Penelitian Terdahulu Analisis Tingkat Kepuasan Anggota Terhadap Kualitas Pelayanan Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat

18 yang dibagikan kepada anggota, tapi jika ada sisa hasil usaha yang sifatnya rugi, ini juga harus dibagi oleh setiap anggota koperasi tersebut.

2.9. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian mengenai koperasi dan kepuasan anggotanya diantaranya: Rusandi 2004, menganalisis pengaruh kulitas pelayanan terhadap loyalitas anggota Koperasi Omedata K2O di PT Omedata Elektronik Bandung. Pada penelitian ini menggunakan dimensi pelayanan tangible, releability, responsiveness, assurance, emphaty. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriktif dan verikatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian anggota terhadap kualitas pelayanan K2O untuk dimensi tangible kategorinya cukup, dimensi releability kategorinya baik sekali, dimensi responsiveness kategorinya baik, dimensi assurance kategorinya baik sekali, dimensi emphaty kategorinya baik. Palapa 2006, menganalisis evaluasi kinerja Koperasi Puspa Anggrek di Kabupaten Tangerang. Untuk mengetahui kondisi kinerja internal koperasi menggunakan analisis data organisasi usaha dan keuangan koperasi, metode analisis yang digunakan adalah metode deskriktif kuantitatif, analisis rasio keuangan koperasi, untuk mengetahui kondisi kinerja eksternal koperasi dengan menggunakan tingkat kepentingan dan kepuasan anggota dengan metode Importance performance Analysis IPA dan Customer Satisfaction Indeks CSI. Berdasarkan hasil penelitian, dilihat dari struktur organisasi Koperasi Puspa Anggrek yang ada serta pelaksanaannya belum sepenuhnya sesuai dengan desain organisasi yang ada. Kinerja keuangan Koperasi Puspa Anggrek dilihat dari rasio likuiditasnya selama ini mengalami perubahan kinerja secara fluktuatif. Ditinjau kemampuan koperasi dalam mengelola modal dari luar koperasi ini mampu menjamin seluruh hutang dari total aktiva yang dimilikinya. Dilihat dari rasio rentabilitas Koperasi Puspa Anggrek memiliki rasio rata-rata SHU terhadap total aktivanya berada diatas standar. Kinerja Koperasi Puspa Anggrek dalam melaksanakan prinsip-prinsip koperasi yang sesuai dengan penilaian anggota masih belum cukup memuaskan. Kondisi ini menunjukkan bahwa koperasi masih menitikberatkan pada perbaikan usaha dan keuangan daripada memenuhi kebutuhan anggota 19 Ernawati 2007, menganalisis pengaruh kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan nasabah koperasi Asta Dana Jaya di Baki Sukoharjo. Pada penelitian ini dimensi pelayanan yang digunakan diantaranya tangible, releability, responsiveness, assurance, emphaty. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriktif dan Analisis Tingkat Harapan dan Kinerja yaitu dengan membandingkan tingkat kinerja Koperasi Asta Dana Jaya dengan tingkat harapan nasabah dari dimensi-dimensi kualitas jasa Koperasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dimensi bukti fisik tangible dalam hal fasilitas dan penampilan pegawai Koperasi Asta Dana Jaya sesuai dengan harapan responden. Dimensi kehandalan releability dengan variabel ketepatan waktu pelayanan dan pelayanan yang cepat, akurat, sesuai dengan harapan responden. Sedangkan untuk dimensi ketanggapan responsiveness dengan variabel kesediaan pegawai Koperasi untuk meluangkan waktu dan menanggapi masalah dan keluhan nasabah responden merasa puas, kemudian dalam hal kesadaran pegawai dalam membantu nasabah sesuai dengan harapan responden. Selanjutnya untuk dimensi jaminan assurance sehubungan dengan kompetensi pegawai Koperasi dalam memberikan informasi yang benar dan akurat dan juga yang berhubungan dengan kemampuan pegawai Koperasi dalam melakukan komunikasi yang baik dengan nasabah responden sudah merasa puas atas pelayanan yang diberikan Koperasi. Sedangkan untuk dimensi empati emphaty dalam hal perhatian Koperasi secara individual pada nasabah sudah sesuai dengan harapan responden, selanjutnya dalam hal pemberian tingkat bunga simpanan Koperasi pada nasabah sesuai dengan harapan responden dan mereka sudah merasa puas. Bay 2009, menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap kulalitas pelayanan Koperasi Unit Desa Sialang Makmur Kabupaten Pelalawan. Pada penelitian ini menggunakan dimensi pelayanan tangible, releability, responsiveness, assurance, emphaty. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriktif dan Importance performance Analysis IPA dan Customer Satisfaction Indeks CSI. Berdasarkan analisis IPA, pada dimensi tangible atribut paling penting dan yang paling memuaskan adalah teknologi penunjang. Pada dimensi releability atribut yang paling penting dan yang paling memuaskan adalah pembagian SHU tepat waktu. Pada dimensi responsiveness atribut yang paling penting dan yang paling memuaskan adalah pemberian informasi secara jelas. Pada dimensi assurance atribut paling 20 penting adalah kejujuran pengurus dan karyawan, dan kinerja yang paling baik terdapat pada atribut pembagian SHU yang tepat jumlahnya pada anggota. Pada dimensi emphaty atribut yang paling penting terdapat pada atribut keramahan pengurus dan karyawan, dan kinerja yang paling baik terdapat pada atribut kesabaran pengurus dan karyawan KUD. Penelitian terdahulu telah membantu penulis dalam membangun model menganalisis kepuasan anggota koperasi terhadap kualitas pelayanan di Koperasi Unit Desa Mandiri. Terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Persamaan tersebut terdapat pada penggunaan lima dimensi pelayanan tangible, releability, responsiveness, assurance, emphaty dan menggunakan metode deskriktif, untuk melihat tingkat kepuasan anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas. Perbedaaan dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini mencoba untuk mengaitkan kesesuaian kebutuhan anggota dengan pelayanan yang diberikan koperasi dan penelitian ini menggunakan analisis nilai rata-rata dan uji Wilcoxon. III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Pelayanan koperasi terhadap anggota

Koperasi merupakan perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara dekmokratis. Pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan orang lain sesuai dengan haknya. Hal ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada pelanggan, agar kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi sesuai dengan harapan mereka. Munir,1991. Rasa menyenangkan atau tidak menyenangkan yang diterima anggota menjadi anggota koperasi tergantung dari pelayanan yang diberikan koperasi kepada anggotanya. Jika pelayanan koperasi buruk kepada anggotanya maka akan menyebabkan rasa tidak menyenangkan bagi anggotanya, sehingga anggota akan tidak berpartisipasi aktif pada koperasi.

3.1.2. Dimensi Kualitas Pelayanan

Koperasi sebagai sebuah lembaga bisnis yang bertujuan untuk mensejahterakan anggota, harus memperhatikan pelayanan yang diberikan agar kepuasan pelanggan dapat tercapai. kualitas pelayanan adalah sebuah tingkat kemampuan dari sebuah koperasi dalam memberikan segala yang menjadi harapan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya Siagian, 1998 Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan koperasi adalah kemampuan koperasi dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan. Sehingga ini akan dapat mempertahankan koperasi dan mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan. Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan adalah model Service Quality SERVQUAL. SERVQUAL dibangun berdasarkan dua faktor utama yaitu kebutuhan yang diinginkan pelanggan dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan expected service. Jika kegiatan lebih dari yang diharapkan, maka kualitas layanan dapat dikatakan bermutu. Akan tetapi, jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka 23 kualitas pelayanan dikatakan tidak bermutu. Sedangkan jika layanan sama dengan harapan maka kualitas layanan tersebut memuaskan. Dengan demikian, Service Quality dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima Parasuraman, 2005. Menurut Parasuraman 2005, dalam memberikan pelayanan, perusahaan perlu memperhatikan lima dimensi Service Quality yaitu: 1. Tangible atau bukti fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak pelanggan. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik serta lingkungan sekitar perusahaan adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Dimensi tangible terdiri dari gedung, teknologi yang digunakan serta penampilan pegawainya. 2. Releability atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan secara akurat dan terpercaya. Dimensi releability terdiri dari ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan, ketersediaan apa yang dibutuhkan pelanggan, memberikan perhatian kepada pelanggan. 3. Responsiveness atau ketanggapan yaitu kemampuan perusahaan untuk membantu dan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Variabel yang termasuk dalam dimensi ini adalah kecepatan pelayanan, pemberian informasi. 4. Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, keramahan dan kemampuan para pengurus untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. 5. Emphaty yaitu memberikan perhatian yang tulus bersifat individual atau pribadi yang diberikan perusahaan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan. Pada penentuan kualitas pelayanan ini bahwa koperasi adalah pemilik perusahaan dan anggota sebagai pelanggan. Koperasi harus menempatkan anggota paling utama dibandingkan non anggota, ini dapat dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan anggota. Koperasi juga harus mampu memperhatikan bahwa manusia merupakan unsur penyampain jasa pelayanan yang sangat penting, sehingga Service Quality harus dilaksanakan oleh orang-orang yang benar-benar mampu melaksanakannya. Oleh karena itu, pemilihan 24 karyawan yang benar-benar handal menjadi hal yang sangat penting bagi eksistensi koperasi.

3.1.3. Pentingnya Pengukuran Kualitas Pelayanan

Pengukuran kualitas jasa dipandang sangat penting bagi koperasi, dimana dapat berguna untuk mengukur kesenjangan antara harapan dan persepsi pelanggan tentang jasa yang diberikan koperasi, Sehingga dapat dilakukan koreksi jika pelayanan yang diberikan kurang memuaskan pelanggan. Pengalaman pengguna jasa dapat dikategorikan ke dalam tiga kriteria, yaitu berupa apa yang dapat dirasakan technical quality, bagaimana cara penyampaian jasa functional quality, dan ditambah dengan kesan terbentuk dalam benak konsumen atau sesudah mengkonsumsi atau menggunakan jasa. Apabila harapannya sesuai dengan apa yang dirasakan setelah menggunakan jasa tersebut, berarti kualitas jasa itu baik. Dengan kata lain, apabila kesan yang ditimbulkan positif, berarti pelanggan merasa puas atau cukup puas. Apabila apa yang dirasakan pelanggan masih di bawah harapannya maka berarti kualitas jasa tersebut masih rendah. Jelaslah bahwa kualitas jasa dapat diukur dari kepuasan pelanggan, yang ditentukan oleh penilaiannya terhadap jasa tersebut total perceived quality. Citra kualitas pelayanan yang baik bukan berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyediaan jasa, melainkan melalui sudut pandang atau pesepsi pelanggan.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional