rumahtangga industri kecil untuk komoditas rotan dan kecap menunjukkan bahwa alokasi waktu kerja rumahtangga dalam usaha lebih besar dibandingkan di luar
usaha, yang berarti bekerja dalam usaha di industri kecil rotan dan kecap merupakan mata pencaharian pokok. Hasil yang sama juga menunjukkan bahwa
suami berperan sebagai kepala rumahtangga bertanggungjawab dalam mencari nafkah rumahtangga, akibatnya alokasi waktu kerja suami lebih besar
dibandingkan dengan anggota rumahtangga lainnya isteri dan anak.
5.2. Kontribusi Pendapatan Anggota Rumahtangga
Total pendapatan rumahtangga terdiri dari pendapatan dari dalam usaha kerupuk, pendapatan dari luar usaha kerupuk dan pendapatan dari aktivitas non
kerja. Pendapatan dari aktifitas non kerja berupa pendapatan yang diperoleh dari rumahtangga dari sewa lahan yang dimilikinya. Pembahasan dalam bagian ini
hanya akan menganalisis dua sumber pendapatan, yaitu pendapatan dari dalam usaha dan luar usaha kerupuk. Pendapatan non-kerja tidak dianalisis karena tidak
terkait dengan kontribusi pendapatan dari setiap anggota rumahtangga suami, isteri dan anak dalam kaitannya dengan alokasi waktu yang dicurahkan anggota
rumahtangga untuk memperoleh pendapatan. Rata-rata kontribusi pendapatan anggota rumahtangga seperti yang terlihat
pada Tabel 9 menunjukkan bahwa 66.37 persen pendapatan rumahtangga diperoleh dalam usaha kerupuk dan sisanya 33.63 persen diperoleh dari luar
usaha kerupuk. Suami menyumbang 100 persen sumber pendapatan yang berasal dari dalam usaha bukan berarti bahwa isteri dan anak tidak menghasilkan
pendapatan dari dalam usaha kerupuk. Isteri dan anak membantu suami dalam memproduksi kerupuk dan secara riil aktivitas kerja mereka tidak memperoleh
upah. Pendapatan rumahtangga dari dalam usaha merupakan aktivitas kerja gabungan antara suami, isteri dan anak. Fakta ini menunjukkan bahwa usaha
kerupuk merupakan mata pencaharian utama bagi rumahtangga.
Tabel 9. Rata-rata Kontribusi Pendapatan Anggota Rumahtangga
Rp ributahun
Kontribusi Pendapatan Anggota
Rumahtangga Dalam Usaha
Luar Usaha Jumlah
Suami 29029.63
4500.00 33529.63
86.58 13.42
100.00 100.00
30.60 76.66
Isteri -
4500.00 4500.00
- 100.00
100.00 -
30.60 10.29
Anak -
5707.69 5707.69
- 100.00
100.00 - 38.81
13.05 Jumlah
29029.63 14707.69
43737.32 66.37
33.63 100.00
100.00 100.00
100.00
Keterangan : Angka dalam tanda kurung menunjukkan persentase
Termasuk anggota rumahtangga lainnya Persentase secara horizontal
Persentase secara vertikal Kontribusi pendapatan rumahtangga dari luar usaha terbesar dimiliki oleh
anak, yaitu 38.81 persen. Tingginya kontribusi anak dalam memperoleh pendapatan dari luar usaha dikarenakan curahan kerja yang dilakukan oleh anak
sebagai angkatan kerja lebih besar dibandingkan suami dan isteri. Curahan kerja suami terbagi antara bekerja di dalam usaha dan luar usaha, sedangkan curahan
kerja isteri berkurang karena harus berperan sebagai ibu rumahtangga. Suami biasanya memperoleh tambahan pendapatan dari luar usaha dengan bekerja
sebagai tukang ojek, sedangkan isteri dengan membuka toko atau berdagang di pasar. Anak-anak yang bekerja di luar usaha kerupuk biasanya tidak melakukan
aktivitas kerja di dalam usaha kerupuk, sehingga waktunya sebagian besar dicurahkan untuk bekerja di luar usaha kerupuk.
Kontribusi pendapatan anggota rumahtangga terkait dengan curahan kerja yang dialokasikan oleh anggota rumahtangga. Semakin tinggi curahan kerja maka
pendapatan yang diperoleh dari bekerja tersebut juga semakin tinggi. Penelitian tentang ekonomi rumahtangga industri kecil yang dilakukan oleh Herliana 2001
dan Elinur 2004 menunjukkan bahwa rumahtangga memperoleh pendapatan terbesar dari bekerja di dalam usaha industri kecil dibandingkan di luar usaha.
Fakta ini mendukung analisis dalam penelitian ini yang menunjukkan bahwa bekerja di dalam industri kecil merupakan mata pencaharian pokok bagi
rumahtangga.
5.3. Pola Pengeluaran Rumahtangga