Cara memperoleh tingkat kesukaran soal, yaitu: 1 Menentukan banyak jawaban siswa yang benar untuk setiap butir soal.
2 Menghitung tingkat kesukaran soal. Setelah dilakukan analisis tingkat kesukaran soal, dengan memperhatikan
rumus, ketentuan, dan kriteria pada Tabel 3.2., diperoleh hasil seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3.3. Analisis tingkat kesukaran soal ini dilakukan dengan
menggunakan program Microsoft Excel 2007. Tabel 3.3. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran TK
Kriteria 1
0,301 Sedang
2 0,491
Sedang 3
0,413 Sedang
4 0,241
Sukar 5
0,123 Sukar
6 0,115
Sukar Berdasarkan hasil analisis tersebut, untuk soal nomor 1, 2, dan 3 diperoleh
0,30 TK ≤ 0,70; untuk soal nomor 4, 5, dan 6, diperoleh 0,00 TK 0,30. Jadi
dapat disimpulkan bahwa soal nomor 1, 2, dan 3 termasuk dalam kriteria soal yang sedang, sedangkan soal nomor 4, 5, dan 6 termasuk dalam kriteria soal yang
sukar. Untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih lengkap beserta cara untuk memperolehnya, dapat dilihat pada Lampiran 10.
3.7.3. Daya Pembeda
Daya pembeda atau daya beda soal adalah selisih proporsi jawaban benar pada kelompok siswa berkemampuan tinggi kelompok atas dan kelompok siswa
berkemampuan rendah kelompok bawah. Daya pembeda soal uraian diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus:
Maksimum Skor
Mean Mean
DP
B A
Keterangan: DP
= daya pembeda soal uraian Mean
A
= rata-rata skor siswa pada kelompok atas Mean
B
= rata-rata skor siswa pada kelompok bawah Skor Maksimum = skor maksimum yang ada pada pedoman penskoran
Setelah daya pembeda soal dihitung, kemudian dibandingkan dengan kriteria sebagai berikut Arifin, 2012: 133.
Tabel 3.4. Kriteria Daya Pembeda Soal Kriteria Daya Pembeda
Keputusan DP 0,40
Sangat baik 0,30 DP 0,40
Baik 0,20 DP 0,30
Cukup, soal perlu diperbaiki DP 0,20
Kurang baik, soal tidak dipakai Langkah-langkah untuk memperoleh daya pembeda soal yang ditentukan
dengan menghitung daya pembeda dari tiap butir soal adalah sebagai berikut. 1 Menentukan skor total untuk setiap siswa dengan menggunakan data dari
hasil seluruh jawaban. 2 Mengurutkan data berdasarkan hasil jawaban dari skor terbesar sampai
dengan skor terkecil. 3 Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah siswa di atas
30 orang maka dapat ditetapkan 27. 4 Menghitung rata-rata skor untuk masing-masing kelompok, baik kelompok
atas maupun kelompok bawah.
5 Menghitung daya pembeda soal. Setelah dilakukan analisis daya pembeda, dengan memperhatikan rumus,
ketentuan, dan kriteria pada Tabel 3.4., diperoleh hasil seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3.5. Analisis daya pembeda ini dilakukan dengan menggunakan
program Microsoft Excel 2007. Tabel 3.5. Hasil Analisis Daya Pembeda
Nomor Soal Daya Pembeda DP
Kriteria 1
0,13 Kurang baik, soal tidak dipakai
2 0,30
Baik 3
0,31 Baik
4 0,20
Cukup, soal perlu diperbaiki 5
0,18 Kurang baik, soal tidak dipakai
6 0,23
Cukup, soal perlu diperbaiki Berdasarkan hasil analisis daya pembeda soal, untuk soal nomor 2 dan 3
diperoleh 0,30 DP 0,40; untuk soal nomor 4 dan 6 diperoleh 0,20 DP 0,30; dan untuk soal nomor 1 dan 5 diperoleh DP 0,20. Jadi dapat disimpulkan
bahwa soal nomor 2 dan 3 dapat dikategorikan baik, artinya soal mampu membedakan antara kelompok atas dengan kelompok bawah. Soal nomor 4 dan 6
dapat dikategorikan cukup, artinya soal kurang dapat membedakan antara kelompok atas dengan kelompok bawah sehingga soal perlu diperbaiki.
Sedangkan soal nomor 1 dan 5 dapat dikategorikan kurang baik, artinya soal tidak mampu membedakan antara kelompok atas dengan kelompok bawah sehingga
soal tidak dipakai. Untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih lengkap beserta cara untuk memperolehnya, dapat dilihat pada Lampiran 10.
3.7.4. Reliabilitas