Semakin tinggi tingkat produksi akan membutuhkan waktu kerja yang lebih tinggi. Kebutuhan akan waktu kerja dapat terpenuhi dengan mencurahkan
waktu kerja luar rumahtangga lebih banyak. Peningkatan produksi akan meningkatkan curahan kerja luar rumahtangga dalam usaha.
5. Total Penggunaan Waktu Kerja Dalam Usaha
Total penggunaan tenaga kerja dalam usaha terdiri dari curahan kerja rumahtangga dalam usaha dan curahan kerja luar rumahtangga dalam usaha yang
dinyatakan dalam persamaan identitas sebagai berikut: CKLRTD
CKRTD TCKD
+ =
........................................................... 3.8 dimana:
TCKD = total penggunaan tenaga kerja dalam usaha jamtahun
6. Curahan Kerja Rumahtangga Luar Usaha
Curahan kerja rumahtangga ke luar usaha merupakan penawaran tenaga kerja rumahtangga untuk bekerja di luar usaha yang dinyatakan dalam satuan
waktu kerja. Curahan kerja rumahtangga luar usaha diduga dipengaruhi oleh tingkat upah di luar usaha, curahan kerja rumahtangga dalam usaha, jumlah
angkatan kerja rumahtangga dan tingkat pengalaman usaha. Hubungan antar peubah yang mempengaruhi curahan kerja rumahtangga luar usaha dinyatakan
dalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut:
5 4
3 2
1
ε +
+ +
+ +
= PGLN
e AKRT
e CKRTD
e UL
e e
CKRTL ........... 3.9
Parameter dugaan yang diharapkan: e
1
, e
3
, 0 dan e
2
, e
4
dimana:
CKRTL = curahan kerja rumahtangga luar usaha jamtahun UL
= upah luar usaha rupiahhari kerja AKRT = angkatan kerja rumahtangga orang
PGLN = pengalaman usaha tahun Keputusan rumahtangga dalam menawarkan waktu kerja rumahtangga
yang tersedia untuk bekerja di luar usaha tergantung dari kompensasi yang akan diterima yaitu dinyatakan dalam tingkat upah. Jika tingkat upah luar usaha
meningkat maka rumahtangga terdorong untuk lebih banyak mengalokasikan waktu kerja rumahtangga, sehingga curahan kerja rumahtangga luar usaha akan
meningkat. Rumahtangga memiliki waktu kerja yang tersedia yang terbatas. Waktu
kerja tersebut dialokasikan untuk bekerja di dalam usaha dan luar usaha. Jika curahan kerja rumahtangga dalam usaha meningkat maka curahan kerja
rumahtangga yang bekerja di luar usaha akan turun. Asumsi yang digunakan adalah rumahtangga bekerja di sektor informal yang tidak terikat dengan kontrak
perjanjian kerja. Jumlah angkatan kerja menentukan besar kecilnya waktu kerja yang
tersedia yang dimiliki rumahtangga. Jika angkatan kerja rumahtangga meningkat maka curahan kerja tambahan ini mengakibatkan peningkatan pada curahan kerja
rumahtangga yang bekerja di luar usaha. Pengalaman usaha terkait dengan kenyamanan menghindari resiko
rumahtangga terhadap usaha yang dikelolanya. Adanya peningkatan opportunity cost
yang ditanggung rumahtangga jika rumahtangga mencurahkan waktu kerjanya di usaha. Hal ini dikarenakan rumahtangga telah menanamkan
investasinya aset produksi di dalam usaha dan faktor keahlian yang telah dimiliki rumahtangga secara turun-temurun. Akibatnya, peningkatan pengalaman
usaha diduga akan menurunkan curahan kerja rumahtangga di luar usaha.
7. Biaya Produksi Kerupuk