Konsumsi Pangan Rumahtangga Konsumsi Non-Pangan Rumahtangga

rumahtangga cenderung untuk mengalokasikan angkatan kerja yang dimilikinya untuk bekerja lebih banyak atau lama di luar usaha. Hal ini diduga karena tenaga kerja rumahtangga yang bekerja di dalam usaha sudah cukup untuk melakukan aktifitas produksi, rumahtangga ingin mengurangi resiko usaha diversifikasi pendapatan rumahtangga dan angkatan kerja rumahtangga terutama anak lebih menyukai bekerja di luar usaha karena status sosial yang akan diperoleh atau karena memiliki keahlian untuk bekerja di luar usaha.

6.6. Konsumsi Pangan Rumahtangga

Hasil pendugaan menunjukkan konsumsi pangan rumahtangga KPRT dipengaruhi secara signifikan oleh total pendapatan rumahtangga TYRT dan total anggota rumahtangga TANG. Seluruh parameter dugaan secara ekonomi telah sesuai dengan yang diharapkan yang ditunjukkan pada Tabel 17. Kedua peubah penjelas tersebut dapat menjelaskan perubahan atau variasi dari konsumsi pangan rumahtangga sebesar 42.13 persen dan sisanya dipengaruhi oleh faktor- faktor lainnya yang tidak dimasukkan dalam persamaan. Konsumsi pangan rumahtangga kurang responsif terhadap perubahan semua peubah penjelas. Tabel 17. Hasil Pendugaan Parameter Konsumsi Pangan Rumahtangga Peubah Penjelas Parameter Dugaan t-hitung Elastisitas Intersep 3874850 1.05 Total Pendapatan Rumahtangga TYRT 0.129714 2.23 b 0.192205 Total Anggota Rumahtangga TANG 2903355 4.31 a 0.647234 R 2 = 0.42127 F Value = 17.11 Adj. R 2 =0.39664 DW = 1.923415 Keterangan : a berbeda nyata pada taraf uji α = 1 persen b berbeda nyata pada taraf uji α = 5 persen Parameter dugaan dari kedua peubah penjelas bernilai positif, yang berarti bahwa jika terjadi kenaikan pada total pendapatan rumahtangga atau total anggota rumahtangga maka akan meningkatkan nilai konsumsi pangan rumahtangga. Hal ini wajar karena semakin tinggi pendapatan rumahtangga maka kemampuan rumahtangga untuk meningkatkan konsumsi pangannya juga semakin tinggi. Setiap anggota rumahtangga butuh makan sehingga ketika terjadi peningkatan jumlah anggota rumahtangga maka konsumsi pangan rumahtangga akan meningkat.

6.7. Konsumsi Non-Pangan Rumahtangga

Hasil pendugaan persamaan konsumsi non-pangan rumahtangga KNPRT menunjukkan bahwa semua parameter peubah penjelas telah sesuai dengan yang diharapkan. Konsumsi non-pangan rumahtangga dipengaruhi secara signifikan oleh total pendapatan rumahtangga TYRT dan total anggota rumahtangga TANG. Variasi konsumsi non-pangan rumahtangga dapat dijelaskan oleh variasi dari semua peubah penjelas sebesar 49.51 persen seperti terlihat pada Tabel 18. Konsumsi non-pangan rumahtangga kurang responsif terhadap perubahan dari total pendapatan rumahtangga dan total anggota rumahtangga. Tabel 18. Hasil Pendugaan Parameter Konsumsi Non-Pangan Rumahtangga Peubah Penjelas Parameter Dugaan t-hitung Elastisitas Intersep 430718.4 0.52 Total Pendapatan Rumahtangga TYRT 0.046323 3.45 a 0.310071543 Investasi Pendidikan IED -0.06925 -0.22 - Total Anggota Rumahtangga TANG 637241.7 2.94 a 0.641728912 R 2 =0.49509 F Value = 15.04 Adj. R 2 = 0.46216 DW =2.315194 Keterangan : a berbeda nyata pada taraf uji α = 1 persen Jika terjadi kenaikan dari total pendapatan rumahtangga maka konsumsi non-pangan rumahtangga akan meningkat. Ini menunjukkan bahwa barang atau jasa yang tergabung dalam kelompok non-pangan pada penelitian ini termasuk barang normal. Rumahtangga yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi akan memiliki peluang yang lebih besar untuk membelanjakannya dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan rumahtangga yang memiliki pendapatan yang lebih kecil. Rumahtangga yang rasional akan memaksimumkan kepuasan atau kesejahteraan dengan menambah pengeluaran yang salah satunya untuk konsumsi non-pangan dengan kendala pendapatan anggaran yang dimilikinya. Jika pendapatan yang dimilikinya meningkat maka terjadi pelonggaran kendala, yang berarti rumahtangga dapat mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi lagi atau ditunjukkan dengan peningkatan konsumsi non-pangan. Setiap pertambahan jumlah anggota rumahtangga akan meningkatkan konsumsi non-pangan. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok barangjasa non- pangan di dalamnya terkandung pengeluaran-pengeluaran yang besarnya terkait langsung dengan jumlah anggota keluarga, seperti pakaian, listrik, air dan bahan bakar.

6.8. Investasi Pendidikan