BIOFILTER 5 kompos, tanah, kulit kayu karet dan sludge

47 31, kemudian mengalami penurunan sampai hari ke-9 menjadi 27. Kandungan karbon meningkat lagi sampai hari ke-23 menjadi 32, kemudian kandungan karbon terus menurun sampai pada hari ke-30 menjadi 30. Pada hari ke-9 sampai hari ke-30 terjadi peningkatan nilai logaritma jumlah bakteri heterotrof rata-rata dari hari ke-9 adalah sebesar 6.26 cfug-contoh sampai hari ke-30 sebesar 7.36 cfug-contoh. Hal ini menunjukkan konsumsi karbon oleh bakteri heterotrof meningkat dari hari ke-9 sampai hari ke-30.

F. BIOFILTER 5 kompos, tanah, kulit kayu karet dan sludge

1. Kinerja penghilangan Amoniak NH

3 Kinerja penghilangan amoniak pada biofilter 5 selama pengoperasian dapat dilihat pada Gambar 19. Kinerja penghilangan amoniak dapat dilihat dari inlet-outlet serta efisiensi pada Gambar 19 a dan b. Kinerja amoniak pada biofilter 5 yang berisi kompos, tanah, kulit kayu dan sludge sangat baik hal ini ditunjukkan dengan efisiensi yang stabil 100 selama pengoperasian. Kinerja biofilter tidak tergganggu meskipun konsentrasi inlet tinggi diawal pengoperasian dan di tengah pengoperasian. Hal ini karena telah terbentuknya biofilm dimana bakteri nitrifikasi Nitrosomonas sp dan heterotrof dapat bekerja dengan baik. Populasi jumlah bakteri dapat dilihat pada Gambar 19 d. Terjadi peningkatan jumlah Nitrosomonas sp pada hari ke-0 sampai hari ke-23. Pada hari ke-0 jumlah Nitrosomonas sp sebanyak 1.18 selg-contoh. Pada hari ke-23 jumlah bakteri bertambah menjadi 6.3 selg-contoh, kemudian setelah hari ke-23 bakteri Nitrosomonas sp relatif stabil walaupun terjadi sedikit penurunan jumlah pada hari ke-30. Populasi bakteri pada hari ke-30 sebanyak 6.18 selg-contoh. Penurunan populasi bakteri bisa disebabkan terjadinya penurunan kadar air pada minggu ke empat pada lubang dua dan satu. 48 Gambar 19. Kondisi dan kinerja penghilangan NH 3 biofilter lima a inlet-outlet, b efisiensi dan kadar air, c pH, d jumlah bakteri. 100 200 300 400 500 600 700 7 14 21 28 k o n s en tr as i p p m 20 40 60 80 100 7 14 21 28 ef is ie n si K .A ir 4 6 8 7 14 21 28 pH 2 4 6 8 10 12 7 14 21 28 hari ke- log c fu da n M P N Thio L-1 Thio L-2 Thio L-3 heterotrof L-1 heterotrof L-2 heterotrof L-3 Nitrosomonas sp lubang 1:pH dan kadar air lubang 2:pH dan kadar air lubang 3:pH dan kadar air efisiensi inlet outlet a b c d 49 Pada hari ke-0 populasi bakteri Thiobacillus sp log cfu hanya terdapat pada lubang tiga sebanyak 4.6 cfug-contoh, kemudian pada hari ke-9 populasi bakteri tidak ada yang hidup hal ini dikarenakan konsentrasi inlet amoniak dan hidrogen sulfida tinggi di awal pengoperasian. Konsentrasi yang tinggi menyebabkan bakteri tidak dapat beradaptasi dengan baik. Hari ke-16 bakteri sudah ada yang tumbuh kembali di setiap lubangnya. Bakteri yang paling stabil adalah pada lubang satu meskipun pada hari ke-16 kadar airnya turun mencapai 13. Populasi bakteri ini mulai ada di setiap lubang pada hari ke-30 berkisar antara 3.28 cfug- contoh – 4.08 cfug-contoh. Bakteri heterotrof cenderung stabil jumlahnya sampai hari ke-30 meskipun kadar air turun naik. Populasi jumlah bakteri heterotrof log cfu pada lubang satu berkisar antara 5.6 cfug-contoh – 7.95 cfug-contoh. Populasi bakteri heterotrof pada lubang dua berkisar antara 5.3 cfug- contoh – 7.3 cfug-contoh. Populasi bakteri pada lubang tiga berkisar antara 5.78 cfug-contoh – 8.48 cfug-contoh. Stabilnya jumlah bakteri heterotrof ini karena setiap bakteri heterotrof memiliki kemampuan bertahan hidup yang berbeda-beda.

2. Kinerja Penghilangan Hidrogen Sulfida H

2 S Kinerja penghilangan hidrogen sulfida pada biofilter 5 selama pengoperasian dapat dilihat pada Gambar 20. Efisiensi mampu bertahan di atas 86 sampai hari ke-10 selanjutnya efisiensi turun drastis pada hari ke-11 menjadi 62 pada pagi hari dan turun lagi menjadi 58 pada sore harinya. Selanjutnya efisiensi sampai sampai hari ke-30 sebagian besar di bawah 90. Pada hari ke-19 sore sampai ke-21 sore efisiensi sempat naik diatas 90. Namun, turun lagi secara drastis menjadi 52 pada hari ke- 22. Pada hari ke-24 sore efisiensi sempat naik menjadi 99, namun turun kembali menjadi 50pada hari ke-25 pagi.selanjutnya sampai hari ke-30 efisiensi berkisar antara 50-78 . Efisiensi rata-rata biofilter lima ini adalah 81 50

3. Kandungan Nitrogen, Sulfur dan Karbon dalam Media Biofilter

Perubahan kandungan nitrogen, sulfur dan karbon biofilter 5 selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 21. Konsentrasi nitrat secara umum mengalami kenaikan walaupun terjadi penurunan di hari ke-9 dan ke-16. Hari ke-0 konsentrasi nitrat 1344.9 ppm, kemudian turun pada hari ke-9 dan ke-16 masing-masing 1182.6 ppm dan 765.2 ppm. Konsentasi naik kembali pada hari ke-23 dan ke-30 masing-masing 3942 ppm dan 5054 ppm. Penurunan konsentrasi nitrat pada hari ke-9, ke-16 dan ke-38 karena penyiraman air yang berlebih sehingga air terbawa keluar bersama nitrat leachet, selain itu nitrat berkurang karena adanya reduksi oleh bakteri heterotrof atau autotrof secara anaerob Schlegel dan Schmidt, 1994. Gambar 20. Kinerja penghilangan H 2 S biofilter lima a inlet-outlet, b efisiensi. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 7 14 21 28 k ons e nt ra s i ppm 20 40 60 80 100 7 14 21 28 hari ke- e fis ie n s i inlet outlet a b 51 Peningkatan nitrat juga diikuti peningkatan nitrogen total. Nitrogen total pada hari ke-0 sebesar 5100 ppm, kemudian pada hari ke-30 konsentrasi nitrogen dalam media sebesar 8100 ppm. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada ion amonium. Ion amonium pada hari ke-0 bernilai 101 ppm, kemudian pada hari ke-30 bernilai 423.5 ppm. Peningkatan nitrat dan ion amonium menunjukkan peningkatan kandungan total nitrogen dalam media. Efisiensi yang turun naik juga diikuti dengan konsentrasi sulfat dalam media yang turun naik. Hari ke-0 konsentarsi sulfat pada media 69.7 ppm, kemudian menurun menjadi 41.2 ppm pada hari ke-9. Hari ke- Gambar 21. Kandungan beberapa unsur dalam biofilter lima a Nitrogen, b Sulfur, c Karbon. 2000 4000 6000 8000 10000 7 14 21 28 ko n sen tr asi p p m 1000 2000 3000 4000 7 14 21 28 ko n s en tr a si p p m 20 22 24 26 28 30 32 7 14 21 28 hari K a nd un ga n K a rbo n N total Nitrat ion am onioum S total sulfat a b c 52 16 konsentrasi sulfat kembali meningkat menjadi 60.2 ppm. Peningkatan terus berlanjut sampai di hari ke-23 dengan konsentrasi 83.9 ppm. Namun, pada hari ke-30 terjadi penurunan konsentarsi sulfat menjadi 63.8 ppm. Secara umum terjadi penurunan konsentrasi sulfat dari awal sampai hari ke-30. Konsentrasi nitrat dan sulfat juga berdampak pada penurunan pH. Hari ke-0 pH dari masing-masing lubang yaitu 7.29 pada lubang ke-1; 7.33 pada lubang ke-2 dan 7.38 pada lubang ke-3. Pada hari ke-30 pH menurun menjadi 6.83 pada lubang ke-1; 6.95 pada lubang ke-2 dan 7.08 pada lubang ke-3 Kandungan karbon dalam biofilter 5 mengalami peningkatan sampai hari ke-16, setelah hari ke-16 terjadi penurunan kandungan karbon sampai hari ke-30. kandungan karbon hari ke-0 adalah 22, kemudian meningkat sampai hari ke-16 menjadi 31. Setelah hari ke-16 kandungan karbon menurun sampai hari ke-30 menjadi 27.5. Meskipun terjadi penurunan dan kenaikan kandungan karbon, jumlah bakteri heterotrof relatif stabil. Stabilnya jumlah bakteri ini karena karbon dalam media mencukupi kebutuhan bakteri heterotrof.

G. BIOFILTER 6 kompos, tanah dan kulit kayu karet

Dokumen yang terkait

Viabilitas dan Kemampuan Bakteri Kitinolitik Bacillus sp. BK17 dalam Formulasi Tablet untuk Mengurangi Layu Fusarium pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

1 76 46

Pemanfaatan Bakteri Kitinolitik dalam Menghambat Pertumbuhan Curvularia sp. Penyebab Penyakit Bercak Daun pada Tanaman Mentimun

0 78 54

Pemanfaatan Bakteri Kitinolitik Dalam Menghambat Pertumbuhan Curvularia sp. Penyebab Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman Mentimun

1 51 54

Viabilitas dan Kemampuan Bakteri Kitinolitik NR09 Dan Bacillus sp. BK17 Pada Berbagai Media Pembawa Dalam Menghambat Pertumbuhan Sclerotium rolfsii Dan Fusarium oxysporum Pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

0 52 72

Kemampuan Bakteri Antagonistik Dalam Menghambat Infeksi Saprolegnia sp. Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

2 51 71

Kemampuan Bakteri Kitinolitik Dalam Menghambat Infeksi Aspergillus sp. Pada Ikan Nila (Oreochromisniloticus)

3 48 68

Pengaruh Penambahan Pupuk Hayati (Biofertilizer) Dari Bakteri Rhizobium sp. Yang Diinokulasikan Ke Dalam Dolomit Sebagai Carrier Terhadap Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L)

7 101 62

Kajian Aplikasi Bakteri Nitrosomonas sp. pada Teknik Biofilter Untuk Penghilangan Emisi Gas Amoniak

2 28 131

Penghilangan Gas H2s Dengan Teknik Biofilter Menggunakan Bahan Pengisi Kompos Dan Arang Aktif H2s Gas Removal By Biofilter Using Compost And Activated Carbon As Packing Materials Vol 19, No 3, 2011

0 4 7

Biofiltrasi Gas Amonia Menggunakan Nitrosomonas Sp. dan Nitrobacter Sp. untuk Industri Karet

0 0 14