Berdasarkan pendapat mengenai siswa slow learner dan strategi pembelajaran yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran siswa slow learner adalah cara yang paling utama dan efektif untuk membantu siswa slow learner mencapai keberhasilan belajar, sehingga menjadi
pedoman guru mata pelajaran dalam merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran siswa slow learner. Dalam merencanakan dan menerapkan
strategi pembelajaran siswa slow learner, seorang guru mata pelajaran perlu memperhatikan kemampuan belajar dan karakteristik siswa slow learner yang
berbeda dari siswa normal lainnya.
2.8 Kerangka Berpikir
Slow learner atau anak dengan lamban belajar memiliki potensi sedikit di bawah anak-anak nomal seusianya dan sudah dapat dikatakan sebagai anak
berkebutuhan khusus namun belum termasuk tunagrahita. Anak berkebutuhan khusus ABK slow learner memiliki karakteristik antara lain kemampuan
kognisinya di bawah level normal, mempunyai daya ingat yang rendah, sulitnya dalam berkonsentrasi, dan ketidakmampuan menyampaikan ide secara cepat.
Namun mereka masih dapat mencapai capaian yang sama dengan anak normal dengan rentan waktu yang berbeda. Oleh karena itu mereka perlu mendapat
pendidikan yang menempatkan slow learner sama dengan anak-anak normal lainnya tanpa adanya diskriminasi.
Pendidikan reguler dengan melibatkan ABK sebagai siswa yang setara dengan siswa normal, itulah pendidikan inklusif. Melalui pendidikan inklusif
potensi yang dimiliki oleh ABK dapat dioptimalkan sebagai mana anak-anak
normal berkembang. Diskriminasi terhadap ABK dapat direduksi, melalui inklusif ABK dapat melihat dunia bermasyarakat yang sebenarnya yaitu masyarakat yang
terdiri dari manusia normal dan penyandang disabilitas yang memang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas.
Pengembangan kurikulum secara adaptif dan modifikasi dapat membuat ABK slow learner dalam kelas inklusif dapat memperoleh pembelajaran
matematika sebagai mana mestinya. Dalam proses pembelajaran matematika di kelas inklusif perencanaan
pembelajaran sangat dipelukan terutama dari segi kesiapan guru. Seorang guru matematika yang berperan sebagai pemberi pelajaran siswa biasa dan ABK dalam
pembelajaran, harus membekali diri dengan persiapan sebelum mengajar dan mengetahui kemampuan awal ABK. Seorang guru harus merencanakan
pembelajaran dengan baik, memilih strategi yang tepat dan menerapkan prinsip prinsip pembelajaran , agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Seorang guru harus dapat memahami keberdaan dan karakteristik dari setiap siswa baik ABK maupun non ABK. Karakteristik siswa ini merupakan salah satu
faktor individual atau faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dijadikan salah satu modalitas siswa untuk mencapai prestasi belajar yang baik
dan tentunya tidak terlepas dari ranah dunia pendidikan, dimana sekolah merupakan bagian dari pencapain prestasi belajar yang dilakukan oleh siswa. Jika
karakteristik siswa ini menjadi penghambat dalam diri siswa tidak menutup kemungkinan siswa yang bersangkutan sulit untuk menyerap materi ajar yang
diberikan.Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar akan sulit dicapai.
Lamban dalam proses belajar membuat anak slow learner belajar bukan tanpa hambatan. Berbagai macam hambatan seperti ketidakmampuan mengikuti
pelajaran dengan baik, kurangnya konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Maka dari itu sebagai guru yang mengampu di kelas inklusif harus
dapat menyelesaikan terhadap hambatan-hambatan yang dialami ABK slow learner tersebut agar hambatan dapat berkurang di pembelajaran selanjutnya.
Hambatan-hambatan yang ada harus dapat ditangani secara cepat dan tepat agar ABK slow learner dapat mengikuti pembelajaran matematika bersama siswa
lainnya dan mencapai hasil yang optimal dalam pembelajarannya.
42
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian