Ketentuan Pembagian Sisa Hasil Usaha SHU

35 peternak tentunya belum dapat terpenuhi sesuai dengan yang diharapkan. Kenaikan harga susu dari Industri Peternakan Susu, senantiasa dikaitkan dengan penekanan kualitas yang sangat ketat, sehingga harga yang dibayarkan sangat di tentukan oleh kualitas susu yang dihasilkan. Namun dengan adanya terobosan usaha pengolahan susu pasteurisasi dapat menunjang peningkatan harga jual susu. Meningkatnya produksi dan kualitas susu sangat ditunjang oleh kualitas pakan konsentrat, untuk mendapatkan kualitas konsentrat yang baik dan terjangkau sangatlah sulit, karena hampir semua bahan baku konsentrat mengalami kenaikan sehingga harga konsentrat masih di atas harga yang ideal 50 persen dari harga susu 3. Unit Usaha Simpan Pinjam Pelayanan unit usaha simpan pinjam masih di khususkan untuk melayani para anggota yang aktif dan karyawan kerena sesuai dengan kemampuan permodalan yang ada dan keamanan dalam proses pengembaliannya. Setiap anggota KUD Mandiri Cipanas memiliki hak untuk melakukan peminjaman uang koperasi, dan sistem pembayarannya langsung dipotong dari hasil penjualan susu.

5.7. Ketentuan Pembagian Sisa Hasil Usaha SHU

Ketentuan pembagian hasil usaha bersih dari unit usaha yang menyangkut transaksi dengan anggota sebagaimana diatur dalam anggaran rumah tangga KUD Mandiri Cipanas Bab II pasal 3 sebagai berikut: 1. 15 dibagikan kepada anggota yang bertransakasi dengan unit usaha 2. 10 pemupukan modal unit usaha 3. 2,5 dana pendidikan dan pelatihan 4. 2,5 cadangan resiko 5. 20 intensif manajer dan karyawan 6. 10 insentif pengurus dan pengawas 7. 40 diserahkan ke induk organisasi KUD. Adapun ketentuan pembagian Sisa Hasil Usaha SHU bersih keseluruhan Induk organisasi KUD, sebagaimana diatur dalam anggaran dasar KUD Mandiri Cipanas pada Bab XVI pasal 55 sebagai berikut: 1. 50 untuk anggota 2. 30 untuk cadangan 3. 5 insentif pengurus dan pengawas 4. 5 insenitf manajer dan karyawan 36 5. 5 untuk dana pendidikan koperasi 6. 2,5 untuk dana pembagunan daerah kerja 7. 2,5 untuk dana sosial. 37 VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Karakteristik Responden Koperasi Unit Desa KUD Mandiri Cipanas Responden pada penelitian ini adalah anggota KUD Mandiri Cipanas dengan jumlah 30 responden. Karakteristik responden anggota KUD Mandiri Cipanas terdiri dari umur peternak, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan lain, pendapatan, dan jumlah ternak yang dimiliki.

6.1.1. Usia Responden

Memahami usia pelanggan penting dilakukan karena pelanggan yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan menggunakan jasa yang berbeda, termasuk jasa pelayanan yang diberikan KUD Mandiri Cipanas. Usia produktif menurut Sumarwan 2003 adalah kelompok usia yang masih dalam batas siklus hidup dewasa lanjut 25 tahun-35 tahun dan siklus hidup separuh baya 36 tahun-50 tahun Sedangkan untuk usia tidak produktif adalah usia yang termasuk kategori tua 51 tahun-65 tahun. Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kelompok Usia Tahun Jumlah Anggota orang Persentase 25-35 5 16,66 36-50 16 53,34 51-65 9 30,00 Total 30 100,00 Tabel 5 menunjukkan bahwa kelompok usia pada siklus hidup separuh baya 36 tahun-50 tahun memiliki persentase yang lebih tinggi yaitu 53,34 persen dibandingkan kelompok usia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peternak berada pada dalam usia produktif.

6.1.2. Jenis kelamin Responden

Pada Tabel 6 dilihat sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 93,33 persen, artinya laki-laki lebih produktif untuk menjadi peternak sapi perah dibangdingkan dengan perempuan. Hal ini dikarenakan dalam beternak sapi perah membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Tetapi sekitar 6,64 persen terdapat juga peternak sapi perah berjenis kelamin perempuan, hal ini disebabkan ada beberapa hal yaitu akibat kematian pasangan dan akibat dari perceraian. Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Anggota orang Persentase Perempuan 28 93,33 38 Laki-laki 2 6,64 Total 30 100,00

6.1.3. Tingkat pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden yang dimaksud adalah pendidikan terakhir yang telah ditempuh oleh responden. Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi cara berpikir, cara pandang bahkan persepsi seseorang terhadap suatu produk atau jasa. Latar belakang pendidikan juga menjadi karakteristik responden yang penting dalam penelitian ini, karena semakin tinggi tingkat pendidikan peternak maka samakin tinggi juga pengetahuan peternak tentang kualitas pelayanan pada koperasi. Pada Tabel 7 menunjukkan dari keseluruhan responden pernah mendapat pendididikan secara formal. Jumlah anggota yang berpendidikan SLTP lebih banyak dibandingkan dengan jumlah anggota yang berpendidikan SD, SMA dan PT, yaitu SD 33,33 persen, SLTP 40,00 persen, SMA 23,33 persen, PT 3,34 persen. Dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan anggota KUD Mandiri Cipanas masih terkategori rendah. Dilihat dari tingkat pendidikan anggota Koperasi Unit Desa Mandiri Cipanas masih sangat rendah. Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Anggota orang Persentase SD 10 33,33 SLTP 12 40,00 SMA 7 23,33 PT perguruan tinggi 1 3,34 Total 30 100,00

6.1.4. Pendapatan Responden

Penerimaan hasil susu sapi perah adalah sumberdaya material yang paling utama bagi anggota KUD Mandiri Cipanas, karena dengan hasil susu ternak yang dihasilkan peternak dapat membiayai kebutuhan seluruh anggota keluarganya. Pada saat penelitian, harga jual susu dengan standar yang ditetapkan KUD Mandiri Cipanas sekitar Rp 3.200. Harga susu dari peternak dapat berubah-ubah sesuai dengan kualitas susu yang dihasilkan. Dalam satu hari peternak dapat menghasilkan susu sekitar 11 liter per ekor, karena sapi perah yang dimiliki oleh anggota KUD Mandiri Cipanas adalah jenis sapi lokal. Penerimaan hasil penjualan susu dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu responden yang memiliki penerimaan setiap bulan sekitar Rp 39 2.000.000 sampai Rp 3.000.000, kelompok responden yang memiliki penerimaan Rp 3.100.000 sampai Rp 4.000.000 dan kelompok responden yang memiliki penerimaan lebih dari Rp 4.100.000. Bila dilihat dari penerimaan hasil penjualan susu dalam satu bulan, rata-rata penerimaan peternak sapi perah di KUD Mandiri cipanas paling banyak pada kisaran antara Rp 2.000.000 sampai Rp 3.000.000 yaitu sebanyak 36 persen. Akan tetapi, penerimaan peternak masih dalam bentuk pendapatan kotor atau belum dikurangi dengan biaya operasional dalam usaha beternak sapi perah dan pinjaman anggota kepada KUD Mandiri Cipanas. Menurut keterangan Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur, dilihat dari standar upah minimum Kabupaten Cianjur pada tahun 2009 adalah 677.600 per bulan, maka pendapatan hasil susu sapi perah anggota KUD sudah memenuhi standar minimum yang telah ditetapkan, Artinya secara materi kehidupan anggota KUD Mandiri Cipanas terkategori mencukupi, hal tersebut dapat diihat dari keadaan anggota yang kehidupannya serba berkecukupan atau tidak kekurangan makanan. Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Pendapatan Responden Jumlah Anggota orang Persentase Rp. 2.000.000-3.000.000 11 36,66 Rp. 3.100.000-4.000.000 10 33,33 Rp. 4.100.000 9 30,00 Total 30 100,00

6.1.5. Pekerjaan Lain Responden

Pada Tabel 9 dapat dilihat jenis pekerjaan lain anggota koperasi peternak KUD mandiri Cipanas memiliki jenis pekerjaan lain yang beragam, jenis pekerjaan lain yang paling banyak dilakukan peternak adalah sebagai buruh tani sebanyak 10 orang 33,33 persen. Hal ini disebabkan karena penghasilan mereka dari penjualan susu tidak mencukupi kebutuhan keluarganya. Jadi untuk mencukupi hal tersebut maka peternak melakukan perkerjaan sampingan. Tetapi, 16 orang 53 persen peternak tidak memliki pekerjaan lain dan kehidupan keluarganya tergantung dari beternak sapi perah. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya peranan koperasi dalam mesejahtrerakan anggotanya. Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Lain Pekerjaan Lain Jumlah Responden orang Persentase Pegawai Negeri 4 13,33 40 Buruh Tani 10 33,33 Tidak Ada 16 53,34 Total 30 100,00

6.1.6. Jumlah Ternak Yang Dimiliki Responden

Pada Tabel 10 dapat dilihat peternak yang memiliki ternak 2 ekor sapi sebesar 36,66 persen, 3 ekor sebesar 30,00 persen, 5 ekor sebesar 10,00 persen, 11 ekor sebesar 16,67 persen dan 14 ekor sebesar 3,33 persen. Jumlah ternak yang dimiliki anggota koperasi pada umumnya sangat sedikit diduga disebabkan pendapatan peternak masih rendah, pendapatan yang diperoleh hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sulitnya untuk mendapatkan tambahan modal, sehingga dalam pengembangan usaha peternakan sapi perah menjadi terhambat. Menurut ketua dan anggota KUD Mandiri Cipanas untuk dapat menyisihkan keuntungan dalam pengembangan usaha ternak sapi perah dibutuhkan ternak minimal 10 ekor. Tabel 10 . Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Ternak Jumlah Ternak ekor Jumlah Responden orang Persentase 2 11 36,66 3 9 30,00 5 3 10,00 11 5 16,67 14 1 3,33 Total 30 100,00 Jumlah ternak yang dimiliki oleh responden digunakan sebagai dasar pengelompokkan responden, untuk melihat ada tidaknya perbedaan kebutuhan dan kepuasan anggota KUD Mandiri Cipanas. Pengelompokkan ini akan dibagi menjadi dua yaitu responden yang memiliki ternak di bawah 10 ekor sapi perah kategori peternak A dan responden yang memiliki ternak diatas 10 ekor sapi perah kategori peternak B. Hasil analisis karakteristik anggota KUD Mandiri Cipanas menunjukkan bahwa anggota KUD Cipanas Mandiri memiliki keragaman yang menunjukkan adanya suatu perbedaan dilihat dari umur peternak, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan lain, pendapatan, jumlah ternak yang dimiliki. Adanya perbedaan karakteristik anggota tersebut dapat dibuat suatu pengelompokkan menurut jumlah ternak yang dimiliki oleh anggota KUD Mandiri Cipanas. Dasar dari pengelompokkan tersebut dapat dilihat adanya perbedaan tingkat kebutuhan dan tingkat kepuasan yang 41 diperoleh anggota KUD Mandiri Cipanas. Selanjutnya akan dibahas tahapan proses keputusan anggota KUD Mandiri Cipanas. Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui perbedaan urutan tingkat kebutuhan dan kepuasan yang didapatkan oleh anggota KUD Mandiri Cipanas.

6.2. Proses Keputusan Peternak Menjadi Anggota