setelah dimulainya penutupan satu hari perdagangan dan berakhir pada saat pembukaan hari perdagangan selanjutnya. Ketiga, satu hari periode perdagangan
a one-day period terdiri atas satu hari perdagangan dan diikuti satu hari perdagangan virtual.
Definisi satu hari perdagangan tersebut mengarah pada definisi harga saham harian. Harga saham harian adalah harga saham di setiap satu hari perdagangan.
Bursa Efek Indonesia BEI menerbitkan Daftar Informasi Perdagangan Efek Harian DIPEH yang mencantumkan harga pembukaan, harga tertinggi, harga
terendah, dan harga penutupan.
2.2.5. Indeks Harga Saham
2.2.5.1. Definisi Indeks Harga Saham
Sunariyah 2003:122 menjelaskan bahwa indeks harga saham merupakan catatan terhadap perubahan - perubahan maupun pergerakan harga saham sejak
mulai pertama kali beredar sampai pada suatu saat tertentu, yang disajikan berdasarkan satuan angka dasar yang disepakati. Indeks harga saham memberikan
deskripsi harga – harga saham pada suatu saat tertentu maupun dalam periodisasi
tertentu pula. Samsul 2006:179 mendefinisikan indeks harga saham sebagai harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks.
Menurut Tandelilin 2010:86, indeks harga saham stock price index adalah indikator yang mencerminkan kinerja saham - saham di pasar. Gumanti 2011:77
mengartikan indeks saham sebagai indikator yang menggambarkan pergerakan harga - harga saham. Bursa Efek Indonesia 2015 mendeskripsikan bahwa indeks
harga saham adalah indikator pergerakan harga saham yang menggambarkan tren pergerakan harga saham.
Definisi - definisi di atas mengarah pada satu kesimpulan bahwa, indeks harga saham adalah indikator pergerakan harga saham yang dinyatakan dalam angka
indeks berdasarkan satuan angka dasar yang disepakti dan menggambarkan tren pergerakan harga saham mulai dari kali pertama saham beredar sampai pada
waktu tertentu.
2.2.5.2. Jenis - jenis Indeks Harga Saham
Tren pergerakan harga saham yang tercermin melalui indeks harga saham menggambarkan harga pasar saham pada satu waktu, apakah sedang naik, stabil
atau turun. Kondisi harga pasar saham tersebut menjadi indikasi apakah pasar sedang aktif atau lesu. Indeks harga saham dapat digunakan untuk tujuan analisis
dan menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam satuan mata uang.
Sebelum saham diperdagangkan untuk kali pertama, saham tersebut diberi indeks dasar sebesar 100 poin dan harga perdana sebagai nilai dasar. Samsul
2006 menyatakan bahwa indeks harga saham yang berada di atas 100 poin mencerminkan bahwa saham tersebut menguntungkan untuk diinvestasikan
karena harganya lebih tinggi dibandingkan dengan harga sebelumnya. Semakin tinggi indeks harga saham semakin baik kinerja perusahaan tersebut.
Indeks harga saham di bawah 100 poin mencerminkan bahwa saham tersebut mempunyai kinerja yang jelek. Semakin rendah dari 100 poin dan mendekati
angka 0 poin maka semakin jelek perusahaan tersebut. Sehingga perkembangan angka indeks menjadi salah satu pedoman investor dalam memilih saham.
Samsul 2006:178 menjelaskan bahwa investor dapat menggunakan setiap jenis indeks saham sesuai dengan kebutuhannya untuk mendapatkan informasi
yang komprehensif terkait pergerakan harga saham di pasar. Berikut ini adalah penjelasan tentang jenis
– jenis indeks saham. 1.
Indeks Harga Saham Individu IHSI Samsul 2006:179 menjelaskan bahwa harga perdana yang tercantum
dalam informasi tertulis pada saat penawaran umum atau disebut prospektus, merupakan harga tetap yang harus dibayar oleh investor tanpa ditambah biaya
transaksi. Harga perdana digunakan sebagai nilai dasar unit base value dalam menghitung indeks harga saham. Indeks harga saham individu
merupakan indeks harga saham dari masing - masing emiten yang terdaftar di bursa. Samsul 2006:179 menjelaskan rumus perhitungan indeks harga
saham individual sebagai yang tercantum di bawah ini.
2.1 IHSI =
Jumlah saham beredar x harga pasar Jumlah saham beredar x nilai dasar
X 100
IHSI = Harga pasar per
unit Nilai pasar per unit
X 100
Indeks saham 100 = kapitalisasi pasar
X 100 nilai dasar
2. Indeks Harga Saham Parsial
Indeks harga saham parsial adalah indeks harga saham yang terdiri dari beberapa jenis saham dan diciptakan untuk kepentingan lembaga penerbit
indeks tersebut serta bekerja sama dengan bursa efek Samsul, 2006:184. Jenis saham terpilih yang menjadi komposisi suatu jenis indeks saham,
disesuaikan dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bursa dan lembaga terkait. Lembaga penerbit indeks dapat berupa perusahaan atau instansi
swasta. Apabila indeks harga saham parsial tersebut dinilai baik untuk
digunakan oleh investor, maka indeks tersebut akan laris diperdagangkan.
Contoh indeks saham parsial adalah semua jenis indeks saham yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia kecuali IHSG dan indeks individual,
seperti indeks LQ 45, indeks sektoral, JII, dan lainnya. Samsul 2006:184 menjelaskan rumus yang digunakan untuk menghitung indeks saham parsial
sebagai yang tercantum di bawah ini.
2.2
Indeks 100 yaitu jumlah kapitalisasi pasar dari 100 emiten dibagi dengan jumlah nilai dasar dari 100 emiten, kemudian dikalikan dengan 100 sebagai
angka dasar. Kapitalisasi pasar merupakan perkalian antara saham beredar dengan harga pasar per unit saham, sedangkan total nilai dasar adalah jumlah
saham beredar dikalikan dengan nilai dasar per unit saham. Jadi, indeks 100 berarti indeks dari 100 jenis saham.
3. Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks harga saham gabungan composite stock price index =CSPI merupakan indeks yang terdiri dari seluruh jenis saham yang terdaftar di
bursa efek. Indeks harga saham gabungan IHSG diterbitkan oleh bursa efek. Indeks harga saham gabungan merupakan gambaran pergerakan semua saham
yang terdaftar di bursa. Jadi, indeks harga saham gabungan mencerminkan pergerakan harga yang terjadi di pasar secara menyeluruh. Perhitungan IHSG
sesuai dengan rumus perhitungan indeks harga saham parsial, namun kapitalisasi pasar dan nilai dasar yang digunakan berdasarkan jumlah semua
emiten yang terdaftar di bursa efek pada suatu periode. Samsul 2006:186 menyebutkan bahwa naiknya IHSG tidak berarti
bahwa seluruh jenis saham mengalami kenaikan harga, tetapi hanya sebagaian saham yang mengalami kenaikan dan sebagian lainnya mengalami
penurunan. Apabila satu jenis saham mengalami kenaikan harga ketika IHSG naik, maka saham tersebut berkorelasi positif terhadap IHSG. Sebaliknya,
apabila satu jenis saham mengalami penurunan harga ketika IHSG naik, maka saham tersebut berkorelasi negatif terhadap IHSG.
2.2.5.3. Indeks Harga Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia