PDRB Kabupaten Demak pada periode 2003-2005 menunjukkan pertumbuhan positif yaitu dengan rata-rata laju pertumbuhan sebesar 3.63 persen.
Laju pertumbuhan PDRB tertinggi adalah sektor industri pengolahan 5.89 persen yang menunjukkan bahwa sektor ini memiliki peran yang penting di masa
depan, baik dari penyerapan tenaga kerja mengurangi pengangguran maupun pengentasan kemiskinan.
Tabel 5. Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2003-2005
Rp Juta
Lapangan Usaha
2003 2004 2005 Rata-rata Laju
Pertumbuhan
1. Pertanian 996 886.20
43.33 1 027 151.96
43.18 1 060 718.90
42.93 3.15
2. Industri Pengolahan
249 598.18 10.85
260 160.52 10.94
279 777.93 11.32
5.89 3. Perdagangan
468 962.88 20.38
481 847.16 20.26
500 715.22 20.27
3.33 4. Sektor Lainnya
585 283.24 25.44
609 737.36 25.63
629 565.05 25.48
3.72 Jumlah
2 300 730.50 2 378 897.00
2 470 777.10 3.63
Sumber : BPS Kabupaten Demak, 2005 diolah Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan persentase
4.2. Karakteristik Industri Kecil Kerupuk
Sektor industri dibedakan menjadi industri besar dan sedang serta industri kecil dan rumahtangga. BPS mendefinisikan industri besar sebagai perusahaan
yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri sedang dengan tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang, industri kecil dengan lima sampai dengan
19 orang pekerja dan industri rumahtangga memiliki tenaga kerja satu sampai dengan empat orang BPS, 2005. Departemen Perindustrian 1997
mendefinisikan industri kecil adalah industri dengan investasi modal untuk mesin dan peralatan tidak lebih dari Rp 70 juta atau investasi per tenaga kerja tidak lebih
dari Rp 625 ribu.
Berdasarkan kriteria yang digunakan BPS dan Departemen Perindustrian tersebut maka industri kerupuk di Kabupaten Demak digolongkan sebagai industri
kecil dan rumahtangga. Penggolongan ini dilakukan berdasarkan data pengambilan sampel sebanyak 50 responden pengusaha kerupuk di Kabupaten
Demak Desa Ngaluran dan Desa Karangasem menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan dalam produksi kerupuk antara 2-18 orang, baik tenaga kerja
rumahtangga maupun tenaga kerja luar rumahtangga, dengan investasi yang ditanamkan pada industri kerupuk tersebut berkisar antara Rp 500 ribu sampai
dengan Rp 9 juta. Tenaga kerja yang digunakan dalam industri kecil kerupuk berasal dari
dalam dan luar rumahtangga baik laki-laki maupun perempuan. Tenaga kerja rumahtangga yang digunakan terdiri dari suami pengusaha, isteri dan anak.
Aktifitas produksi biasanya dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki, sedangkan tenaga kerja perempuan umumnya melakukan aktifitas pemotongan kerupuk dan
penjemuran. Proses produksi kerupuk dilakukan secara tradisional, terdiri dari
mencampur bahan baku dan mencetaknya sesuai dengan jenis kerupuk yang dihasilkan, memasak kerupuk mentah, memotong kerupuk, menjemur dan
mengemas kerupuk. Umumnya jenis kerupuk yang dihasilkan di Kabupaten Demak yaitu kerupuk jengki, yau’u, kedelai dan pangsit.
4.3. Karakteristik Rumahtangga Responden