41
diperoleh anggota KUD Mandiri Cipanas. Selanjutnya akan dibahas tahapan proses keputusan anggota KUD Mandiri Cipanas. Analisis tersebut dilakukan untuk
mengetahui perbedaan urutan tingkat kebutuhan dan kepuasan yang didapatkan oleh anggota KUD Mandiri Cipanas.
6.2. Proses Keputusan Peternak Menjadi Anggota
KUD Mandiri Cipanas
Pada awalnya para peternak mau bergabung di koperasi karena mereka sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhannya dalam melakukan usaha beternak sapi perah.
Pada penelitian ini pengenalan kebutuhan dikelompokkan berdasarkan jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak. Pengelompokkan peternak dibagi menjadi dua yaitu
peternak yang memiliki ternak dibawah sepuluh ekor sapi kategori A dan peternak yang memiliki ternak diatas sepuluh ekor sapi Kategori B. Pengelompokkan ini
dilakukan untuk melihat perbedaan tingkat kebutuhan dan kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas
.
6.2.1. Proses Pengenalan Kebutuhan Anggota
KUD Mandiri Cipanas
Proses pengenalan kebutuhan adalah tahap awal dari proses keputusan peternak untuk bergabung menjadi anggota KUD Mandiri Cipanas. Pada tahap ini
peternak mengenali suatu kebutuhan atau apa yang mereka butuhkan dari pelayanan KUD Mandiri Cipanas. kualitas pelayanan KUD Mandiri Cipanas pada penelitian ini
dibagi menjadi lima dimensi yaitu dimensi tangible, releability, assurance, emphaty. Pada penelitian ini, identifikasi kebutuhan anggota yang menjadi responden di
KUD Mandiri Cipanas dikelompokkan berdasarkan jumlah ternak yang dimiliki anggota. Pengelompokkan ini dilakukan untuk melihat perbedaan tingkat kebutuhan
anggota akan pelayanan koperasi. Perbedaan kebutuhan yang diperoleh dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan pihak pengurus koperasi akan pelayanan yang
diberikan kepada anggota.
6.2.1.1. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi T
angible
Pengelompokkan anggota KUD Mandiri Cipanas menurut jumlah ternak yang dimiliki responden pada Tabel 11, menunjukkan adanya perbedaan urutan kebutuhan
akan pelayanan dimensi tangible. Hal ini dilakukan untuk melihat posisi variabel dimensi tangible yang paling dibutuhkan oleh anggota koperasi dibandingkan relatif
dengan variabel lainnya.
42
Pada dimensi tangible terdiri dari lima atribut yaitu pertama, kerapihan dan pakaian seragam pengurus ini merupakan suatu identitas yang dimiliki koperasi.
Kedua dan ketiga, kebersihan ruangan koperasi dan perlengkapan fasilitas koperasi bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi anggota dalam berinteraksi dengan
pengurus. Keempat, teknologi penunjang koperasi yang dapat membuat operasional koperasi menjadi lebih efektif dan efisien. Kelima, ketersediaan media informasi
koperasi yang dapat memberi informasi mengenai koperasi ataupun harga produk secara jelas.
Menurut pengelompokkan jumlah ternak yang dimiliki responden, pada Tabel 11 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kebutuhan. Hal ini dapat dilihat responden
A urutan kebutuhan kerapihan dan seragam pengurus lebih tinggi dibandingkan urutan kebutuhan dimensi tangible lainnya, urutan ini ditunjukkan dengan angka 3,75.
Sedangkan responden B kebutuhan akan ketersediaan media informasi seperti koran, majalah berada pada urutan paling tinggi 3,66 dibandingkan relatif dengan empat
kebutuhan lainnya. Tujuan dari ketersediaan media informasi adalah untuk dapat memberikan informasi mengenai pengertian dan tujuan dari koperasi yang sebenarnya
dan harga produk saat ini secara jelas kepada anggota, sehingga anggota tidak mengeluh apabila terjadi penurunan harga.
Perbedaan urutan kebutuhan akan dimensi tangible ini dapat disebabkan peternak A memiih kerapihan dan pakaian seragam pengurus karena menurut
beberapa peternak dengan kerapihan ini mereka nyaman pada saat konsultasi dengan pengurus koperasi. Untuk peternak B memilih ketersediaan media informasi. Hal ini
disebabkan saat ini banyak peternak belum mengetahui apa sebenarnya pengertian dan tujuan dari koperasi, serta mereka tidak mengetahui bagaimana perkembangan
koperasi yang ada di Indonesia, sehingga ini tidak dapat memicu semangat dari anggota koperasi.
Pada saat ini banyak anggota koperasi beranggapan koperasi merupakan suatu departemen yang selalu disubsidi pemerintah, dan anggota selalu mengeluh apabila
terjadi penurunan harga susu dan harga susu yang dijual ke koperasi lebih rendah dibandingkan dijual ke Industri Pengolahan Susu. Jadi dengan adanya media
informasi ini diharapkan anggota koperasi dapat mengerti apa pengertian, prinsip- prinsip dan tujuan koperasi yang sebenarnya, sehingga anggota tidak selalu mengeluh
43
dan menungggu bantuan dari pemerintah serta dapat mencari solusi bersama pengurus untuk mengatasi hal tersebut.
Tabel 11. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan
Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Tangible Kategori Peternak
No Dimensi Tangible
A B
1 Kerapihan dan pakaian seragam pengurus
3,75 3,16
2 Kebersihan ruang koperasi
3,33 2,83
3 Teknologi penunjang kegiatan koperasi seperti
Colling Unit 2,58
2,66 4
Perlengkapan fasilitas koperasi seperti truk pengangkut susu dan pakan
3,20 2,50
5 Ketersediaan media informasi koperasi koran,
majalah 2,04
3,66 Peternak A tingkat kebutuhannya yang paling rendah adalah atribut
ketersediaan media informasi koperasi seperti koran, majalah. Hal ini disebabkan peternak rata-rata pendidikannya adalah SD dan SMP sehingga tingkat kemauan
keingintahuan dan belajar sangat kurang, menurut beberapa responden pengetahuan mereka tentang koperasi sudah cukup diperoleh pada saat menghadiri rapat di
koperasi.
6
.2.1.2 Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi
Releability
Pada penelitian dimensi releability terdiri dari lima atribut yaitu pertama, ketersediaan input di koperasi bertujuan untuk dapat memudahkan anggota koperasi
untuk mendapatkan input yang digunakan dalam beternak sapi perah. Kedua, pinjaman modal ini bertujuan untuk membantu anggota koperasi dalam
mengembangkan usaha peternakannya. Ketiga, penyuluhan teknis ini bertujuan untuk membantu peternak dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam
melakukan beternak sapi perah. Keempat, pembagian SHU tepat waktu, SHU merupakan ciri khas dari koperasi, dengan dibaginya SHU tepat waktu ini merupakan
bentuk konsistensi koperasi dalam memperhatikan hak-hak setiap anggota untuk menerimanya. Kelima, keteraturan jadwal kerja koperasi, sebagai lembaga pelayanan
jadwal kerja harus diperhatikan, hal ini merupakan bentuk kehandalan koperasi dalam hal disiplin waktu.
Pada Tabel 12 pengelompokkan responden berdasarkan jumlah ternak yang dimiliki responden A 4,29 maupun responden B 4,16 memiliki urutan prioritas
44
kebutuhan akan pelayanan KUD Mandiri Cipanas yang sama yaitu kebutuhan akan pinjaman modal. Persamaan kebutuhan ini disebabkan karena dalam meningkatkan
skala usahanya, peternak terkendala dalam modal. Untuk membeli satu ekor sapi betina yang berasal dari Holland harganya sekitar Rp 25 juta, sedangkan pendapatan
dari anggota KUD Mandiri Cipanas rata-rata hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, dengan adanya bantuan modal diharapkan peternak dapat
menambah jumlah ternak yang mereka miliki. Dilihat dari Tabel 12, bahwa responden A 4,29 memiliki tingkat kebutuhan
bantuan modal lebih tinggi dibandingkan dengan responden B 4,16. Hal ini disebabkan pendapatan dari responden A hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari sehingga untuk membeli pakan, obat-obatan, dan menambah jumlah ternak responden tidak dapat membelinya. Sedangkan responden B untuk menambah satu
ekor sapi dari holland membutuhkan menabung selama satu tahun. Sehingga usaha akan lambat untuk berkembang.
Ketersediaan input di KUD Mandiri Cipanas seperti pakan ternak, obat-obatan berada pada urutan kedua. Dilihat dari Tabel 12, responden B 3,41 memiliki tingkat
kebutuhan akan atribut ketersediaan input di koperasi lebih tinggi dibandingkan dengan responden A 3,38. Hal ini disebabkan responden B membutuhkan jumlah
pakan, obat-obatan yang lebih banyak dibandingkan responden A. Pembagian SHU tepat waktu berada pada urutan ke tiga relatif dengan atribut
yang lainnya. Dilihat pada Tabel 12 responden A 3,33 lebih tinggi tingkat kebutuhannya dibandingkan dengan responden B 2,58. Hal ini disebabkan bahwa
responden A sangat mengharapkan pembagian SHU dikarenakan dengan pembagian ini akan menambah jumlah pendapatan responden.
Penyuluhan teknis seperti bagaimana budidaya sapi perah yang baik berada pada urutan ke empat baik untuk responden A dan responden B, ini dikarenakan
peternak merasa sudah menguasai teknik beternak sapi perah dengan baik sehingga tidak terlalu berharap dengan penyuluhan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas.
Tabel 12. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan
Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Releability Kategori Peternak
No Dimensi Releability
A B
A. Ketersediaan input di koperasi seperti pakan
ternak 3,38
3,41
45
B. Pinjaman modal 4,29
4,16 C. Penyuluhan teknis
2,29 2,17
D. Pembagian SHU tepat waktu 3,33
2,58 E. Keteraturan jadwal kerja koperasi
1,66 2,00
Urutan kebutuhan yang paling rendah relatif satu dengan yang lainnya adalah keteraturan jadwal kerja koperasi, hal ini disebabkan responden tidak setiap hari
menggunakan jasa pelayanan KUD Mandiri Cipanas. Biasanya anggota hanya sekali satu bulan sekali datang ke KUD, yaitu pada saat pengambilan uang penjualan susu ke
koperasi. Apabila ada suatu masalah mengenai ternak, anggota tidak datang ke koperasi tetapi pengurus yang datang ke peternak. Dilihat dari Tabel 12 bahwa
responden B 2,00 memiliki tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dibandingkan responden A. Hal ini disebabkan responden B lebih sering datang ke KUD Mandiri
Cipanas untuk berkonsultasi dengan pengurus koperasi.
6.2.1.3. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi
Responsiveniness
Pelayanan koperasi dimensi responsiveness terdiri dari lima atribut yaitu pertama, persyaratan yang mudah untuk mendapatkan input dan modal, dengan
kemudahan ini maka peternak tidak akan kesulitan dalam memperoleh input dan modal. Kedua, pembayaran penjualan susu yang cepat, dengan cepatnya pembayaran
penjualan susu maka peternak dapat memenuhi kebutuhan keberlangsungan kehidupan keluarganya. Ketiga, sanksi bagi anggota yang yang tidak memenuhi
aturan, dengan memberi sanksi kepada anggota yang tidak memenuhi aturan yang disepakati bersama, maka hal tersebut bentuk ketanggapan koperasi dalam
menerapkan disiplin bagi setiap anggota. Keempat, pemberian informasi yang jelas, dengan mengkonfirmasikan hal apapun kepada anggota terutama yang berhubungan
dengan unit usaha koperasi maka hal tersebut bentuk ketanggapan koperasi dalam membantu anggota untuk mendapatkan informasi secara jelas dan transparan agar
tidak terjadi kekeliruan. Kelima, respon aktif terhadap keluhan anggota, dengan menanggapi keluhan dari anggota dengan cepat, maka hal tersebut merupakan bentuk
ketanggapan koperasi dalam mempertanggungjawasedangkan tugas untuk melayani keluhan anggota.
Pengelompokkan responden menurut jumlah ternak yang dimiliki pada Tabel 13, menunjukkan tidak adanya perbedaan urutan kebutuhan responden akan
pelayanan dari koperasi berdasarkan dimensi responsiveniness. Responden A dan
46
responden B prioritas kebutuhan dari atribut dimensi responsiveness adalah pembayaran susu yang cepat. Dilihat dari hasil penelitian, responden B lebih tinggi
tingkat kebutuhan pelayanan pembayaran susu yang cepat dibandingkan dengan responden A. Hal ini disebabkan untuk menjalankan usahanya responden B
membutuhkan modal yang lebih banyak. Responden A dan responden B tingkat kebutuhan kedua relatif kebutuhan satu
dengan yang lainnya adalah persyaratan yang mudah untuk mendapatkan input dan modal. Pada responden A 3,54 tingkat kebutuhannya lebih tinggi dinadingkan
responden B 3,33. Hal ini diduga responden A memiliki pendapatan yang rendah, sehingga untuk memelihara ternak dan mengembangkan usaha responden
mengharapkan bantuan dari koperasi. Apabila responden sulit untuk mendapatkan bantuan input dan modal, ini dapat menyebabkan penurunan jumlah susu yang
dihasilkan dan ternak akan mudah terserang penyakit sehingga dapat mengakibatkan kematian pada ternak.
Tabel 13
. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi responsiveniness
Kategori Peternak No
Dimensi responsiveniness A
B A.
Persyaratan yang mudah untuk mendapatkan input dan modal
3,54 3,33
B. Pembayaran penjualan susu yang cepat
4,16 4,50
C. Sanksi bagi anggota yang tidak mematuhi aturan
1,45 2,0
D. Pemberian informasi yang jelas 2,62
2,16 E.
Respon aktif terhadap keluhan anggota 3,16
3,16 Tingkat kebutuhan yang paling rendah relatif satu dengan lainnya adalah
sanksi bagi anggota yang tidak mematuhi aturan. Hal ini disebabkan pada saat masuk menjadi anggota koperasi telah memiliki komitmen yang sama, yaitu sebelum masuk
menjadi anggota koperasi penjualan susu ke koperasi sebanyak 75 persen dari susu yang dihasilkan dan 25 persen susu dijual ke non koperasi
.
6.2.1.4. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi
Assurance
47
Dimensi assurance terdiri dari tiga atribut yaitu pertama, kejujuran pengurus koperasi, dengan kejujuran dan transparan pengurus maka pengurus dapat dipilih
kembali dan dapat menimbulkan jaminan kepercayaan dari anggota sehingga menimbulkan citra yang baik dari koperasi. Kedua, pembagian SHU yang adil, SHU
merupakan hal yang dinantikan oleh anggota koperasi dengan pembagian SHU yang adil maka dapat menumbuhkan rasa percaya anggota. Ketiga, keterampilan
pengetahuan pengurus koperasi, orang-orang yang menempati posisi pengurus koperasi seharusnya memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik di
bidang manajemen koperasi. Dengan koperasi mampu membuktikan hal tersebut, maka dapat menumbuhkan jaminan kepercayaan dari anggota karena tidak salah
dalam memilih pengurus. Tabel 14, menunjukkan terdapatnya perbedaan kebutuhan akan pelayanan
koperasi dari responden A dengan responden B. Responden A prioritas kebutuhan adalah pembagian SHU yang adil dengan nilai rata-rata 2,33. Sedangkan responden B
kebutuhan pelayanan akan keterampilan dan pengetahuan pengurus menjadi kebutuhan prioritas dibandingkan dengan variabel lainnya dengan nilai rata-rata 2,50.
Perbedaan kebutuhan tersebut disebabkan responden A hanya memiliki pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya, sehingga dalam
pembagian SHU tidak terjadi pilih kasih oleh anggota, jadi pembagian SHU sesuai dengan penggunaan jasa koperasi oleh anggota, misalnya selalu membeli pakan,
meminjam modal dan menjual susu ke koperasi secara rutin. Responden B kebutuhan utamanya adalah keterampilan dan pengetahuan
pengurus. Hal ini disebabkan responden B memiliki ternak yang banyak sehingga dalam menjalankan usaha banyak masalah yang dihadapi dalam beternak. Jadi dengan
terampilnya dan luasnya pengetahuan pengurus akan penanggulangan masalah yang dihadapi peternak dalam menjalani usahanya maka peternak tidak akan mengalami
banyak kerugian jika mengalami suatu masalah.
Tabel 14.
Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi Assurance
Kategori Peternak No
Dimensi Assurance A
B A. Kejujuran pengurus koperasi
1,46 1,50
B. Pembagian SHU yang adil 2,33
1,83 C. Keterampilan dan pengetahuan
2,13 2,50
48
penguruskaryawan Tingkat kebutuhan yang paling redah dari variabel lainnya adalah kejujuran
pengurus baik responden A dan responden B. Hal ini disebabkan karena anggota merasa yakin bahwa pengurus KUD Mandiri Cipanas jujur dalam melayani
anggotanya, pengurus tidak akan bohong jika ada suatu yang harus disampaikan.
6.2.1.5. Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi
emphaty
Dimensi emphaty terdiri dari empat atribut yaitu pertama konsultasi teknis, dengan menerimanya konsultasi anggota baik secara individu maka dapat
menimbulkan rasa sikap emphatik terhadap pengurus koperasi. Kedua, kesabaran pengurus dalam menghadapi protes dari anggota, dengan kesabaran pengurus
menghadapi protes maka hal tersebut juga bentuk sikap empati koperasi kepada anggotanya. Ketiga, keramahan pengurus dalam melayani anggota, dengan keramahan
pengurus maka secara tidak langsung dapat menimbulkan rasa sikap emphaty dan dapat menimbulkan loyalitas dari anggota. Keempat adalah bantuan biaya rumah sakit
apabila anggota ada yang sakit, dengan memperhatikan kesehatan anggota dengan memberikan bantuan biaya pengobatan dapat menimbulkan sikap empati terhadap
koperasi. Hasil analisis yang dilakukan menurut pengelompokkan jumlah ternak yang
dimiliki responden Tabel 15 memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda. Responden A prioritas kebutuhan akan pelayanan koperasi menurut dimensi emphaty adalah
bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit dibandingkan relatif dengan kebutuhan lainnya. Sedangkan responden B prioritas kebutuhannya adalah konsultasi
teknis dibandingkan relatif dengan kebutuhan lainnya. Perbedaan kebutuhan responden berdasarkan pengelompokkan jumlah ternak
disebabkan responden A memiliki pendapatan yang hanya dapat memenuhi kebutuhan kehidupan keluarga sehari-hari. Jadi, apabila ada anggota keluarga mengalami sakit
yang harus di rawat inap di rumah sakit, maka responden tidak memiliki biaya dan akan meminjam kepada tetangganya. Dengan adanya bantuan dari koperasi maka
beban yang ditanggung oleh responden dapat berkurang. Responden B kebutuhan utamanya adalah konsultasi teknis mengenai
permasalahan tentang penyakit ternak, penyebab turunnya kualitas susu. Hal ini diduga responden memiliki jumlah ternak yang banyak dan menghasilkan susu sapi
49
yang banyak, sehingga apabila kualitas susu tidak memenuhi standard dan adanya ternak yang mati karena penyakit maka kerugian yang ditanggung peternak sangat
besar.
Tabel 15 . Identifikasi Pengelompokkan Jumlah Ternak Menurut Proses Pengenalan
Kebutuhan Akan Pelayanan Dimensi emphaty Kategori Peternak
No Dimensi Emphaty
A B
A. Konsultasi teknis 2,42
3,33 B.
Kesabaran pengurus dalam menghadapi protes anggota
2,08 2,50
C. Keramahan pengurus dalam melayani anggota 2,25
2,50 D
Bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit
3,00 1,67
Urutan kebutuhan yang paling rendah kebutuhan responden A adalah keramahan pengurus dalam melayani anggota hal ini disebabkan karena responden
hanya bertemu dengan pengurus satu bulan sekali dan dari awalnya pengurus adalah ramah-ramah.
Urutan kebutuhan yang paling rendah kebutuhan responden B adalah bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit.hal ini disebabkan responden telah
memiliki tabungan untuk hal ini sehingga ini tidak menjadi beban bagi responden.
6.2.2 Proses Evaluasi Kepuasan Anggota Koperasi
Kepuasan dan ketidakpuasan anggota merupakan perasaan senang atau kecewa dari seseorang, tingkat kepuasan ini ditunjukkan oleh urutan tiap variabelnya.
Seperti yang telah dijelaskan di metode penelitian, perbedaan tingkat kepuasan responden dilihat dari angka yang telah diberi rata-rata. Makin tinggi angka yang
ditunjukkan akan menunjukkan semakin tinggi urutan tingkat kepuasan yang didapatkan oleh responden tersebut.
6.2.2.1 Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Tangible
Pada Tabel 16, menunjukkan responden A dan responden B memiliki urutan kepuasan yang sama pada tiap atribut dimensi tangible. Walaupun sebelumnya tingkat
kebutuhan akan dimensi tangible berbeda, tetapi setelah menjadi anggota koperasi mendapatkan kepuasan yang sama akan pelayanan dimensi tangible.
Responden A dan responden B merasa puas akan kerapihan dan penggunaan pakaian seragam pengurus, karena pada KUD Mandiri Cipanas telah menerapkan
penggunaan pakaian seragam dan berpenampilan rapi oleh pengurus saat melakukan
50
pelayanan kepada anggota koperasi. Untuk atribut kebersihan ruangan responden juga merasa puas karena KUD Mandiri Cipanas telah melakukan kebersihan ruangan
setiap pagi sehingga kebersihan ruangan selalu terjaga. Atribut teknologi penunjang kegiatan koperasi responden A dan responden B
sudah merasa puas karena koperasi telah memiliki sarana usaha yang lengkap seperti dua unit colling unit, laboratorium susu dan seperangkat peralatannya. Atribut
perlengkapan fasilitas koperasi responden juga sudah merasa puas karena KUD Mandiri Cipanas memiliki truk pengangkut susu dan pakan, dua unit sepeda motor
untuk operasional petugas inseminasi buatan IB dan kesehatan hewan. Atribut ketersediaan media informasi koperasi seperti koran, majalah
responden A merasa puas tetapi responden B merasa tidak puas akan atribut tersebut. Pada KUD Mandiri Cipanas terdapat majalah dan koran koperasi tetapi majalah dan
koran tersebut tidak ada yang terbaru sehingga responden yang ingin mengetahui bagaimana perkembangan koperasi di indonesia selalu ketinggalan informasi.
Responden A sudah merasa puas akan atribut tersebut karena rata-rata pendidikannya adalah SD dan SMP sehingga minat baca dan belajar sangat rendah.
Responden B merasa tidak puas akan atribut tersebut karena rata-rata pendidikan SMP dan SMA dan mereka sadar akan pentingnya berdiri koperasi sehingga selalu ingin
tahu bagaimana perkembangan koperasi saat ini. Menurut dari beberapa responden setiap mau membaca majalah tidak ada yang terbaru, KUD Mandiri Cipanas hanya
terdapat majalah terbitan empat bulan yang lalu dan ada sampai terbitan satu tahun yang lalu. Anggota koperasi tidak mengetahui perkembangan koperasi dan penyebab
harga susu menurun, ini akan memicu keluhan anggota kepada pengurus KUD Mandiri Cipanas karena anggota tidak mengetahui apa penyebab terjadinya
penurunan harga susu. Hasil analisis rata-rata dikuatkan dengan analisis statistik untuk melihat
perbedaan yang signifikan pada pelayanan dimensi tangible. Hasil analisis menunjukkan responden A nilai z output lebih kecil dari statistik Tabel |-
1,642||-1,645| sehingga terima Ho, artinya responden A tidak terdapat perbedaan yang signifikan akan pelayanan dimensi tangible antara sebelum dan sesudah masuk
menjadi anggota koperasi koperasi. Hal ini berarti bahwa pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas kepada responden A sudah sesuai dengan kebutuhannya.
51
Hasil analisis statistik responden B menunjukkan nilai z output lebih besar dari statistik Tabel |-1,843||-1,645| sehingga tolak Ho, artinya responden B terdapat
perbedaan yang signifikan akan pelayanan dimensi tangible antara sebelum dan sesudah masuk menjadi anggota koperasi. Hal ini berarti bahwa pelayanan yang
diberikan KUD Mandiri Cipanas kepada responden B belum sesuai dengan kebutuhannya.
Tabel 16. Identifikasi Tingkat Kepuasan Pelayanan Dimensi Tangible Sebelum dan
Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas Sebelum
Sesudah No
Dimensi Tangible A
B A
B 1
Kerapihan dan pakaian seragam pengurus
3,75 3,16
3,70 3,50
2 Kebersihan ruang koperasi
3,33 2,83
3,38 3,17
3 Teknologi penunjang
kegiatan koperasi seperti Colling Unit
2,58 2,66
2,58 3,33
4 Perlengkapan fasilitas
koperasi seperti truk pengangkut susu dan
pakan 3,20
2,50 3,25
3,00
5 Ketersediaan media
informasi koperasi koran, majalah
2,04 3,66
2,08 2,21
Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa atribut yang belum memuaskan bagi anggota koperasi yang memiliki ternak diatas 10 ekor adalah ketersediaan media
informasi mengenai koperasi. Hal ini perlu diperhatikan oleh pengurus koperasi. Karena media informasi ini sangat penting untuk dapat menambah pengetahuan
anggota mengenai koperasi dan informasi perkembangan harga susu di Indonesia, sehingga dapat meminimalkan keluhan anggota koperasi dan menyadarkan anggota
akan penting berdirinya sebuah koperasi.
6.2.2.2. Identifikasi Tingkat Kepuasan akan Pelayanan Dimensi Relebility
Pada Tabel 17 menunjukkan responden A dan responden B atribut bantuan modal tidak puas akan pelayanan dimensi releability. Hal ini disebabkan jumlah
pinjaman yang dibutuhkan tidak sesuai dengan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas, karena pengurus KUD Mandiri Cipanas membatasi jumlah pinjaman anggota,
52
pemberian pinjaman tergantung dari skala usaha yang dijalankan anggota. Pembatasan jumlah pinjaman disebabkan terbatasnya dana yang dimiliki oleh
koperasi. Modal yang dimiliki koperasi diperoleh dari anggota dan donasi, jumlah
modal yang dimiliki pada umumnya digunakan untuk menutupi biaya operasional, sehingga modal untuk pinjaman anggota menjadi terbatas. KUD Mandiri Cipanas
pernah ditawarkan oleh pihak bank untuk diberikan pinjaman, namun pihak koperasi menolak dengan pertimbangan bunga yang diberikan pihak bank terlalu tinggi.
Menurut pengurus koperasi, saat ini koperasi sangat berharap adanya bantuan modal dari pemerintah.
Dilihat dari nilai rata-rata bahwa responden A 1,83 tingkat kepuasannya lebih rendah dibandingkan dengan responden B 2,00. Hal ini disebabkan jumlah
pinjaman yang diberikan koperasi lebih besar diberikan kepada responden B. Menurut pengurus koperasi penerapan pemberian pinjaman yang adil bagi responden A dengan
responden B telah pernah diterapkan, tetapi kebanyakan responden A tidak menggunakan pinjaman modal untuk keperluan usahanya melainkan untuk
kepentingan di luar usaha beternak sapi perah, misalnya uang pinjaman digunakan untuk membayar cicilan motor. Dengan terbatasnya pinjaman modal dari KUD
Mandiri Cipanas, maka pihak tengkulak memanfaatkan hal tersebut. Tengkulak memberikan berapa pun pinjaman yang didinginkan oleh anggota, tetapi dengan
syarat anggota harus menjual susu kepada tengkulak. Saat ini keadaan peternak mengalami kesulitan, disebabkan terjadinya
penurunan harga susu di tingkat Industri Peternakan Susu IPS. Pihak IPS selalu menyatakan kualitas susu dari peternak rendah, sehingga pihak IPS membeli susu
peternak dibawah harga standar. Pendapatan peternak saat ini tidak mencukupi kebutuhan kehidupan sehari-hari sehingga banyak peternak mencari pekerjaan lain.
Peternak selalu berharap untuk mendapatkan bantuan modal dari pemerintah.
Tabel 17.
Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Releability Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas
Sebelum Sesudah
No Dimensi Releability
A B
A B
A. Ketersediaan input di
koperasi seperti pakan ternak
3,38 3,41
4,08 3,51
53
B. Pinjaman modal 4,29
4,16 1,83
2,00 C. Penyuluhan teknis
2,29 2,17
2,88 2,50
D. Pembagian SHU tepat
waktu 3,33
2,58 3,67
4,00 E.
Keteraturan jadwal kerja koperasi
1,66 2,00
2,58 2,30
Berdasarkan Tabel 17, diketahui bahwa pelayanan akan ketersediaan input di KUD Mandiri Cipanas responden A dan responden B sudah merasa puas, karena
koperasi selalu mempersiapkan persediaan pakan di gudang. Jadi pada saat responden membutuhkan input, pengurus KUD Mandiri Cipanas mengantarkan input ke
anggotanya sehingga anggota tidak pernah mengalami kekurangan input dalam melakukan beternak sapi perah.
Pelayanan akan penyuluhan teknis responden A dan responden B sudah merasa puas karena peternak sudah memiliki pengalaman yang banyak tentang
beternak sapi perah. Pihak koperasi juga selalu mengarahkan para peternak bagaimana cara melakukan pemerahan dan sterelisasi agar mutu susu tidak menjadi rusak. Pada
atiribut pembagian SHU tepat waktu responden A dan responden B sudah merasa puas. Hal ini disebabkan koperasi melakukan pembagian SHU setiap tahunnya.
Hasil analisis rata-rata dikuatkan dengan analisis statistik untuk melihat perbedaan yang signifikan pada pelayanan dimensi realibility. Hasil analisis statistik
responden A dan responden B menunjukkan nilai z output lebih besar dari statistik Tabel |-1,841||-1,645| sehingga tolak Ho. Artinya responden A dan responden B
terdapat perbedaan yang signifikan akan pelayanan dimensi realibility antara sebelum dan sesudah masuk menjadi anggota koperasi. Hal ini berarti bahwa pelayanan yang
diberikan KUD Mandiri Cipanas dilihat dari dimensi realibility kepada responden A dan responden B belum sesuai dengan kebutuhannya.
Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa atribut yang belum memuaskan bagi anggota koperasi Adalah pinjaman modal. Hal ini perlu diperhatikan oleh
koperasi agar anggota koperasi dapat meningkatkan skala usaha. Apabila koperasi tidak mau meminjam ke pihak bank, koperasi harus mencari solusi untuk dapat
memperoleh modal untuk dipinjamkan kepada anggota.
6.2.2.3. Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Responsiveness
Tabel 18 pada dasarnya responden A maupun responden B secara keseluruhan urutan kepuasan akan pelayanan dimensi responsiveness yang didapatkan setelah
54
menjadi anggota koperasi sama. Tetapi dilihat dari masing-masing variabel akan dimensi responsiveness, sebelum dan sesudah menjadi anggota koperasi memiliki
perbedaan yang nyata. Pada masing-masing variabel akan dimensi responsiveness responden A dan responden B tidak puas dengan atribut pembayaran penjualan susu
yang cepat. Tidak puasnya responden akan pelayanan pembayaran susu yang cepat
disebabkan KUD Mandiri Cipanas membayar susu dari peternak dilakukan satu kali sebulan. Beternak sapi perah merupakan hasil pendapatan utama dari peternak,
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari peternak melakukan pinjaman ke tengkulak. Akibat dari peminjaman ini, anggota menjual sebagian susu kepada
tengkulak tanpa sepengetahuan dari KUD Mandiri Cipanas. Hal ini sangat merugikan bagi koperasi, jika ini dibiarkan secara terus-menerus akan mengakibatkan KUD
Mandiri Cipanas mengalami kebangkrutan. Peternak mengharapkan pembayaran susu dilakukan paling lama sekali seminggu.
Dilihat dari Tabel 18, bahwa responden B 2,33 dengan responden A 3,29 terdapat perbedaan tingkat kepuasan anggota koperasi akan pelayanan pembayaran
susu yang cepat. Hal ini disebabkan responden B membutuhkan modal yang banyak dalam menjalankan usahanya. Atribut persyaratan yang mudah untuk mendapatkan
input dan modal responden A dan responden B sudah merasa puas akan pelayanan tersebut. Hal ini diduga KUD Mandiri Cipanas selalu menyediakan pakan dan obat-
obatan di gudang koperasi. Jadi pada saat anggota membutuhkan input KUD Mandiri Cipanas langsung mengantar input tersebut kepada anggota. Untuk persyaratan modal,
anggota mudah untuk memperolehnya dan waktu pencarian tidak membutuhkan waktu yang lama.
55
Tabel 18. Identifikasi Tingkat Kepuasan akan Pelayanan Dimensi Responsiveness
Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas
Sebelum Sesudah
No Dimensi Responsiveness
A B
A B
A. Persyaratan yang mudah
untuk mendapatkan input dan modal
3,54 3,30
4,16 3,50
B. Pembayaran penjualan susu
yang cepat 4,16
4,50 3,29
2,33 C.
Sanksi bagi anggota yang tidak mematuhi aturan
1,45 2,00
1,58 2,00
D. Pemberian informasi yang
jelas 2,62
2,16 2,71
3,34 E.
Respon aktif terhadap keluhan anggota
3,16 3,16
3,17 4,50
Atribut sanksi bagi anggota yang tidak mematuhi aturan responden sudah merasa puas. Karena pada anggota KUD Mandiri Cipanas memiliki komitmen
bersama dan koperasi menerapkan bebas untuk masuk dan keluar menjadi anggota koperasi tanpa ada ikatan. Jadi, tujuan utama bergabung ke koperasi agar
kesejahteraan anggota meningkat dan untuk mempermudah dalam menjalankan usaha beternak sapi perah. Atribut respon aktif terhadap keluhan anggota responden sudah
merasa puas karena setiap responden mengeluh karena terdapatnya masalah pengurus koperasi cepat menanggapi keluhan anggota.
Hasil analisis statistik responden A menunjukkan nilai z output lebih besar dari statistik Tabel |-1,841||1,645|, dan responden B menunjukkan nilai z output
lebih besar dari statistik Tabel -1,648-1,645 sehingga tolak Ho, yang artinya responden A dan responden B terdapat perbedaan yang signifikan akan pelayanan
dimensi responsiveness antara sebelum dan sesudah masuk menjadi anggota koperasi. Hal ini berarti bahwa pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas dilihat dari
dimensi responsiveness kepada responden A dan responden B belum sesuai dengan kebutuhannya.
Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui bahwa atribut yang belum memuaskan bagi anggota koperasi adalah pembayaran penjualan susu yang cepat. Hal ini perlu
diperhatikan oleh koperasi agar anggota koperasi dapat memenuhi kebutuhan kehidupannya sehari-hari tanpa meminjam dari tengkulak. Apabila koperasi tidak
mempertimbangkan hal tersebut diduga anggota koperasi akan menjual susunya ke tengkulak, karena pihak tengkulak langsung membayar susu kepada anggota.
56
6.2.2.4. Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi assurance
Pada Tabel 19 menunjukkan urutan kepuasan yang sama pada responden A dan responden B akan pelayanan kejujuran pengurus koperasi, pembagian SHU yang
adil dan keterampilan dan pengetahuan dari pengurus. Atribut kejujuran pengurus koperasi sudah baik dan dapat memenuhi tingkat kebutuhan dari anggota. Selama ini
anggota menilai belum menemui kecurangan yang dilakukan oleh pengurus koperasi yang terpilih saat ini.
Anggota puas atas kinerja pengurus koperasi yang selalu membagi SHU secara adil yang dibagikan setiap tahun dengan jumlah yang tepat sesuai peran
anggota terhadap koperasi tanpa mendiskriminasi anggota. Untuk atribut keterampilan dan pengetahuan pengurus responden sudah merasa puas karena setiap ada
permasalahan yang dihadapi dalam usaha beternak sapi perah, koperasi secara cepat mencari solusi dan menanggulangi permasalahan tersebut.
Hasil analisis menunjukkan responden A nilai z output lebih kecil dari statistik Tabel |-1,342||-1,645|, dan responden B nilai Z output lebih kecil dari statistik
Tabel |-1,00||1,645| sehingga terima Ho, Artinya responden A dan responden B tidak terdapat perbedaan yang signifikan akan pelayanan dimensi assurance antara
sebelum dan sesudah masuk menjadi anggota koperasi. Hal ini berarti bahwa pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas dilihat dari dimensi assurance
kepada responden A dan responden B sudah sesuai dengan kebutuhannya Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa keseluruhan atribut sudah dapat
memuaskan bagi anggota koperasi. pelayanan akan dimensi assurance ini dapat dipertahankan atau ditingkatkan oleh koperasi sehingga anggota dapat bertahan
menjadi anggota koperasi.
Tabel 19. Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi assurance
Sebelum dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas
No Dimensi Assurance
Sebelum Sesudah
A B
A B
A. Kejujuran pengurus koperasi
1,46 1,50
1,54 1,50
B. Pembagian SHU yang adil
2,33 1,83
2,33 2,00
57 C.
Keterampilan dan pengetahuan penguruskaryawan
2,13 2,50
2,17 2,50
6.2.2.5 Identifikasi Kepuasan Anggota Akan Pelayanan Dimensi Emphaty
Pada Tabel 20 menunjukkan urutan kepuasan akan pelayanan dimensi emphaty untuk responden A dan responden B mendapatkan kepuasan yang sama
secara berturut-turut yaitu kesabaran pengurus dalam menghadapi protes anggota dan keramahan pengurus dalam melayani anggota. sedangkan untuk atribut pelayanan
konsultasi teknis dan bantuan biaya rumah sakit apabila anggota ada yang sakit terdapat perbedaan tingkat kepuasan antara responden A dan responden B.
Perbedaan tingkat kepuasan dikarenakan responden B mempunyai ternak yang lebih banyak, sehingga responden lebih mengutamakan konsultasi teknis. Responden
puas akan pelayanan konsultasi teknis disebabkan KUD Mandiri Cipanas selalu memberikan pengarahan kepada anggota yang mengalami suatu masalah atau
kesulitan dalam melakukan usahanya. Dimana pada saat anggota melakukan konsultasi kepada koperasi, pengurus langsung menangani hal tersebut, sehingga
masalah ini tidak lama dibiarkan. Responden A lebih puas akan pelayanan bantuan biaya rumah sakit apabila
anggota ada yang sakit. Hal ini disebabkan setiap ada anggota koperasi yang sakit dan tidak mampu membayar biaya rumah sakit, pihak koperasi dan anggota lainnya
memberikan bantuan dana, sehingga anggota yang sakit tidak sulit untuk membayar biaya rumah sakit.
Hasil analisis menunjukkan responden A nilai z output lebih kecil dari statistik Tabel |-1,633||-1,645| dan responden B nilai z output lebih kecil dari statistik Tabel
|-1,342||-1,645| sehingga terima Ho. Artinya responden A dan responden B tidak terdapat perbedaan yang signifikan akan pelayanan pada dimensi emphaty antara
sebelum dan sesudah masuk menjadi anggota koperasi. Hal ini berarti bahwa pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas dilihat dari dimensi emphaty kepada
responden A dan responden B sudah sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa keseluruhan atribut sudah dapat
memuaskan bagi anggota koperasi yang memiliki ternak. pelayanan akan dimensi emphaty ini dapat dipertahankan atau ditingkatkan oleh koperasi sehingga anggota
dapat bertahan menjadi anggota koperasi.
58
Tabel 20. Identifikasi Tingkat Kepuasan Akan Pelayanan Dimensi Emphaty Sebelum
dan Sesudah Menjadi Anggota KUD Mandiri Cipanas
Sebelum Sesudah
N o
Dimensi Emphaty A
B A
B A. Konsultasi teknis
2,40 3,33
2,42 3,50
B. Kesabaran pengurus dalam
menghadapi protes anggota 2,08
2,50 2,21
2,50 C.
Keramahan pengurus dalam melayani anggota
2,25 2,50
2,29 2,50
D Bantuan biaya rumah sakit
apabila anggota ada yang sakit
3,00 1,67
3,13 1,83
6.3. Implikasi dari Penelitian