Matriks SWOT STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS INDONESIA

3. Adanya penetapan standardisasi ISO 9002 untuk kertas yang telah diproduksi sebagian besar perusahaan-perusahaan dalam industri kertas. 4. Produksi kertas dan ekspor kertas yang cenderung meningkat. 5. Adanya Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia APKI. Kelemahan Weaknesses 1. Tidak semua perusahaan kertas tergabung dalam Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia APKI. 2. Belum adanya jaminan investasi yang aman. Peluang Opportunities 1. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dunia khususnya negara tujuan ekspor kertas. 2. Peningkatan dan kestabilan pendapatan per kapita di negara tujuan ekspor. 3. Perubahan nilai tukar mata uang negara-negara tujuan ekspor terhadap Dollar Amerika. 4. Jarak antar negara pengekspor dan pengimpor yang semakin dekat. 5. Adanya berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan usaha dalam Industri kertas. 6. Menutupnya industri kertas di negara pesaing seperti Amerika karena keterbatasan bahan baku. Ancaman Threats 1. Tuduhan pencemaran lingkungan oleh LSM luar negeri. 2. Tuduhan dumping terhadap produk kertas yag diekspor.

6.3 Matriks SWOT

Analisis lingkungan internal dan eksternal di atas bertujuan untuk membentuk matriks SWOT. Melalui pendekatan matriks SWOT terdapat empat alternatif strategi yang dapat dilaksanakan yaitu: 1. Strategi S-O Strenghts- Opportunities, 2. Strategi W-O Weaknesses-Opportunities, 3. Strategi S-T Strenghts-Threats, 4. Strategi W-T Weaknesses-Threats. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka diperoleh hasil matriks SWOT pengembangan ekspor kertas Indonesia yang dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Analisis Matriks SWOT Strenghts S Weaknesses W INTERNAL EKSTERNAL 1. Semakin bertambahnya perusahaan di Industri kertas yang berkembang di Indonesia, dari tahun 1989 sebanyak 25 perusahaan menjadi 71 perusahaan pada tahun 2006, APKI 2007. 2. Terintegrasinya ketersediaan bahan baku kertas melalui adanya Hutan Tanaman Industri HTI sehingga kontinyuitas lebih terjamin. 3. Penetapan standardisasi ISO 9002 untuk kertas yang telah diproduksi sebagian besar perusahaan-perusahaan dalam industri kertas. 4. Produksi kertas dan ekspor kertas yang cenderung meningkat. 5. Adanya Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia APKI. 1. Tidak semua perusahaan kertas tergabung dalam Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia APKI. 2. Belum adanya jaminan investasi yang aman. Opportunities O STRATEGI S-O STRATEGI W-O 1. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dunia khususnya negara tujuan ekspor kertas. 2. Peningkatan dan kestabilan pendapatan per kapita di negara tujuan ekspor. 3. Perubahan nilai tukar mata uang negara-negara tujuan ekspor terhadap Dollar Amerika. 4. Jarak antar negara pengekspor dan pengimpor yang semakin dekat. 5. Adanya berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan usaha dalam Industri kertas. 6. Menutupnya industri kertas di negara pesaing seperti Amerika karena keterbatasan bahan baku. 1. Peningkatan ekspor kertas Indonesia, khususnya ke negara-negara tujuan ekspor khususnya S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4, O5, O6. 2. Peningkatan produksi bahan baku kertas S2, S3, O5, O6. 1. Membuka peluang masuknya investor asing dalam industri kertas Indonesia W1, O6. 2. Peningkatan keamanan dan hukum oleh pemerintah W2, O5. Threats O STRATEGI S-T STRATEGI W-T 1. Tuduhan pencemaran lingkungan oleh LSM luar negeri. 2. Tuduhan dumping terhadap produk kertas. 1. Kerjasama antara pemerintah dan para pengusaha untuk membentuk peraturan hukum yang lebih pasti S1, S5, T1, T2. 1. Pemerintah dan APKI membuat program promosi industri kertas Indonesia W2, T1, T2. Hasil dari matriks SWOT diatas, diperoleh strategi sebagai berikut : 1. Strategi S-O Strength-Opportunities Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada usaha pengembangan ekspor kertas Indonesia adalah sebagai berikut : SO1 Strategi peningkatan ekspor kertas Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor khususnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang berkualitas untuk menghasilkan kertas yang sesuai standar internasional, sehingga semakin bersaing di pasar internasional. Selain itu kerjasama antara pemerintah, APKI dan para pelaku bisnis agar kegiatan ekspor dapat lebih ditingkatkan. Fokus utama peningkatan ekspor kertas Indonesia berdasarkan hasil analisis regresi adalah ke negara-negara tujuan ekspor yang pertumbuhan GDP per kapita dan populasinya tinggi berpengaruh nyata dan signifikan. Negara-negara tersebut diantaranya adalah Jepang, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Singapura, China, India, Malaysia dan Australia. Selain itu didukung pula oleh jarak antar negara pengekspor dan pengimpor yang berpengaruh terhadap suatu kegiatan perdagangan internasional. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa jarak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan ekspor kertas Indonesia. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa negara-negara Asia merupakan negara yang sangat berpotensi untuk peningkatan ekspor kertas Indonesia. Negara-negara tersebut diantaranya China, Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Singapura. Hasil analisis regresi juga menunjukkan bahwa pengaruh perubahan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika tidak berpengaruh nyata. Hal ini dikarenakan kertas bukan kebutuhan primer bagi seluruh penduduk pada umumnya. Strategi peningkatan ekspor ini memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh negara Indonesia yaitu semakin bertambahnya perusahaan yang berkembang di industri kertas dan adanya standar ISO, ketersediaan bahan baku yang lebih terjamin dan ekspor yang cenderung meningkat serta adanya Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. Peningkatan ekspor ini juga memanfaatkan peluang yang ada yaitu peningkatan pendapatan dan jumlah penduduk negara tujuan ekspor, perubahan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika, jarak antar negara pengekspor dan negara pengimpor, dukungan pemerintah dan penutupan industri sejenis di negara pesaing. SO2 Strategi peningkatan produksi bahan baku kertas dapat dilakukan dengan menjaga kualitas bahan baku melalui Hutan Tanaman Industri HTI. Kerjasama antara pengusaha dan pemerintah agar Hutan Tanaman Industri HTI mendapat perlindungan dan kontinyuitasnya lebih terjamin. Strategi peningkatan produksi bahan baku kertas ini memanfaatkan kekuatan, yaitu terintegrasinya Hutan Tanaman Industri HTI dan pemenuhan standardisasi internasional yang telah diberikan kepada perusahaan kertas di Indonesia. Peluang yang dimanfaatkan dalam industri ini adalah dukungan pemerintah dan penutupan industri sejenis di negara pesaing. 2. Strategi W-O Weaknesses-Opportunities Strategi W-O adalah strategi memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan yang ada. WO1 Alternatif strategi yang diperoleh adalah membuka peluang masuknya investor asing dalam industri kertas Indonesia. Strategi ini dapat dilakukan dengan kerjasama antara pemerintah dengan APKI untuk mempermudah peraturan investasi di dalam negeri. Dengan dukungan perekonomian yang sudah stabil, maka iklim investasi pun semakin membaik. Strategi ini untuk memanfaatkan peluang menutupnya industri kertas di negara pesaing. WO2 Strategi peningkatan keamanan dan hukum dapat dilakukan dengan jaminan yang diberikan pemerintah terhadap para investor. Pemerintah membuat kebijakan mengenai jaminan keamanan bagi investor dengan mengeluarkan Undang-Undang yang melindungi para investor asing baik dari hukum maupun sosial. Strategi ini memanfaatkan peluang dukungan pemerintah terhadap industri kertas Indonesia. 3. Strategi S-T Strength-Threats Strategi S-T adalah startegi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari atau meminimalkan ancaman. ST1 Alternatif strategi yang diperoleh adalah kerjasama antara pemerintah, APKI dan para pengusaha untuk membentuk peraturan yang lebih pasti. Hal ini dilakukan agar produk kertas Indonesia yang diekspor dapat diterima oleh seluruh negara tujuan ekspor dengan tidak merugikan pihak manapun. Strategi ini menggunakan kekuatan adanya asosiasi dan semakin berkembangnya industri kertas di Indonesia. 4. Strategi W-T Weaknesses-Threats Strategi W-T adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman. WT1 Alternatif strategi yang diperoleh adalah kerjasama antara pemerintah dan APKI untuk membuat program yang dapat meningkatkan citra produk kertas Indonesia di pasar internasional. Program tersebut dapat dilakukan dengan promosi kertas Indonesia yang ramah lingkungan. Strategi ini bertujuan untuk mengurangi kelemahan belum amannya jaminan investasi yang diberikan dan menghindari ancaman perusakan lingkungan serta dumping yang dituduhkan pada kertas Indonesia.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN