Permintaan Bahan Baku Curahan Kerja Rumahtangga Dalam Usaha

yang lebih tinggi kuantitas maupun kualitas. Kuantitas ditunjukkan dengan jumlah mesin atau alat-alat produksi yang dimiliki sedangkan kualitas ditunjukkan dengan nilai aset tersebut terkait tingkat teknologi dan aktifitas perawatan aset atau aktifitas rumahtangga untuk mengurangi penurunan depresiasi. Hubungan antar peubah tersebut dinyatakan dalam persamaan struktural sebagai berikut : 1 3 2 1 ε + + + + = AST a TCKD a TEP a a Q .......................................... 3.4 Parameter dugaan yang diharapkan: a 1 , a 2 , a 3 dimana: Q = produksi kerupuk kgtahun TEP = jumlah bahan baku tepung tapiokakgtahun TCKD = total curahan kerja dalam usaha rupiahtahun AST = nilai aset rupiah

2. Permintaan Bahan Baku

Jumlah atau permintaan bahan baku yang digunakan dalam produksi kerupuk diduga dipengaruhi oleh total pendapatan rumahtangga dan tingkat produksi. Rumahtangga akan mengalami peningkatan daya beli jika tingkat pendapatannya semakin tinggi. Kenaikan daya beli tersebut menyebabkan rumahtangga meningkatkan permintaan terhadap barangjasa yang dijual di pasar, salah satunya adalah bahan baku untuk proses produksi. Jadi, total pendapatan rumahtangga berhubungan positif dengan permintaan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Rumahtangga yang memiliki tingkat produksi yang relatif tinggi tentunya membutuhkan bahan baku yang lebih banyak. Antara tingkat produksi dan bahan baku memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Hubungan antar peubah bahab baku, pendapatan dan produksi ditunjukkan dalam persamaan struktural sebagai berikut: 2 2 1 e Q b TYRT b b TEP + + + = .......................................................... 3.5 Parameter dugaan yang diharapkan : b 1 , b 2 dimana: TYRT = total pendapatan rumahtangga rupiahtahun

3. Curahan Kerja Rumahtangga Dalam Usaha

Curahan kerja anggota rumahtangga dalam usaha diduga dipengaruhi oleh rasio upah di dalam usaha dengan luar usaha, tingkat produksi, jumlah angkatan kerja rumahtangga dan pengalaman usaha. Hubungan antar peubah ditunjukkan dalam persamaan struktural sebagai berikut : 3 5 4 3 2 1 ε + + + + + + = PGLN c AKRT c Q c UL c UD c c CKRTD ........ 3.6 Parameter dugaan yang diharapkan: c 1 , c 3 , c 4 , c 5 0 dan c 2 dimana: CKRTD = curahan kerja rumahtangga dalam usaha jamtahun UD = upah dalam usaha rupiahhari kerja UL = upah luar usaha rupiahhari kerja AKRT = angkatan kerja rumahtangga orang PGLN = pengalaman usaha tahun Rumahtangga akan mengalokasikan waktu yang tersedia untuk aktifitas kerja yang memberikan kompensasi yang lebih besar. Rumahtangga dihadapkan pada suatu pilihan bagaimana mengalokasikan waktunya ke aktifitas kerja di dalam usaha atau luar usaha. Rumahtangga akan bekerja di dalam usaha lebih banyak jika upah yang diterima di dalam usaha meningkat dan sebaliknya. Jika upah luar usaha meningkat maka rumahtangga akan mengurangi curahan kerja dalam usaha dan mengalokasikannya ke luar usaha. Asumsi yang digunakan dalam perilaku rumahtangga yang fleksibel dalam penggunaan waktu kerja yaitu rumahtangga bekerja di sektor informal atau tidak ada ikatan kontrak kerja. Jenis pekerjaan yang dimaksud seperti buruh tani, buruh bangunan, kuli di pasar dan tukang ojek. Sama seperti hubungan antara produksi dengan bahan baku, curahan kerja rumahtangga dalam usaha juga berhubungan dua arah dengan tingkat produksi. Rumahtangga yang memiliki tingkat produksi yang relatif lebih tinggi membutuhkan curahan kerja rumahtangga yang lebih tinggi pula. Jumlah angkatan kerja yang dimiliki rumahtangga akan menentukan besarnya waktu rumahtangga yang tersedia. Jika waktu yang tersedia rumahtangga meningkat maka curahan kerja rumahtangga dalam usaha juga mengalami peningkatan. Sehingga setiap peningkatan jumlah angkatan kerja rumahtangga akan meningkatkan curahan kerja rumahtangga dari dalam usaha. Pengalaman usaha terkait kenyamanan pengusaha atau rumahtangga terhadap usaha kerupuk yang dikelolanya. Semakin tinggi pengalaman usaha yang dimiliki rumahtangga maka keahlian usaha atau investasi barang-barang modal kepemilikan aset juga semakin tinggi. Akibatnya terjadi peningkatan biaya peluang opportunity cost jika rumahtangga meninggalkan aktifitas kerja di dalam usaha. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengalaman usaha maka curahan kerja rumahtangga dalam usaha akan meningkat.

4. Curahan Kerja Pekerja Luar Rumahtangga Dalam Usaha