pertumbuhan produksi sebesar 17,4 persen per tahun Tabel 2. Perkembangan produksi tersebut juga berimplikasi pada peningkatan ekspor kertas Indonesia
Tabel 3. Laju pertumbuhan volume ekspor kertas Indonesia selama 10 tahun terakhir 1997-2006 sebesar 73,2 persen per tahun, sedangkan laju
pertumbuhan nilai ekspornya sebesar 89,4 persen per tahun. Selain itu, didukung pula oleh iklim investasi di Indonesia yang mulai
membaik. Kesempatan investasi ini terbuka, baik bagi investor dalam negeri maupun luar negeri. Pada sisi lain, iklim investasi yang semakin membaik di
Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, seperti keamanan, hukum, sosial dan perekonomian
19
. Kondisi perekonomian yang mulai membaik masih perlu dilakukan beberapa pembenahan agar dapat berjalan stabil, sehingga
nantinya akan mempengaruhi kestabilan iklim investasi secara tidak langsung. Jaminan keamanan dan hukum dari pemerintah saat ini dirasakan masih kurang,
sehingga sangat diperlukan jaminan investasi yang aman bagi para investor. Dengan adanya kebijakan yang terjamin bagi para investor, maka minat para
investor dalam negeri maupun luar negeri untuk berinvestasi semakin meningkat termasuk investasi perluasan usaha.
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal 1. Demografi
Demografi adalah salah satu faktor yang menjadi perhatian cukup besar bagi aspek pemasaran, karena demografi terkait dengan manusia. Demografi
sendiri melingkupi jumlah penduduk atau populasi. Besarnya jumlah penduduk dunia khususnya negara tujuan ekspor kertas merupakan peluang bagi
perkembangan ekspor kertas Indonesia. Jumlah penduduk yang dimaksud dalam
19
Ekspor Bubur Kertas dan Kertas Indonesia Naik, www.tempointeraktif.com
[26 Juni 2007]
pembahasan ini adalah dengan asumsi jumlah penduduk untuk tingkat pendidikan dan kebutuhan kertas untuk bidang jurnalistik. Hal ini berarti,
bertambahnya jumlah penduduk pada dua bidang tersebut mengindikasikan adanya peningkatan permintaan akan produk kertas.
Berdasarkan hasil analisis regresi, jumlah penduduk memberikan pengaruh positif. Pertambahan jumlah penduduk di negara tujuan ekspor kertas
Indonesia khususnya, secara langsung akan mempengaruhi permintaan kertas. Salah satu negara tujuan ekspor kertas Indonesia adalah China. China adalah
negara dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu 1314,78 juta jiwa. China juga merupakan negara importir kertas Indonesia yang volumenya paling besar.
Peningkatan jumlah penduduk di negara tersebut merupakan peluang bagi perkembangan industri kertas di Indonesia. Selain China, negara lain yang juga
mengimpor kertas dari Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar diantaranya Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat dan India. Dengan
demikian, negara-negara tersebut diharapkan akan tetap menjadi potensi pasar bagi ekspor kertas Indonesia.
2. Ekonomi
Salah satu indikator ekonomi yang mempengaruhi ekspor kertas Indonesia adalah pendapatan per kapita khususnya di negara tujuan ekspor.
Pendapatan per kapita tersebut mengindikasikan kemampuan perekonomian suatu negara untuk melakukan impor. Pendapatan per kapita yang dimaksud
dalam pembahasan ini adalah pendapatan per kapita pada tingkat kebutuhan kertas di bidang pendidikan dan jurnalistik di negara tujuan ekspor. Semakin
besar dan stabilanya pendapatan per kapita negara tujuan ekspor merupakan peluang bagi ekspor kertas Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis regresi, pendapatan per kapita nenberikan pengaruh positif. China adalah salah satu negara yang diramalkan menjadi salah
satu kekuatan ekonomi dunia dengan prndapatan per kapita tahun 2006 adalah US 7.600. Perkembangan perekonomian negara China tumbuh dengan baik,
sehingga menjadi negara yang paling besar mengimpor kertas dari Indonesia. Selain itu juga terdapat beberapa negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia
yang memiliki pertumbuhan perekonomian yang cukup baik yang dilihat dari pendapatan per kapitanya, diantaranya Jepang, Korea Selatan, Hongkong,
Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan United Kingdom. Dengan demikian, negara-negara tersebut diharapkan akan menjadi peluang bagi perkembangan
ekspor kertas Indonesia. Nilai tukar juga menjadi indikator ekonomi yang berpengaruh terhadap
perkembangan ekspor kertas Indonesia. Berdasarkan hasil regresi, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika memberikan pengaruh positif.
Nilai tukar Dollar Amerika dijadikan tolak ukur oleh hampir seluruh negara-negara di dunia. Negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia yang memiliki nilai tukar
mata uangnya terhadap Dollar Amerika relatif stabil, diantaranya China, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Ukraina, Australia, Netherland, Perancis dan Inggris.
Hal ini berarti bahwa negara-negara tersebut tetap menjadi peluang bagi perkembangan ekspor kertas Indonesia.
3. Geografi
Geografi merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap suatu kegiatan perdagangan. Luas dan letak lokasi suatu negara mempengaruhi
kemampuan negara tersebut untuk melakukan perdagangan internasional. Letak lokasi tersebut dapat digambarkan dengan jarak, dimana jarak menyebabkan
adanya biaya transportasi. Jauh dekatnya jarak suatu negara dalam melakukan perdagangan akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah barang yang
diperdagangkan. Jarak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mewakili biaya transportasi dalam perdagangan internasional. Jarak mengindikasikan bahwa
semakin jauh jarak negara pengekspor dengan negara tujuan ekspor, maka frekuensi ekspor semakin sedikit.
Berdasarkan hasil analisis regresi, jarak antar negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor memberikan pengaruh negatif. Hal ini berbarti, semakin
jauh jarak antar negara pengekspor dan pengimpor, maka semakin sedikit volume kertas yang diekspor. Negara yang paling besar mengimpor kertas dari
Indonesia adalah China. Jarak negara tersebut dengan Indonesia adalah 4.419 km. Negara-negara lain yang mengimpor kertas dari Indonesia dengan volume
yang cukup besar, diantaranya Jepang, Korea Selatan Malaysia, Vietnam, India dan Singapura. Negara-negara tersebut masih dalam wilayah Asia yang jaraknya
masih terdekat dengan Indonesia. Dengan demikian, negara-negara tersebut menjadi fokus utama bagi perkembangan ekspor kertas Indonesia.
4. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah sebagai pengatur kebijakan dan fasilitator memiliki peranan yang cukup besar dalam pelaksanaan kegiatan industri. Salah satu peran
pemerintah dalam kegiatan industri ini adalah pemasaran barang, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Pemasaran produk untuk ekspor dipermudah
pemerintah melalui berbagai kebijakan sebagai upaya untuk meningkatkan volume dan nilai ekspornya. Kebijakan yang diberikan lebih ditekankan pada
penjaminan kepastian dan kontinyuitas bahan baku industri kertas khususnya. Selain itu pemerintah juga berperan sebagai fasilitator untuk membuat
kesepakatan perjanjian internasional. Pada akhir tahun 1995 pemerintah menetapkan kebijakan baru di sektor industri dengan tujuan meningkatkan
efisiensi dan daya saing produk industri dalam negeri. Berdasarkan kebijakan pada tahun 1995 tersebut, pemerintah menetapkan bea masuk bagi semua
komoditas termasuk impor kertas. Begitu juga dengan produk yang akan diekspor, pemerintah mengeluarkan kebijakan terhadap perusahaan-perusahaan
yang akan melakukan ekspor agar produknya sesuai dengan standar internasional dan berdaya saing di pasar internasional. Dalam hal ini, kertas
sendiri merupakan produk yang tergolong kedalam kelompok barang yang mendapat pengawasan dalam kegiatan ekspornya.
Indonesia merupakan salah satu produsen kertas yang berpotensi untuk bersaing di pasar internasional. Rintangan yang datang dari luar terhadap produk
kertas Indonesia adalah tuduhan mengenai pencemaran lingkungan oleh LSM luar negeri
20
. Tuduhan ini sebenarnya hanya sebagai upaya dalam persaingan perdagangan.
Selain itu adanya tuduhan dumping yang juga dikenakan terhadap produk kertas Indonesia, dimana tuduhan-tuduhan ini sebagai upaya persaingan di
pasar internasional
21
. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah diharapkan dapat membantu mengatasi kesesuaian kebijakan yang
dibuat negara tujuan ekspor berupa standar bea masuk ekspor kertas ke negara tujuan dengan peraturan yang ada. Dengan demikian, produsen domestik dapat
bersaing dengan produk luar negeri. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal, maka dapat diidentifikasi
kekuatan dan kelemahan faktor internal serta peluang dan ancaman faktor eksternal. Hasil identifikasi faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut :
Kekuatan Strenght
1. Semakin bertambahnya perusahaan di Industri kertas yang berkembang di Indonesia, dari tahun 1989 sebanyak 25 perusahaan menjadi 71
perusahaan pada tahun 2006, APKI 2007. 2. Terintegrasinya ketersediaan bahan baku kertas melalui adanya Hutan
Tanaman Industri HTI sehingga kontinyuitas lebih terjamin.
20
Indonesia Berpotensi Kuasai Pasar Dunia, www.republika.co.id
[26 Juni 2007]
21
Tuduhan Amerika Serikat Soal Dumping Kertas Meluas ke Subsidi, www.bisnisindonesia.co.id
[26 Juni 2007]
3. Adanya penetapan standardisasi ISO 9002 untuk kertas yang telah diproduksi sebagian besar perusahaan-perusahaan dalam industri kertas.
4. Produksi kertas dan ekspor kertas yang cenderung meningkat. 5. Adanya
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia APKI.
Kelemahan Weaknesses
1. Tidak semua perusahaan kertas tergabung dalam Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia APKI.
2. Belum adanya jaminan investasi yang aman.
Peluang Opportunities
1. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dunia khususnya negara tujuan ekspor kertas.
2. Peningkatan dan kestabilan pendapatan per kapita di negara tujuan ekspor.
3. Perubahan nilai tukar mata uang negara-negara tujuan ekspor terhadap Dollar Amerika.
4. Jarak antar negara pengekspor dan pengimpor yang semakin dekat. 5. Adanya berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan usaha
dalam Industri kertas. 6. Menutupnya industri kertas di negara pesaing seperti Amerika karena
keterbatasan bahan baku.
Ancaman Threats
1. Tuduhan pencemaran lingkungan oleh LSM luar negeri. 2. Tuduhan dumping terhadap produk kertas yag diekspor.
6.3 Matriks SWOT