perusahaan menggunakan jasa audit dengan auditor non Big Four, maka akan diberikan nilai 0 .
2.6.5 Risiko Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan merupakan segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan informasi keuangan, penyampaian informasi keuangan, yang
melibatkan lembaga terkait, peraturan yang berlaku, termasuk Prinsip Akuntansi Berterima
Umum. Pelaporan
keuangan adalah
salah satu
bentuk pertanggungjawaban dari pihak manajemen yang mengelola sumber daya suatu
perusahaan terhadap seluruh pihak yang terkait dalam informasi keuangan tersebut. Proses pelaporan keuangan mencakup 5 tahapan, yaitu :
1. Pengidentifikasian dan penganalisisan peristiwa serta transaksi-transaksi perusahaan.
2. Pemilihan kebijakan akuntansi. 3. Aplikasi dalam kebijakan akuntansi.
4. Melibatkan estiminasi serta pertimbangan seorang akuntan yang dilakukan secara profesional.
5. Pengungkapan. Pelaporan keuangan sangatlah diperlukan dalam perusahaan, karena
akan memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan. Adapun tujuan dari pelaporan keuangan antara lain :
1. Memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan bagi para pengguna informasi keuangan yang menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil dari operasional perusahaan melalui pelaporan keuangan.
2. Memberikan informasi tentang aktiva, kewajiban, dan modal yang dimiliki perusahaan yang berguna membantu pengguna informasi
akuntansi untuk mengevaluasi dan menilai kekuatan dan kelemahan keuangan dalam perusahaan.
Dalam penyajian pelaporan keuangan, tidak ditutup kemungkinan akan terdapat risiko kesalahan penyajian. Kesalahan penyajian informasi dalam
pelaporan keuangan tersebut disebabkan ketidakpastian data akuntansi. Dalam Korosec dan Horvat 2005 menyatakan perusahaan dengan proporsi aset yang
lebih besar pada piutang usaha dan persediaan cenderung untuk memiliki risiko pelaporan keuangan yang lebih tinggi, karena tingginya ketidakpastian dalam data
akuntansi. Semakin besar proporsi piutang usaha, semakin besar pula risiko piutang
tak tertagih dan piutang diragukan yang diakui dengan tidak benar. Demikian pula dengan persediaan, kesalahan dalam penilaian menimbulkan makin tingginya
risiko pelaporan keuangannya Andarini, 2010. Risiko pelaporan keuangan yang akam diteliti dalam penelitian ini akan diukur dengan cara penjumlahan antara
total piutang dan persediaan, kemudian dibagi dengan total asset perusahaan.
2.7 Kerangka Pemikiran