Volatilitas Historis Estimasi Volatilitas Uji Normalitas

menjelasakan bahwa validitas prediktif dari sebuah instrumen adalah kemampuan dari instrumen untuk memprediksi sesuatu yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Instrumen dalam penelitian ini adalah model estimasi volatilitas yang digunakan untuk menghitung kisaran pergerakan harga saham dalam satu periode perdagangan.

3.5. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan program Micrososft Excel untuk menghitung volatilitas historis dan estimasi volatilitas, serta program Eviews untuk melakukan uji statistik. Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui karateristik data yang digunakan seperti mengukur titik tengah, mengukur variasi dari titik tengah, dan bentuk distribusi dari suatu data. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan analisis statistik inferensial yaitu uji normalitas Jarque-Bera dan uji stasionaritas akar unit Augmented Dickey Fuller.

3.5.1. Volatilitas Historis

Volatilitas historis dihitung menggunakan rumus sebagai berikut Jain, 2001. √ ∑ HV = Volatilitas historis = Logaritma natural dari harga saham hari ini S t dan harga saham hari sebelumnya S t-1 = Rata – rata perubahan harga harian n = periode waktu

3.5.2. Estimasi Volatilitas

Estimasi volatilitas dihitung menggunakan rumus sebagai berikut Buescu, 2011. [lo ] [lo ]

3.5.3. Uji Normalitas

Penelitian ini menggunakan uji normalitas Jarque-Bera JB untuk mendeteksi apakah residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Widarjono 2011:49 menjelaskan bahwa metode JB didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic. Uji statistik dari JB menggunakan momen ketiga dan keempat dari distribusi normal yaitu skewness dan kurtosis. Gujarati 2010:L-20 menjelaskan bahawa momen ketiga dan keempat di sekitar nilai rerata μ dinyatakan sebagai: momen ketiga : , momen keempat : . Skewness digunakan untuk mengetahui bentuk simetri dari kurva distribusi probabilitas. Sedangkan kurtosis digunakan untuk mengetahui ketinggian atau kedataran dari kurva distribusi probabilitas. Nilai koefisien kurtosis K kurang dari 3 disebut platykurtic memiliki ekor gemuk dan pendek dan nilai koefisien lebih dari 3 disebut leptokurtic memiliki ekor kurus dan panjang. Sedangkan nilai kurtosis sama dengan 3 disebut mesokurtic. Suatu variabel yang memiliki distribusi normal memiliki nilai koefisien S = 0 dan K = 3. Gujarati 2011:L-24 menjelaskan formula untuk uji normalitas JB sebagai berikut: di mana S = koefisien skewness dan K = koefisien kurtosis. Hipotesis uji JB adalah sebagai berikut: H : H 1 : Prosedur untuk menentukan apakah residual terdistrbusi secara normal atau tidak yaitu dengan cara membandingkan antara nilai statistik JB dan nilai kritis Chi Squares dengan dan derajat kebebasan df = 2. Jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih besar dari , maka H yang menyatakan bahwa data terdistribusi normal, tidak dapat tolak. Sebaliknya jika nilai probabilitas p dari statistik JB lebih kecil dari , maka H yang menyatakan bahwa data terdistribusi normal, gagal untuk diterima.

3.5.4. Uji Stasionaritas