Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model TAI

4.2.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model TAI

Pembelajaran dengan model TAI dilakukan pada kelas eksperimen I. Materi yang disampaikan adalah luas permukaan bangun ruang, yakni kubus dan balok. Pembelajaran dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi masing-masing pertemuan adalah 120 dan 80 menit. Secara umum langkah- langkah proses pembelajaran pada kelompok ekperimen 1 meliputi 1 kegiatan pendahuluan berupa apersepsi dan pembahasan PR, 2 kegiatan inti diawali dengan pemberian materi singkat oleh guru, dan kegiatan berkelompok, dan 3 pada kegiatan penutup dilaksanakan kuis, penghargaan pada kelompok dan pemberian tugas rumah. Pada kegiatan pendahuluan, siswa pada kelompok eksperimen I diberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengingatkan siswa pada materi sebelumnya kemudian dilanjutkan pembahasan PR dan tanya jawab untuk mengetahui kesulitan belajar siswa. Setelah kegiatan pendahuluan dilanjutkan kegiatan inti. Pada kegiatan inti, dengan data nilai UAS yang telah diperoleh, siswa dikelompokkan kedalam kelompok yang diusahakan beranggotakan siswa dengan kemampuan beragam, sehingga masing-masing kelompok mempunyai kemampuan rata-rata seimbang, setiap kelompok memperoleh LKS untuk dipelajari. Pada kegiatan berkelompok siswa saling bertukar informasi dan bersama-sama mengolah informasi tersebut untuk mengerjakan kegiatan kooperatif pada LKS. Guru membimbing jalannya diskusi dengan berkeliling untuk memberikan arahan atau penjelasan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Kegiatan berkelompok berlangsung dengan lancar, banyak siswa yang bertanya kepada guru maupun temannya untuk memperoleh informasi sebanyak- banyaknya. Pada kegiatan berkelompok, siswa diarahkan untuk menemukan rumus atau konsep atau prinsip matematika yang menjadi tujuan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan teori belajar Vygotsky bahwa pembelajaran harus menekankan siswa untuk belajar kelompok. Dengan demikian siswa dapat saling memberikan masukan dengan teman satu kelompok, membantu teman yang belum paham sehingga siswa yang pengetahuannya masih kurang dapat termotivasi untuk belajar. Kegiatan berkelompok diakhiri dengan presentasi untuk mengkomunikasikan hasil diskusi mereka kepada kelompok lainnya. Pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian penguatan dan penegasan materi pembelajaran oleh guru dan siswa diberikan kesempatan untuk bertanya maupun mencatat hasil pembelajaran, kemudian siswa bersama guru menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pada kegiatan penutup, siswa diberikan kuis sebagai alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Hasil kuis kemudian dikoreksi bersama-sama dengan siswa dan kelompok yang memperoleh nilai kumulatif dari masing-masing anggota kelompoknya paling tinggi mendapatkan penghargaan berupa tepuk tangan dan nilai tambahan. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas rumah sebagai latihan dan pemantapan konsep. Secara umum pada pertemuan pertama ini pembelajaran sudah berjalan sesuai sintaks model TAI. Aktivitas dan respon siswa sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa yang langsung maju mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka di hadapan guru dan teman-teman. Pembelajaran dirasa belum optimal karena guru belum bisa mengorganisasikan waktu dengan baik. Selain itu, ada juga siswa yang belum bisa menyesuaikan diri dengan kelompoknya untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Tidak sedikit anggota kelompok yang masih mengandalkan atau bergantung pada teman satu kelompoknya. Kegiatan diskusi kelompok kurang bisa berjalan dengan lancar. Siswa belum dapat sepenuhnya berkonsentrasi pada kelompoknya masing-masing. Beberapa siswa masih suka berjalan-jalan ke kelompok lain sehingga siswa tidak dapat fokus dalam menyelesaikan permasalahan dikelompoknya dan mengganggu kelompok lain. Pada pertemuan ini, waktu habis untuk membahas tugas-tugas di LKS dan membuat kesimpulan Hal ini mengakibatkan masih ada beberapa latihan soal yang belum dikerjakan oleh siswa karena keterbatasan waktu. Pada pertemuan kedua, siswa sudah mampu menyesuaikan diri untuk dapat fokus dalam diskusi kelompoknya masing-masing sehingga situasi pembelajaran menjadi lebih kondusif. Aktivitas dan respon siswa juga lebih baik. Mereka saling berdiskusi dengan kelompok mereka. Namun, ada beberapa anak yang masih mengandalkan anggota kelompoknya. Pada pembelajaran kedua ini guru tidak sempat memberikan latihan soal, sehingga latihan soal diberikan sebagai latihan untuk dikerjakan di rumah.

4.2.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model CIRC

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

KOMPARASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII ANTARA PEMBELAJARAN MODEL TAI DAN CIRC

0 24 235

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

15 96 105

(ABSTRAK) PERBANDINGAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 ULUJAMI, PEMALANG PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC BERBANTUAN MULTIMEDIA DAN KARTU KUBUS BALOK.

0 0 2

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 ULUJAMI, PEMALANG PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC BERBANTUAN MULTIMEDIA DAN KARTU KUBUS BALOK.

0 6 236

Keefektifan Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif TAI terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Kubus dan Balok pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 4 Semarang.

0 0 1

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SESUAI DENGAN GENDER DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BALOK DAN KUBUS (STUDI KASUS PADA SISWA SMP KELAS VIII SMP ISLAM AL-AZHAR 29 SEMARANG).

0 0 17

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK.

0 0 1160

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PESISIR TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP | Karya Tulis Ilmiah

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BALONGBENDO PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK - Repository Universitas Islam Majapahit

0 0 20