7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan Mulyasa, 2007 : 69. Dalam proses
pembelajaran ini, siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat
materikonsep. Keterlibatan secara aktif dapat dilakukan dengan siswa melakukan dan menemukan sendiri materikonsep. Siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat menguraikan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Muslimin, 2007 : 1
Soeswarso dalam Lisnawati 2007:34 menyebutkan bahwa pembelajaran inquiry semula dikemukan oleh Richard Suchman pada tahun 1966, seorang ahli
psikologi pendidikan dari Universitas Illinois Amerika Serikat dalam bukunya “Developing Inquiry” yang diterapkan dalam mata pelajaran IPA dan dirancang
untuk melibatkan siswa dalam berpikir sebab akibat dan untuk mengajukan pertanyaan sehingga siswa lebih komunikatif.
Trowbridge Bybee dalam Widowati 2007: 21 mengemukakan “Inquiry is the process of defining and investigating problems, formulating
hypotheses, designing experiments, gathering data, and drawing conculations about problems”. Menurut mereka inquiry adalah proses mendefinisikan dan
menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut.
Lebih lanjut, dikemukakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan atau suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan
bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
ilmiah.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri self belief. Dengan
demikian, pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu- satunya sumber belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa. Menurut Hanafiah dan Cucu 2009:77, metode inquiry terbagi atas 3
macam antara lain: 1.
Inkuiri terbimbing atau terpimpin, yaitu pelaksanaan inquiry dilakukan atas petunjuk guru. Dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai
pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan
untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya.
2. Inkuiri bebas, yaitu peserta didik melakukan penyelidikan bebas sebagaimana
seorang ilmuwan, antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri.
3. Inkuiri bebas dimodifikasi, yaitu masalah diajukan guru didasarkan teori yang
sudah dipahami peserta didik. Tujuan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan kebenaran.
Melalui pembelajaran berbasis inkuiri, siswa belajar sains sekaligus juga belajar metode sains, proses inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa
memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif, siswa dilatih bagaimana memecahkan masalah, sekaligus membuat keputusan. Para guru di dalam
pembelajaran inkuiri lebih sebagai pemberi bimbingan, arahan jika diperlukan oleh siswa. Dalam proses inkuiri siswa dituntut bertanggung jawab penuh
terhadap proses belajarnya, sehingga guru harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sehingga tidak mengganggu proses belajar
siswa.
B. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Guided Inquiry