Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau
tingkatan kelas. Penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa
dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a.
Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai. b.
Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains. c.
Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan.
d. Membuat kisi-kisi instrumen.
e. Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains
berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan
keterampilan proses sains objek tes f.
Melakukan validasi instrumen. g.
Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.
h. Perbaikan butir-butir yang belum valid.
i. Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam
pembelajaran sains. Widodo,2009
D. Green chemistry
Jika kita memperhatikan kondisi lingkungan hidup kita di Indonesia sekarang ini,
amat banyak yang mengalami kerusakan
sebagai akibat
ketidakpedulian penduduk untuk mengelola dan menjaga lingkungan hidup. Siswa sebagai generasi muda merupakan salah satu agen penerus dan penjaga
kelestarian lingkungan. Pembelajaran kimia sebagai subsistem pendidikan nasional memberikan kontribusi penting dalam pembentukan karakter siswa.
Sedangkan karakter sebagai hasil dari pendidikan membawa arti penting dalam kehidupan sesungguhnya di masyarakat. Salah satu karakter tersebut adalah
kepedulian terhadap lingkungan. Ilmu kimia berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan adalah dengan mencanangkan green chemistry.
Ilyas 2010
mengungkapkan green chemistry bukanlah environmental
science tetapi bagian ilmu kimia yang mencari dan berkreasi untuk memberikan solusi bagi penciptaan teknologi yang aman bagi manusia dan lingkungannya.
Target green chemistry adalah mencegah polusi dari sumbernya, dimulai dari bahan baku, sintesa produk, desain proses dan produknya sebelum berpotensi jadi
polutan. Dengan kata lain pencegahan dimulai seawal mungkin. Anastas dan Warner 1996 dalam bukunya yang berjudul green chemistry
: Theory and Practice mengembangkan 12 prinsip green chemistry yang berfungsi sebagai panduan pengaplikasian green chemistry dalam tindakan nyata. Kedua
belas prinsip tersebut adalah : 1.
Mencegah limbah lebih baik daripada mengolah dan membersihkannya 2.
Ekonomi atom, metoda sintesis yang efisien 3.
Melakukan sintesis kimia yang tak menghasilkan racun 4.
Mendesain senyawa kimia yang tak beracun 5.
Pemakaian pelarut dan bahan bahan yang aman
6. Mendesain pemakaian energi yang efesien
7. Pemakaian bahan baku yang dapat diperbaharui
8. Mengurangi senyawa turunan yang tak perlu
9. Pemakaian katalis sangat baik secara stokiometris
10. Mudah terdegradasi
11. Pencegahan polusi lingkungan
12. Pencegahan terhadap kecelakaan
Pembelajaran kimia berorientasi green chemistry bertujuan agar siswa memiliki karakter peduli lingkungan, khususnya dalam penanganan masalah
lingkungan, membentuk perilaku agar dapat berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan. Pembelajaran kimia berorientasi green chemistry juga bertujuan dapat
membentuk karakter dan pribadi siswa yang peduli akan kelestarian lingkungan.
E. Kepedulian Terhadap Lingkungan