Teori Perdagangan Internasional Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan dapat terjadi antar daerah, antar pulau maupun antar perorangan di dalam suatu negara maupun antar negara yang disebut perdagangan internasional. Salah satu perwujudan antar daerah yang dapat berwujud barang, uang maupun jasa. Beberapa pendekatan untuk melihat atau menilai hubungan antar daerah, yaitu pendekatan analisis kependudukan, analisis ekonomi, analisis masukan keluaran dan program linear Limbong dan Sitorus, 1987. Pada dasarnya faktor yang mendorong timbulnya perdagangan internasional dari suatu negara ke negara lain bersumber dari keunggulan kompetitif dalam memperluas pemasaran komoditi ekspor dan memperbesar penerimaan komoditi ekspor dan memperbesar penerimaan devisa dalam penyediaan dana pembangunan dari negara yang bersangkutan. Teori perdagangan internasional mengkaji dasar-dasar terjadinya perdagangan internasional serta keuntungan yang diperoleh dengan adanya perdagangan tersebut. Kebijakan perdagangan internasional membahas alasan-alasan dan pengaruh adanya hambatan-hambatan perdagangan serta hal-hal yang menyangkut proteksionisme baru Salvatore, 1997. Teori perdagangan internasional menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antar beberapa negara, serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional juga menunjukkan adanya profit yang timbul akibat adanya perdagangan internasional. Menurut Gonarsyah 1987 ada beberapa faktor yang mendorong timbulnya perdagangan internasional suatu negara dengan negara lain, yaitu keinginan memperluas pemasaran komoditi ekspor, memperbesar penerimaan bagi kegiatan pembangunan, adanya perbedaan penawaran permintaan antar negara, adanya perbedaan biaya relatif serta tidak semua negara menyediakan kebutuhan masyarakatnya. Kegiatan perdagangan internasional ekspor-impor, suatu negara akan cenderung mengekspor barang-barang yang biaya produksi dalam negerinya relatif lebih rendah dibandingkan dengan barang yang sama di luar negeri dan dapat bersaing di pasar internasional keumggulan komperatif. Namun sebaliknya, suatu negara akan mengimpor barang-barang yang biaya produksi dalam negerinya relatif lebih mahal dibandingkan dengan barang yang sama diluar negeri. Beberapa faktor pendukung suatu negara dapat bersaing di pasar internasional adalah sumberdaya manusia, sumberdaya alam, teknologi serta sosial budaya dimana faktor-faktor ini sebagai penentu harga dan mutu barang dan jasa yang dihasilkan. Pada Gambar 1 terlihat bahwa tanpa adanya perdagangan internasional, negara 1 akan mengadakan produksi dan konsumsi di titik A berdasarkan harga relatif komoditi X sebesar P 1 , sedangkan negara 2 akan berproduksi dan berkonsumsi di titik A’ berdasarkan harga relatif P 3 . Setelah ada hubungan dagang antara negara 1 dan negara 2, harga relatif komoditi X akan berkisar antara P 1 dan P 3 , jika harga yang berlaku diatas P 1 maka negara 1 akan memasok komoditi lebih banyak dari tingkat permintaan domestik. Kelebihan produksi itu selanjutnya akan diekspor ke negara 2, sedangkan di pihak negara 2 menghadapi harga di bawah P 3 akan mengalami peningkatan permintaan sehingga tingkatnya lebih tinggi dari produksi domestiknya serta kekurangan akan diimpor dari negara 1. Gambar 1. Kurva Perdagangan Internasional Sumber : Salvatore, 1997 Pada harga relatif P 2 kuantitas impor komoditi X yang diminta oleh negara 2 B’E’ sama dengan kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan negara 1 BE. Hal tersebut diperlihatkan oleh perpotongan antara kurva D dan S setelah komoditi X diperdagangkan antara kedua negara. Dengan demikian P 2 adalah harga relatif ekuilibrium untuk komoditi X setelah perdagangan internasional berlangsung. Apabila P x P Y lebih besar dari P 2 maka kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan akan melebihi tingkat permintaan impor sehingga lambat laun harga relatif komoditi X tersebut P x P Y akan mengalami penurunan sehingga pada akhirnya akan sama dengan P 2 . Adanya biaya transportasi maka penawaran ekspor komoditi X akan berkurang sehingga kurva S menjadi S t dengan tingkat harga relatif ekuilibrium berada diatas P 2 , yaitu P 4 dengan pengurangan jumlah impor komoditi negara 2 dari titik X 1 ke X 2 . P x P y P x P y P x P y X X B E A D S E A’ D x E’ B’ S x P 3 Pasar di negara 1 Hubungan perdagangan Pasar di negara 2 untuk komoditi X internasional dalam untuk komoditi X komoditi X dengan adanya biaya transportasi S x D x X 1 X 2 S t P 4 B E t B t X P 2 P 1

3.1.2 Teori Aliran Perdagangan Komoditi