2.4. Volatilitas
2.4.1. Definisi Volatilitas
Jain 2001 menjelaskan bahwa volatilitas adalah standar deviasi yang digunakan untuk menghitung kisaran harga harian perdagangan saham. Jogiyanto
2003 mendefinisikan volatilitas sebagai fluktuasi dari return – return suatu
sekuritas atau portofolio dalam suatu periode tertentu. Menurut Andersen 2005, volatilitas berarti fluktuasi yang diamati selama kurun waktu tertentu serta
merupakan variabilitas dari komponen data runtut waktu time series yang acak random walk.
Menurut Tsay 2005:97, volatilitas merupakan standar deviasi dari return aset acuan underlying asset. Firmansyah 2006 mengartikan bahwa volatilitas
adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi harga selama periode tertentu. Anton 2006 menjelaskan bahwa volatilitas merupakan proses perubahan harga yang
terjadi akibat adanya penilaian kembali terhadap aset yang diperdagangkan karena masuknya informasi baru ke dalam pasarbursa.
Tim studi volatilitas pasar modal Indonesia 2011 menjelaskan bahwa volatilitas menggambarkan tingkat risiko yang dihadapi pemodal karena
mencerminkan fluktuasi pergerakan harga saham. Sedangkan Suharsono 2012 menjelaskan bahwa, volatilitas adalah varians dinamik dari sebuah aset. Definisi
– definisi yang telah disebutkan mengarah pada satu kesimpulan bahwa, volatilitas
merupakan pengukuran statistik untuk fluktuasi harga aset selama periode waktu tertentu, di mana data yang digunakan bersifat runtut waktu time series yang
acak random walk, dan diukur sebagai standar deviasi.
2.4.2. Jenis - jenis Volatilitas
Menurut Schwert dan Smith 1992, terdapat lima jenis volatilitas dalam pasar keuangan yaitu 1 future volatility, 2 historical volatility, 3 forecast volatility,
4 implied volatility, dan 5 seasonal volatility. Future volatility merupakan volatilitas yang hendak diketahui oleh para pelaku dalam pasar keuangan, di mana
future volatility tidak mungkin untuk diketahui.
Historical volatility merupakan volatilitas yang dihitung berdasarkan data
masa lalu. Metode perhitungan untuk historical volatility bergantung pada dua parameter, yaitu periode historis di mana volatilitas akan dihitung, dan interval
waktu antara perubahan harga. Periode historis yang digunakan adalah empat belas hari, enam bulan, lima tahun, dan lainnya. Sedangkan interval waktu dapat
berupa harian, mingguan, bulanan, atau lainnya. Future volatility
dan historical volatility biasa disebut sebagai realized volatility.Forecast volatility
merupakan volatilitas yang akan diramalkan, di mana periode peramalannya bisa satu periode atau mencakup beberapa periode.
Forecast volatility , future volatility, dan historical volatility biasanya
berhubungan dengan underlying asset.Implied volatility merupakan volatilitas yang diramalkan untuk menghitung harga opsi. Sedangkan seasonal volatility
adalah volatilitas yang diramalkan untuk menghitung harga komoditas pertanian seperti jagung, kacang, kedelai, dan gandum.
2.4.3. Historical Volatility dan Implied Volatility