Risiko Investasi Saham di Pasar Modal

2.3.4. Risiko Investasi Saham di Pasar Modal

Gumanti 2011:39 menyebutkan beberapa sumber risiko yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar modal. Risiko pertama 1 yaitu risiko usaha atau bisnis business risk. Risiko usaha berupa kemungkinan bahwa proyek- proyek yang dipilih oleh suatu perusahaan tidak akan menguntungkan. Apabila manajemen tidak dapat menjalankan perusahaannya secara menguntungkan, akanada efek balikan adverse effect pada harga saham perusahaan. Risiko kedua 2 yaitu risiko keuangan financial risk. Risiko keuangan mengukur tingkat risiko struktur modal perusahaan. Perusahaan yang memiliki beban utang besar relatif lebih berisiko dibandingkan dengan perusahaan yang dibiayai sebagian besar dengan ekuitas saham. Secara umum, semakin tinggi proporsi kewajiban utang suatu perusahaan, semakin tinggi pula risiko keuangannya. Kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga dan pokok sangat mempengaruhi dalam menghindari ancaman kebangkrutan. Risiko yang ketiga 3 adalah risiko sistematik systematic risk atau risiko pasar market risk atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi non-diversifiable risk . Risiko sistematik adalah perubahan dalam sekuritas sebagai akibat dari perubahan-perubahan ekonomi yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Seperti yang telah disebutkan pada sub bab sebelumnya, bahwa gejolak yang terjadi di pasar berdampak pada fluktuasi kisaran pergerakan harga aset keuangan saham atau disebut volatilitas. Risiko keempat 4 adalah risiko keagenan agency risk, di mana risiko ini terkait dengan terjadinya hubungan keagenan di suatu perusahaan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa pemilik suatu perusahaan stockholders menyewa seseorang manajer untuk menjalankan kegiatan sehari-hari perusahaan, termasuk dalam proses pengambilan keputusan. Manajer diharapkan melakukan atau mengambil kebijakan yang sesuai dengan keinginan pemegang saham, yaitu yang dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran pemegang saham. Risiko keagenan muncul sebagai konsekuensi langsung dari adanya perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajer atau agen. Risiko yang selanjutnya 5 adalah risiko peraturan regulatory risk, di mana risiko ini terkait dengan kemungkinan bahwa lembaga pemerintah akan merubah atau mengambil kebijakan yang mempengaruhi operasi perusahaan. Risiko keenam 6 yaitu risiko inflasi inflation risk. Risiko ini muncul sebagai akibat dari adanya kenaikan harga barang-barang ekonomi secara keseluruhan. Inflasi memiliki pengaruh terhadap kinerja harga saham suatu perusahaan. Risiko yang terakhir 7 adalah risiko suku bunga interest rate riskyang disebabkan oleh naik turunnya suku bunga. Bursa Efek Indonesia 2015 menyebutkan bahwa risiko berinvestasi saham adalah adanya kemungkinan capital loss dan risiko likuiditas. Capital loss merupakan suatu kondisi di mana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Sedangkan risiko likuiditas muncul apabila perusahaan emiten dari saham yang dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan. Kondisi ini memungkinkan pemegang saham tidak bisa menggunakan hak klaim atas kekayaan yang dimiliki.

2.4. Volatilitas