Brainstorming terjadi antara siswa dengan siswa dalam berdiskusi untuk memecahkan masalah yang telah diberikan. Ketika diantara diskusi siswa tersebut
merasa kesulitan, maka dilakukan brainstorming antara guru dengan siswa. Brainstorming antara guru dengan siswa juga dapat dilakukan pada saat diskusi
kelas. Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif, guru menjelaskan materi kemudian mengorganisasikan siswa dalam beberapa kelompok dan memberikan latihan melalui LTS lembar tugas siswa.
Sedangkan siswa mengerjakan LTS lembar tugas siswa kemudian mempresentasikan hasilnya.
4.2.2 Pembahasan Kemampuan Pemahaman Konsep
Pada pertemuan terakhir guru memberikan posttest untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep kepada kelas ekperimen maupun kelas kontrol.
Soal posttest disusun berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep yang digunakan Wardhani, 2008, antara lain sebagai berikut. 1 Menyatakan ulang
konsep; 2 Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya; 3 Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep; 4
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; 5 Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep; 6
Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu; dan 7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Soal
posttest yang digunakan terdiri dari 6 soal uraian.
Siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Knisley dengan metode brainstorming berbantuan CD pembelajaran diuji ketuntasan belajar dalam kemampuan pemahaman konsep. Ketuntasan individual
didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal KKM di SMA Negeri 1 Kedungwuni untuk mata pelajaran matematika
adalah 75. Sementara kriteria ketuntasan klasikal yaitu persentase siswa yang mencapai ketuntasan individual minimal sebesar 75.
Hasil posttest kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi pokok sudut dalam ruang dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Knisley dengan metode brainstorming berbantuan CD pembelajaran telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM secara individual akan tetapi tidak
mencapai ketuntasan klasikal. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t satu pihak untuk ketuntasan individual dan uji proporsi satu pihak untuk ketuntasan klasikal.
Pencapaian ketuntasan belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep baik secara ketuntasan individual maupun secara ketuntasan klasikal diukur
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ketuntasan klasikal kurang dari 75. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti metode pembelajaran, media pembelajaran, dan kondisi lingkungan.
Model pembelajaran Knisley dengan metode brainstorming mempunyai karakter siswa yang aktif dalam menemukan konsep materi dan mengemukakan
ide penyelesaian masalah. Selain itu, siswa juga bekerjasama dalam kelompok kecil. Akan tetapi dalam pembelajaran masih terdapat siswa yang kurang aktif
sehingga guru perlu mendorong siswa untuk aktif melakukan kegiatan
pembelajaran. Siswa yang kurang aktif harus dapat mengikuti siswa yang aktif sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan baik.
Media pembelajaran yang digunakan adalah CD pembelajaran yang dibuat menggunakan Microsoft Power Point 2007. Ketika pembelajaran berlangsung,
terdapat slide yang kurang jelas terbaca oleh siswa karena paparan sinar matahari yang masuk ke kelas sehingga guru perlu menjelaskan menggunakan whiteboard.
Selain itu, terdapat siswa yang belum menguasai materi prasyarat sehingga siswa kesulitan untuk menemukan konsep materi. Oleh karena itu, pembelajaran
memperoleh hasil yang kurang maksimal. Hasil posttest kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi pokok
sudut dalam ruang dengan menggunakan model pembelajaran Knisley dengan metode brainstorming berbantuan CD pembelajaran lebih baik daripada hasil
posttest kemampuan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan model kooperatif pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedungwuni. Hal ini dapat dilihat
dari hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata. Rata-rata hasil posttest siswa dengan menggunakan model pembelajaran Knisley dengan metode brainstorming
berbantuan CD pembelajaran sebesar 78,578. Sedangkan rata-rata hasil posttest siswa dengan model pembelajaran kooperatif sebesar 68,636.
Tingginya hasil posttest siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Knisley dengan metode brainstorming
berbantuan CD pembelajaran bila dibandingkan dengan kelas kontrol disebabkan dalam proses pembelajaran siswa mampu menemukan konsep materi dan terlibat
secara aktif. Model pembelajaran Knisley dengan metode brainstorming
berbantuan CD pembelajaran yang diterapkan pada siswa dapat memberikan keleluasaan berpikir secara aktif dan mampu mengundang siswa untuk menjawab
permasalahan melalui berbagai strategi sehingga memacu perkembangan matematikanya. Sehingga dengan menggunakan model pembelajaran Knisley
dengan metode brainstorming berbantuan CD pembelajaran, pembelajaran akan lebih bermakna.
4.2.3 Pembahasan Kegiatan Siswa