Indeks Harga Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2.2.5.3. Indeks Harga Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

PT Bursa Efek Indonesia 2015 mempublikasikan 25 jenis indeks harga saham. Pertama 1, indeks harga saham gabungan IHSG yang mana menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Kedua 2, indeks sektoral yang menggunakan semua emiten pada masing - masing sektor. Semua emiten yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam 3 sektor utama, sedangkan pembagian sektor mencakup 9 sektor. Pembagian sektor perusahaan berdasarkan klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama Jakarta Industrial Classification JASICA. Tabel 3.1. menyajikan rangkuman sektor utama, sektor, dan kategori sektor. Tabel 3.2. menyajikan rincian masing - masing sub-sektor yang ada. Tabel 2.1. Penggolongan Sektor Perusahaan di Bursa Efek Indonesia No Sektor Utama Sektor Kategori 1 Sektor - sektor primer Ekstraktif 1. Pertanian 2. Pertambangan Sektor 1 Sektor 2 2 Sektor - sektor Sekunder Industri Pengolahan Manufaktur 1. Industri Dasar dan Kimia 2. Aneka Industri 3. Industri Barang Konsumsi Sektor 3 Sektor 4 Sektor 5 3 Sektor - sektor Tersier Industri Jasa Non-Manufaktur 1. Properti dan Real Estate 2. Transportasi dan Infrastruktur 3. Keuangan 4. Perdagangan, Jasa dan Investasi Sektor 6 Sektor 7 Sektor 8 Sektor 9 Sumber: Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id Tabel 2.2. Penggolongan Sektor dan Sub-Sektor Perusahaan di Bursa Efek Indonesia No Sektor Sub-Sektor 1 Pertanian 1. Perkebunan 2. Peternakan 3. Perikanan 2 Pertambangan 1. Pertambangan Batu Bara 2. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi 3. Pertambangan Logam dan Mineral lainnya 4. Pertambangan Batu-batuan 3 Industri Dasar dan Kimia 1. Semen 2. Keramik, Perselen dan Kaca 3. Logam dan Sejenisnya 4. Kimia 5. Plastik dan Kemasan 6. Pakan Ternak 7. Kayu dan Pengolahannya 8. Pulp dan Kertas 4 Aneka Industri 1. Otomotif dan Komponennya 2. Tekstil dan Garmen 3. Alas Kaki 4. Kabel 5 Industri Barang Konsumsi 1. Makanan dan Minuman 2. Rokok 3. Farmasi 4. Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga 5. Peralatan Rumah Tangga 6 Properti dan Real Estate 1. Properti dan Real Estate 2. Konstruksi Bangunan 7 Transportasi dan Infrastruktur 1. Energi 2. Telekomunikasi 3. Transportasi 4. Konstruksi Non-bangunan 8 Keuangan 1. Bank 2. Lembaga Pembiayaan 3. Perusahaan Efek 4. Asuransi 9 Perdagangan, Jasa dan Investasi 1. Perdagangan Besar Barang Konsumsi 2. Perdagangan Eceran 3. Restoran, Hotel dan Pariwisata 4. Adevrtising, Printing dan Media 5. Jasa Komputer dan Perangkatnya 6. Perusahaan Investasi Sumber: Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id Selain sembilan sektor yang telah disebutkan, PT Bursa Efek Indonesia juga menghitung indeks industri manufaktur industri pengolahan yang merupakan gabungan dari emiten-emiten yang terklasifikasi dalam sektor 3, sektor 4, dan sektor 5. Secara kumulatif, terdapat 10 jenis indeks saham sektoral yang ada di Bursa Efek Indonesia. Indeks saham yang kedua belas 12 adalah indeks LQ 45 yang menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria - kriteria yang telah ditentukan. Ketiga belas 13, Indeks Saham Syariah Indonesia ISSI,menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria syariah Daftar Efek Syariah dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi. Indeks saham selanjutnya adalah indeks IDX30, KOMPAS 100, BISNIS 27, SRIKEHATI 25, PEFINDO 25, Infobank15, SMinfra18, MNC 36, Investor 33, indeks papan utama, dan indeks papan pengembangan. Sebelas indeks saham tersebut merupakan indeks saham yang diterbitkan oleh lembaga terkait dan bekerja sama dengan PT Bursa Efek Indonesia. Jumlah emiten pada setiap indeks, sesuai dengan angka yang tercantum pada nama indeks saham tersebut. Pemilihan emiten yang termasuk pada setiap jenis indeks saham didasarkan pada kriteria – kriteria yang telah ditentukan oleh lembaga pemeringkat yang bersangkutan. Beberapa kriteria tersbut diantaranya adalah kriteria fundamental, kriteria teknikal atau likuiditas transaksi, serta akuntabilitas dan tata kelola perusahaan. Indeks saham yang terakhir adalah indeks individual, di mana indeks ini merupakan indeks harga saham masing - masing emiten.

2.3. Risiko

2.3.1. Definisi Risiko

Sartono 2000:149 menjelaskan bahwa secara umum, risiko mengacu pada probabilitas bahwa sesuatu yang diharapkan akan terjadi. Griffin 2002:715 mendefinisikan risiko sebagai ketidakpastian tentang peristiwa masa depan atas hal yang diinginkan atau tidak diinginkan.Risiko berkaitan dengan penyimpangan atau ketidakpastian dari suatu perbuatan atau kejadian. Menurut Basyaib 2007, risiko adalah peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tadi. Arno 2008 menjelaskan bahwa risiko berkaitan dengan ketidakpastian, namun mengacu kepada ketidakpastian yang bisa diperkirakan expected risks. Menurut Djohanputro 2008:31, risiko merupakan ketidakpastian yang bisa diperkirakan atau diukur. Risiko adalah ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya. Gumanti 2011:50 mengartikan risiko sebagai kemungkinan mengalami kerugian, yang biasanya diukur dalam bentuk kemungkinan probability bahwa beberapa hasil akan muncul yang bergerak dalam kisaran sangat baik ke sangat buruk. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa risiko merupakan ketidakpastian atas terjadinya hal yang diinginkan atau tidak diinginkan, namun tingkat probabilitas kejadiannya bisa diukur atau diperkirakan.