondisi dan kinerja penghilangan NH 3 biofilter empat a inlet-outlet, b efisiensi dan kadar air, c pH, d jumlah bakteri. 100 200 300 400 500 600 700 7 14 21 28 ko n sen tr as i p p m 20 40 60 80 100 7 14 21 28 e fi s ie n s i K. Air 4 5 5 6 6 7 7 8 8 7 14 21 28 pH 2 4 6 8 10 12 7 14 21 28 hari ke- log c fu da n M P N Thio L-1 Thio L-2 Thio L-3 heterotrof L-1 heterotrof L-2 heterotrof L-3 Nitrosomonas sp lubang 1:pH dan kadar air lubang 2:pH dan kadar air lubang 3:pH dan kadar air efisiensi inlet outlet a b c d 44 Bakteri heterotrof sampai hari ke-30 cenderung stabil di setiap lubang dibandingkan dengan Thiobacillus sp. Populasi bakteri log cfu heterotrof berkisar antara 5 cfug-contoh – 7.48 cfug-contoh. Bakteri heterotrof yang stabil ini sangat berperan dalam mendegradasi amoniak dan hidrogen sulfida. Bakteri heterotrof nitrifikasi ini yang membantu kerja dari bakteri Nitrosomonas sp dalam mendegradasi amoniak sehingga efisiensi tetap 100.

2. Kinerja Penghilangan Hidrogen Sulfida H

2 S Kinerja penghilangan hidrogen sulfida pada biofilter 4 selama pengoperasian dapat dilihat pada Gambar 17 berikut ini. Kinerja penghilangan hidrogen sulfida pada biofilter 4 kurang baik karena pada biofilter 4 yang berisi kompos, tanah dan serasah daun karet ini memiliki efisiensi yang tidak stabil. Pada hari ke-3 sore efisiensi menurun menjadi 59. Hal ini karena konsentrasi pada hari ke-0 dan ke-3 Gambar 17. Kinerja penghilangan H 2 S biofilter empat a inlet-outlet, b efisiensi. 20 40 60 80 100 7 14 21 28 ko n s en tr asi p p m 20 40 60 80 100 7 14 21 28 hari ke- e fis ie n s i inlet outlet a b 45 konsentrasi amoniak yang tinggi dan juga pada hari ke-0 sampai ke-2 konsentrasi hidrogen sulfida di atas 54 ppm. Efisiensi kembali naik pada hari ke-4 menjadi 95 dan mampu bertahan diatas 86 sampai hari ke-10 pagi. Hari ke-10 sorenya sudah turun kembali menjadi 48. Selanjutnya efisiensi sebagian besar berada di bawah 90 sampai hari ke-30.

3. Kandungan Nitrogen, Sulfur dan Karbon dalam Media biofilter

Perubahan kandungan nitrogen, sulfur dan karbon biofilter 4 selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 18 berikut ini. Gambar 18. Kandungan beberapa unsur dalam biofilter empat a Nitrogen, b Sulfur, c Karbon. 2000 4000 6000 8000 10000 7 14 21 28 ko n sen tr asi p p m 1000 2000 3000 4000 7 14 21 28 k ons e nt ra s i ppm 22 24 26 28 30 32 34 7 14 21 28 hari K a ndunga n K a rbon N total Nitrat ion am onioum S total sulfat a b c 46 Konsentrasi nitrat di dalam media relatif bertambah. Pada hari ke-9 konsentrasi nitrat 1449.5 ppm, kemudian turun kembali pada hari ke- 16 menjadi 626 ppm. Selanjutnya naik lagi sampai hari ke-30 menjadi 6608.6 ppm. Konsentrasi nitrogen total juga bertambah dari hari ke-0 sampai hari ke-30 meskipun pada hari ke-9 mengalami penurunan sedikit. Konsentrasi nitrogen total dalam media pada hari ke-0 adalah 5600 ppm, kemudian pada hari ke-30 adalah 8600 ppm. Ion amonium mengalami peningkatan. Pada hari ke-0 konsentrasi ion amonium adalah 64 ppm, kemudian pada hari ke-30 konsentrasi ion amonium adalah 532 ppm. Peningkatan ion amonium juga membuktikan adanya peningkatan nitrogen total dalam media. Konsentrasi sulfat secara umum mengalami kenaikan. Namun, pada hari ke-9 sulfat mengalami penurunan dari 82.4 ppm pada hari ke-0 menjadi 28.3 ppm pada hari ke-9, kemudian naik kembali pada hari ke-16 menjadi 66.6 ppm dan hari ke-23 menjadi 80.6 ppm. Konsentrasi kembali menurun menjadi 70.5 ppm pada hari ke-30 dan naik kembali pada hari ke-38 menjadi 115.1 ppm. Konsentrasi sulfur total mengalami penurunan. Pada hari ke-0 konsentrasi sulfur total adalah 3322 ppm, kemudian pada hari ke-30 konsentrasi sulfur total menurun menjadi 2703 ppm. Penurunan sulfur dalam media karena perubahan senyawa sulfur organik menjadi hidrogen sulfida melalui reaksi mineralisasi. Hal ini terbukti dengan efisiensi yang rendah. Perbedaan konsentarsi sulfat dan nitrat di awal dan di hari ke-30 yang cenderung semakin naik juga dibuktikan dengan menurunnya pH media. Pada hari ke-0 pH masing-masing lubang secara berurut dari lubang satu sampai tiga adalah 7.34; 7.56 dan 7.56. Hari ke-30 pH turun menjadi 6.78 pada lubang ke-1; 6.25 pada lubang ke-2 dan 6.99 pada lubang ke-3. Kandungan karbon pada biofilter empat mengalami kenaikkan dan penurunan. Pada hari ke-0 kandungan karbon pada media sebesar 47 31, kemudian mengalami penurunan sampai hari ke-9 menjadi 27. Kandungan karbon meningkat lagi sampai hari ke-23 menjadi 32, kemudian kandungan karbon terus menurun sampai pada hari ke-30 menjadi 30. Pada hari ke-9 sampai hari ke-30 terjadi peningkatan nilai logaritma jumlah bakteri heterotrof rata-rata dari hari ke-9 adalah sebesar 6.26 cfug-contoh sampai hari ke-30 sebesar 7.36 cfug-contoh. Hal ini menunjukkan konsumsi karbon oleh bakteri heterotrof meningkat dari hari ke-9 sampai hari ke-30.

F. BIOFILTER 5 kompos, tanah, kulit kayu karet dan sludge

Dokumen yang terkait

Viabilitas dan Kemampuan Bakteri Kitinolitik Bacillus sp. BK17 dalam Formulasi Tablet untuk Mengurangi Layu Fusarium pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

1 76 46

Pemanfaatan Bakteri Kitinolitik dalam Menghambat Pertumbuhan Curvularia sp. Penyebab Penyakit Bercak Daun pada Tanaman Mentimun

0 78 54

Pemanfaatan Bakteri Kitinolitik Dalam Menghambat Pertumbuhan Curvularia sp. Penyebab Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman Mentimun

1 51 54

Viabilitas dan Kemampuan Bakteri Kitinolitik NR09 Dan Bacillus sp. BK17 Pada Berbagai Media Pembawa Dalam Menghambat Pertumbuhan Sclerotium rolfsii Dan Fusarium oxysporum Pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

0 52 72

Kemampuan Bakteri Antagonistik Dalam Menghambat Infeksi Saprolegnia sp. Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

2 51 71

Kemampuan Bakteri Kitinolitik Dalam Menghambat Infeksi Aspergillus sp. Pada Ikan Nila (Oreochromisniloticus)

3 48 68

Pengaruh Penambahan Pupuk Hayati (Biofertilizer) Dari Bakteri Rhizobium sp. Yang Diinokulasikan Ke Dalam Dolomit Sebagai Carrier Terhadap Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L)

7 101 62

Kajian Aplikasi Bakteri Nitrosomonas sp. pada Teknik Biofilter Untuk Penghilangan Emisi Gas Amoniak

2 28 131

Penghilangan Gas H2s Dengan Teknik Biofilter Menggunakan Bahan Pengisi Kompos Dan Arang Aktif H2s Gas Removal By Biofilter Using Compost And Activated Carbon As Packing Materials Vol 19, No 3, 2011

0 4 7

Biofiltrasi Gas Amonia Menggunakan Nitrosomonas Sp. dan Nitrobacter Sp. untuk Industri Karet

0 0 14