Uji Kelayakan Model Overall Fit Model Uji Kelayakan Model Regresi Goodness of Fit Test

4.1.3 Regresi Logistik

Dalam penelitian ini menggunakan alat uji regresi logistik melalui program SPSS versi 19.0 yang dilakukan secara serentak terhadap kelima variabel independen dalam penelitian. Pengujian regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas pada variabel independennya. Penelitian untuk menguji hipotesis dengan menggunakan regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi klasik. Pengujian hipotesis yang dilakukan pertama kali dalam regresi logistik adalah dengan menilai kelayakan model fit Goodness of Fit Test yang merupakan uji pengganti dari asumsi klasik.

4.1.3.1 Uji Kelayakan Model Overall Fit Model

Penilaian uji kelayakan model fit dilakukan dengan tujuan mengetahui model yang dihipotesiskan fit atau tidak dengan data penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai dari -2LogL awal dan nilai dari -2LogL pada langkah berikutnya. Selisih antara -2LogL awal dengan -2LogL selanjutnya memperlihatkan bahwa model yang dihipotesiskan dalam penelitian fit dengan data yang digunakan. Adanya penurunan Log Likelihood akan menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian semakin baik. Ghozali 2011:340 menerangkan bahwa hipotesis untuk menilai model fit adalah sebagai berikut : H : Model yang dihipotesiskan fit dengan data H a : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Perbandingan dari nilai antara -2LogL awal dengan -2LogL akhir dalam penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 4.3 Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa terdapat selisih antara nilai -2LogL awal dengan nilai -2LogL akhir. Nilai dari -2LogL awal adalah sebesar 369,377 dan nilai -2LogL akhir sebesar 341,190, terdapat penurunan sebesar 28,152. Terjadinya penurunan nilai -2LogL awal dan -2LogL akhir menunjukkan bahwa model fit dengan data sehingga H diterima dan regresi pada penelitian menunjukkan model regresi yang lebih baik.

4.1.3.2 Uji Kelayakan Model Regresi Goodness of Fit Test

Pengujian kelayakan model regresi dapat dinilai dengan melihat nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test dan menguji hipotesis nol apakah data empiris penelitian sesuai dengan model atau tidak. Apabila nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test statistic sama dengan atau kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit Test model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya Ghozali, 2011. Sebaliknya, -2LogL awal Block number = 0 369,377 -2LogL akhir Block number = 1 341,190 Sumber : Data sekunder yang diolah tahun 2013 pada Lampiran 10 Tabel 4.3 Perbandingan Nilai -2LogL Awal Dengan Nilai -2LogL Akhir jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test diatas 0.05, maka hipotesis nol diterima sehingga model dapat diterima dan mampu diprediksi nilai observasinya. Hasil output SPSS untuk menilai kelayakan model regresi terlihat dalam Tabel 4.4 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig. 1 11,790 8 ,161 Tabel 4.4 memperlihat bahwa nilai signifikansi pada tabel Hosmer and Lemeshow Test sebesar 0,161. Perolehan nilai signifikansi sebesar 0,161 tersebut melebihi dari nilai 0,05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H0 dalam penelitian ini diterima. Hasil ini menunjukan tidak adanya perbedaan antara model dengan data empiris penelitian dan model regresi layak digunakan pada analisis berikutnya.

4.1.3.3 Koefisien Determinasi R