Namun, yang menjadi fokus dalam penelitian ini hanya kompetensi dasar menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
. Dalam penelitian ini indikator pencapaian kompetensinya yakni sebagai
berikut.
1. Peserta didik dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok. 2. Peserta didik dapat menggunakan rumus luas permukaan kubus dan balok
untuk menyelesaikan masalah. 3. Peserta didik dapat menemukan rumus volum kubus dan balok.
4. Peserta didik dapat menggunakan rumus volum kubus dan balok untuk menyelesaikan masalah
5. Peserta didik dapat mengerjakan soal dengan baik berkaitan dengan materi pokok kubus dan balok, yaitu menghitung luas permukaan dan volum dari
kubus dan balok.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelian yang telah dilakukan yang terkait dengan penelitian ini sebagai berikut.
a. Penelitian Buwana 2013:81 terhadap siswa SMP IT Assaidiyah kelas VII menunjukkan
bahwa
model pembelajaran
TAI
Team Assisted
Individualization dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.
b. Penelitian Kusumawardani 2010: 85 terhadap siswa kelas VII di MTs Negeri 2 Banjarnegara menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan model
pembelajaran CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition pada
materi segiempat efektif terhadap kemampuan komunikasi matematis aspek representasi siswa.
c. Penelitian Nurjanah 2010: 72 yang berjudul “Keefektifan Model
Pembelajaran CIRC Cooperative Integrated Reading And Composition Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematisk Peserta Didik Kelas VII
SMP Egeri 18 Semarang Pada Materi Pokok Segiempat” memberikan hasil bahwa hasil belajar pada aspek komunikasi matematik dengan model
pembelajara CIRC lebih baik dari pada siswa yang belajar melalui konvensional.
d. Penelitian Puspitasari 2011:83 terhadap siswa kelas X SMA Negeri 1 Comal menunjukkan bahwa model pembelajaran TAI Team Assisted
Individualization dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan penalaran dan komunikasi mencapai ketuntasan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tersebut, peneliti bermaksud mengembangkan penelitian studi komparatif model pembelajaran TAI dan model
CIRC terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP N 8 Semarangpada materi kubus dan balok.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan observasi di SMP Negeri 8 Semarang didapatkan informasi bahwa tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Padahal
kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu aspek yang harus dicapai siswa dalam mempelajari matematika.
Bangun ruang termasuk dalam cabang geometri pada matematika. Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa bangun ruang merupakan salah satu
materi pokok yang sulit dipahami siswa. Hal ini ditunjukan dengan kemampuan komunikasi matematis beberapa siswa yang masih di bawah standar yang
ditentukan sekolah. Beberapa alasan yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa di antaranya adalah kurangnya
pengetahuan tentang materi prasyarat yang dimiliki oleh siswa dan penerapan model pembelajaran yang belum tepat.
Model pembelajaran kooperatif membantu siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif
dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa yang belajar dalam kondisi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dikehendaki
untuk bekerjasama
pada suatu
tugas bersama,
dan mereka
harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.Salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampun komunikasi matematis siswa yaitu model pembelajaranTAI dan CIRC.
Model pembelajaran TAI termasuk kategori pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelomkpok
kecil 4 sampai 5 siswa yang heterogenserta diikuti dengan pemberibantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok
diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok- kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4 atau 5 siswa. Dalam kelompok
ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, sukubangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau
lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif, diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir
kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Padapenelitianinidiambilduakelas.Satu
kelassebagaikelompok eksperimen I dan kelas yang lain sebagai kelompok eksperimen II. Kelompok
eksperimen I
mendapatkan pembelajaran
dengan modelTAIdan
kelompokeksperimen IImendapatkan pembelajaran dengan modelCIRC. Selama prosespembelajaranakandilakukanobservasiterhadap kegiatan pembelajaranyang
berlangsung di masing-masing kelas, setelah kegiatan pembelajarandan observasi selesaidilakukan, masing-masing kelompok sampel akan diberikan tes.
Daritesyang dilakukanakandidapatkannilaitesmasing-masing
kelompoksampel,kemudian hasilteskemampuan
komunikasi matemati ssiswatersebut
akandianalisisdanakandibandingkan rata-
ratanilaitesuntukmenentukanmanakahyang lebihbaikantara
kemampuan komunikasi matematis yang menggunakan model pembelajaranTAI dan
kemampuan komunikasi matematis yang menggunakan model pembelajaran CIRCpadamateribangun ruang.Skema kerangka berpikir dalam penelitian ini
dapat dilihat pada bagan berikut.
2.4 Hipotesis Penelitian