Kerangka Berpikir ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) SLOW LEARNER DI KELAS INKLUSIF SMP NEGERI 7 SALATIGA

Berdasarkan pendapat mengenai siswa slow learner dan strategi pembelajaran yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran siswa slow learner adalah cara yang paling utama dan efektif untuk membantu siswa slow learner mencapai keberhasilan belajar, sehingga menjadi pedoman guru mata pelajaran dalam merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran siswa slow learner. Dalam merencanakan dan menerapkan strategi pembelajaran siswa slow learner, seorang guru mata pelajaran perlu memperhatikan kemampuan belajar dan karakteristik siswa slow learner yang berbeda dari siswa normal lainnya.

2.8 Kerangka Berpikir

Slow learner atau anak dengan lamban belajar memiliki potensi sedikit di bawah anak-anak nomal seusianya dan sudah dapat dikatakan sebagai anak berkebutuhan khusus namun belum termasuk tunagrahita. Anak berkebutuhan khusus ABK slow learner memiliki karakteristik antara lain kemampuan kognisinya di bawah level normal, mempunyai daya ingat yang rendah, sulitnya dalam berkonsentrasi, dan ketidakmampuan menyampaikan ide secara cepat. Namun mereka masih dapat mencapai capaian yang sama dengan anak normal dengan rentan waktu yang berbeda. Oleh karena itu mereka perlu mendapat pendidikan yang menempatkan slow learner sama dengan anak-anak normal lainnya tanpa adanya diskriminasi. Pendidikan reguler dengan melibatkan ABK sebagai siswa yang setara dengan siswa normal, itulah pendidikan inklusif. Melalui pendidikan inklusif potensi yang dimiliki oleh ABK dapat dioptimalkan sebagai mana anak-anak normal berkembang. Diskriminasi terhadap ABK dapat direduksi, melalui inklusif ABK dapat melihat dunia bermasyarakat yang sebenarnya yaitu masyarakat yang terdiri dari manusia normal dan penyandang disabilitas yang memang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas. Pengembangan kurikulum secara adaptif dan modifikasi dapat membuat ABK slow learner dalam kelas inklusif dapat memperoleh pembelajaran matematika sebagai mana mestinya. Dalam proses pembelajaran matematika di kelas inklusif perencanaan pembelajaran sangat dipelukan terutama dari segi kesiapan guru. Seorang guru matematika yang berperan sebagai pemberi pelajaran siswa biasa dan ABK dalam pembelajaran, harus membekali diri dengan persiapan sebelum mengajar dan mengetahui kemampuan awal ABK. Seorang guru harus merencanakan pembelajaran dengan baik, memilih strategi yang tepat dan menerapkan prinsip prinsip pembelajaran , agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Seorang guru harus dapat memahami keberdaan dan karakteristik dari setiap siswa baik ABK maupun non ABK. Karakteristik siswa ini merupakan salah satu faktor individual atau faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dijadikan salah satu modalitas siswa untuk mencapai prestasi belajar yang baik dan tentunya tidak terlepas dari ranah dunia pendidikan, dimana sekolah merupakan bagian dari pencapain prestasi belajar yang dilakukan oleh siswa. Jika karakteristik siswa ini menjadi penghambat dalam diri siswa tidak menutup kemungkinan siswa yang bersangkutan sulit untuk menyerap materi ajar yang diberikan.Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar akan sulit dicapai. Lamban dalam proses belajar membuat anak slow learner belajar bukan tanpa hambatan. Berbagai macam hambatan seperti ketidakmampuan mengikuti pelajaran dengan baik, kurangnya konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Maka dari itu sebagai guru yang mengampu di kelas inklusif harus dapat menyelesaikan terhadap hambatan-hambatan yang dialami ABK slow learner tersebut agar hambatan dapat berkurang di pembelajaran selanjutnya. Hambatan-hambatan yang ada harus dapat ditangani secara cepat dan tepat agar ABK slow learner dapat mengikuti pembelajaran matematika bersama siswa lainnya dan mencapai hasil yang optimal dalam pembelajarannya. 42 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian