BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS INDONESIA
Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah dilakukan, maka akan dirumuskan strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia melalui hasil
tersebut. Hasil analisis regresi tersebut akan dimasukkan dalam analsisis lingkungan internal dan eksternal, sehingga diharapkan dapat diformulasikan
menjadi kekuatan strength, kelemahan weaknesses, peluang opportunities dan ancaman threats. Melalui formulasi tersebut, maka akan dirumuskan
strategi yang dapat mengembangkan ekspor kertas Indonesia.
6.1 Analisis Lingkungan Internal
Kertas merupakan salah satu komoditi sektor industri penting yang memiliki nilai ekonomis tinggi, karena manfaat dan kegunaannya sangat luas dan
dekat dengan kegiatan keseharian manusia. Kegiatan dan aktivitas manusia, hampir seluruhnya menggunakan kertas. Dalam bidang industri penggunaan
kertas beragam, baik dalam industri peralatan kantor, industri makanan, industri kosmetik dan lain sebagainya. Kertas digunakan sebagai pembersih tissue,
kemasan, bahan baku industri, alat tulis dan lain-lain. Industri kertas di Indonesia terus berkembang. Hal ini dilihat dari semakin
bertambahnya perusahaan besar yang bergerak di industri kertas. Berdasarkan data APKI 2007 jumlah perusahaan pada tahun 1989 adalah sebanyak 25
perusahaan, yang kemudian berkembang menjadi 71 perusahaan pada tahun 2006. Hal ini merupakan indikasi yang positif terhadap perkembangan industri di
Indonesia. Banyaknya perusahaan kertas yang berkembang menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan akan bahan baku kertas. Ketersediaan bahan baku
kertas di Indonesia selama ini sebagian besar diperoleh dari Hutan Tanaman Industri HTI. Hutan Tanaman Industri HTI yang terealisasi saat ini sedikitnya
2,5 juta hektar. Hal ini didukung pula oleh iklim Indonesia yang menyebabkan pohon akasia yang ditanam dapat dipanen saat berumur lima hingga tujuh tahun.
Umur panen pohon akasia tersebut lebih singkat dibandingkan dengan negara yang menjadi basis Pulp dan kertas seperti Skandinavia, Finlandia dan Chili.
Kondisi tersebut menjadikan biaya produksi kertas di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara pesaing
18
. Selain itu hampir seluruh perusahaan kertas di Indonesia telah
mendapatkan sertifikasi ISO 9002 untuk masing-masing produk kertas yang diproduksi, APKI 2007. Dengan demikian, adanya standardisasi ini
menunjukkan bahwa produk kertas yang dihasilkan di perusahaan-perusahaan kertas di Indonesia memiliki kualitas yang baik dan bersaing di pasar
internasional. Berdirinya Indonesian Pulp and Paper Association atau Asosiasi Pulp dan
Kertas Indonesia APKI sejak tahun 1990 semakin memudahkan akses informasi bagi perusahaan-perusahaan kertas di Indonesia yang tergabung
didalamnya. Perusahaan-perusahaan tersebut lebih mudah untuk memperoleh informasi perkembangan ekspor kertas di pasar internasional. Selain itu juga
kemudahan informasi mengenai perkembangan harga, impor, kebijakan pemerintah serta kemudahan riset dan pengembangan yang mendukung
terciptanya inovasi dalam industri kertas. Industri kertas di Indonesia sejak tahun 1990-an telah menunjukkan
perkembangan yang cukup baik. Berdasarkan data pada pembahasan awal, produksi kertas setiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan dengan laju
18
Indonesia Berpeluang Meningkatkan Ekspor Bubur Kertas dan Kertas, www.bisnisindonesia.co.id
[26 Juni 2007]
pertumbuhan produksi sebesar 17,4 persen per tahun Tabel 2. Perkembangan produksi tersebut juga berimplikasi pada peningkatan ekspor kertas Indonesia
Tabel 3. Laju pertumbuhan volume ekspor kertas Indonesia selama 10 tahun terakhir 1997-2006 sebesar 73,2 persen per tahun, sedangkan laju
pertumbuhan nilai ekspornya sebesar 89,4 persen per tahun. Selain itu, didukung pula oleh iklim investasi di Indonesia yang mulai
membaik. Kesempatan investasi ini terbuka, baik bagi investor dalam negeri maupun luar negeri. Pada sisi lain, iklim investasi yang semakin membaik di
Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, seperti keamanan, hukum, sosial dan perekonomian
19
. Kondisi perekonomian yang mulai membaik masih perlu dilakukan beberapa pembenahan agar dapat berjalan stabil, sehingga
nantinya akan mempengaruhi kestabilan iklim investasi secara tidak langsung. Jaminan keamanan dan hukum dari pemerintah saat ini dirasakan masih kurang,
sehingga sangat diperlukan jaminan investasi yang aman bagi para investor. Dengan adanya kebijakan yang terjamin bagi para investor, maka minat para
investor dalam negeri maupun luar negeri untuk berinvestasi semakin meningkat termasuk investasi perluasan usaha.
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal 1. Demografi