3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Permintaan ekspor kertas di berbagai negara terus meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya aliran perdagangan kertas dari Indonesia sebagai
negara pengekspor ke berbagai negara tujuan sebagai titik konsumsi. Aliran perdagangan kertas ke berbagai negara tujuan ekspor, dianalisis dengan
menggunakan persamaan yang menyertakan berbagai faktor gravity atau penarik yang lebih dikenal dengan gravity model. Garvity model ini didasarkan pada
karakteristik negara tujuan yang dilihat melalui faktor-faktor ekonomi maupun non ekonomi. Model ini bertujuan untuk melihat hubungan dan pengaruhnya terhadap
aliran perdagangan kertas ke negara tujuan ekspor. Faktor ekonomi yang digunakan untuk menggambarkan aliran
perdagangan dalam penelitian ini adalah pendapatan per kapita GDP per kapita negara tujuan, jumlah penduduk populasi negara tujuan, nilai tukar mata uang
negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan harga kertas di negara tujuan. Sedangkan faktor non ekonominya adalah jarak antar negara Indonesia dengan
negara tujuan ekspor serta variabel dummy, yaitu adanya tuduhan dumping terhadap kertas Indonesia.
GDP per kapita merupakan ukuran perekonomian suatu negara. Hal ini dapat dilihat baik dari negara pengekspor maupun negara pengimpor. Perubahan
pada pendapatan masyarakat akan berpengaruh pada permintaan suatu komoditi. Sedangkan pertambahan penduduk akan meningkatkan permintaan
terhadap komoditi ekspor. Jika pendapatan per kapita naik, maka permintaan terhadap suatu komoditi akan bertambah Lipsey, 1995.
Nilai tukar mata uang suatu negara lain merupakan salah satu pertimbangan untuk mengukur pembelian barang yang harus dikeluarkan dari
luar negeri, karena harga dalam perdagangan kertas menggunakan Dollar Amerika. Perubahan nilai tukar mata uang negara tujuan ekspor terhadap Dollar
Amerika akan berpengaruh besar terhadap ekspor kertas. Jika nilai tukar negara tujuan ekspor kertas Indonesia terhadap Dollar Amerika terapresiasi, maka aliran
perdagangan kertas Indonesia ke negara tersebut akan meningkat. Harga kertas Indonesia di negara tujuan apabila mengalami peningkatan,
maka aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara tujuan tersebut menjadi menurun. Sebaliknya jika harga kertas Indonesia di negara tujuan menurun,
maka aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara tujuan akan meningkat. Jarak antar negara merupakan variabel yang juga digunakan dalam aliran
perdagangan kertas. Jarak digunakan untuk mewakili biaya transportasi. Jarak akan mengindikasikan bahwa semakin jauh jarak negara pengekspor dengan
negara tujuan ekspor, maka frekuensi ekspor semakin sedikit. Jarak yang digunakan dalam penelitian ini adalah jarak antara negara Indonesia sebagai
negara pengekspor kertas dengan negara tujuan ekspornya. Variabel dummy yang digunakan dalam persamaan aliran perdagangan
kertas ini adalah adanya tuduhan dumping terhadap kertas Indonesia yang diekspor. Tuduhan ini dibuat dengan alasan bahwa industri ini menerima subsidi
atas bahan baku kayu yang digunakan dalam proses produksinya akibat adanya larangan ekspor kayu gelondongan yang menyebabkan harga kertas dari
Indonesia menjadi lebih murah. Dimana D=0 adalah sebelum adanya tuduhan dumping dan D=1 adalah setelah adanya tuduhan dumping.
Bertolak dari penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan menganalisis ekspor kertas Indonesia yang dianalisis dari aliran perdagangan
kertas Indonesia yang belum pernah dilakukan. Meskipun pangsa pasar ekspor kertas ini masih kecil, namun produk kertas yang diekspor memberikan
sumbangan devisa yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Ekspor kertas masuk dalam 10 komoditi terpenting sebagai penghasil devisa negara
diantara sektor industri lainnya. Analisis aliran perdagangan kertas ke negara
tujuan ekspor yang menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaaan gravity model dilakukan agar ekspor kertas Indonesia dapat bertahan di pasar
internasional dan dapat terus dikembangkan. Dalam penelitian ini akan dikaji karakteristik negara-negara tujuan ekspor
kertas Indonesia melalui faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi serta mempelajari bagaimana aliran perdagangan kertas ke berbagai negara tujuan
ekspor. Hasil yang diperoleh melalui analisis deskriftif dan perhitungan tersebut diharapkan dapat diformulasikan, sehingga dapat dirumuskan suatu strategi
sebagai upaya untuk mengembangkan ekspor kertas Indonesia. Kerangka analisis aliran perdagangan kertas ini dapat digambarkan secara skematis yang
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional Industri kertas Indonesia
Ekspor kertas fluktuatif Negara-negara tujuan ekspor kertas
Faktor-faktor yang mempengaruhinya gravity model :
1. GDP perkapita
2. Jumlah penduduk
3. Jarak antar negara tujuan 4. Harga kertas Indonesia di negara tujuan
5. Nilai tukar 6. Dummy
Analisis regresi berganda faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas
Indonesia
Analisis lingkungan internal dan eksternal dari hasil analisis regresi Matriks SWOT
Strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian mengenai aliran perdagangan kertas adalah mencakup jenis kertas secara keseluruhan. Penelitian ini juga terdapat keterbatasan dalam
menganalisis aliran perdagangan kertas. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan data yang diperoleh. Berdasarkan 112 negara tujuan ekspor kertas Indonesia,
hanya 47 negara saja yang dapat dianalisis. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data nasional,
meliputi data kuantitatif. Data ini merupakan data sekunder berupa data deret waktu time series dan ruang cross section. Data deret waktu meliputi data
tahunan selama 10 tahun 1997-2006 digunakan untuk mengkaji karakteristik lima negara pengimpor terbesar kertas Indonesia. Negara-negara tersebut
adalah China, Korea Selatan, Jepang, Malaysia dan Amerika Serikat. Pada penelitian ini yang menjadi data cross section adalah volume ekspor
kertas pada tahun 2006, dengan asumsi data tahun 2006 merupakan data terbaru yang tersedia. Jenis data yang dibutuhkan juga mencakup GDP per
kapita negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dan negara tujuan, populasi negara tujuan, harga ekspor kertas Indonesia di negara tujuan, nilai tukar mata
uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika serta dumping terhadap produk kertas Indonesia sebagai dummy. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat
Statistik BPS, Departemen Perindustrian, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia APKI, Bank Indonesia serta data-data pendukung seperti internet,
perpustakaan, buku dan lain-lain.