55
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Data primer di dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dengan cara observasi terhadap beberapa objek observasi yang dituangkan dalam
bentuk catatan lapangan, yaitu; Keberadaan SMP Negeri 7 Salatiga sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, Kesiapan Guru mata pelajaran
matematika sebelum pembelajaran, Pelaksanaan Proses pembelajaran matematika pada ABK slow learner
di kelas inklusif dan Evaluasi dan Tindak Lanjut pembelajaran matematika di kelas inklusif SMP Negeri 7 Salatiga. Sedangkan
data penguat di dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari proses wawancara terhadap pihak-pihak sekolah yang relevan terhadap penelitian ini,
yaitu; Bapak Jaka Mahargono Guru Pelajaran Matematika SMP Negeri 7 Salatiga JK, dan Bapak Sudiyo Guru Koordinator pendidikan inklusif SMP
Negeri 7 SalatigaGPK SD. Dari hasil observasi dan hasil wawancara yang peneliti pilih dimaksudkan untuk menggali data yang selengkap-lengkapnya.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 SMP Negeri 7 Salatiga Sebagai Sekolah Inklusif
Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Salatiga merupakan sekolah berstatus negeri yang beralamat di Jalan Setiaki No. 15 Kelurahan Dukuh
Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
Dari hasil observasi pada tahun pelajaran 20122013 SMP Negeri 7 Salatiga merupakan salah satu sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di Kota
Salatiga. Hal tersebut merujuk pada Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Salatiga Nomor 4200241.21101 tentang Sekolah
Dasar dan Sekolah Menengah Pertama Penyelenggara Pendidikan Inklusif dan CI- BI Kota Salatiga Tahun 2012. Hingga kini, tahun pelajaran 20152016, SMP
Negeri 7 Salatiga masih menjadi salah satu sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di Kota Salatiga.
Dari hasil observasi dokumen diperoleh bahwa pada tahun ajaran 20152016 SMP Negeri 7 Salatiga menerima ABK. ABK tersebut berasal dari SD
Sekolah Dasar yang berstatus inklusif, dan terdaftar sebagai siswa baru dengan status sebagai siswa inklusif. Satu siswa tersebut diketahui memiliki hambatan
dalam belajar yaitu lamban belajar dan salah satu yang lain belum diketahui kekhususannya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara terhadap Guru
Koordinator Pendidikan Inklusif SMP Negeri 7 Salatiga yang merangkap sebagai GPK Guru Pembimbing Khusus adalah sebagai berikut;
“Sebagai sekolah yang ditunjuk pemerintah sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusif SMP Negeri 7 Salatiga selama
ini dari tahun 2012 hingga 2014 belum menerima ABK secara khusus, kita hanya menjaring siswa yang sudah ada di dalam
sekolah lalu kita asesmen dan beberapa siswa yang masuk dalam kriteria lamban belajar atau yang lain kita masukan ke dalam
program inklusif, karena dulu kita juga terhambat ketidak tersedianya GPK
.”SD.31.07.15 “ Dan sekarang tahun 2015 ini saya sudah memperoleh pendidikan
dan platihan selama 6 bulan di UNESA Surabaya mengenai pembelajaran anak berkebutuhan khusus dan keinklusifan oleh
karena itu saya ditunjuk sebagai GPK walaupun sebenarnya saya merupakan guru mata pelajaran bahasa jawa. Pada tahun ini 2015
kita benar-benar menerima siswa berkebutuhan khusus dalam penerimaan siswa baru, ada dua siswa yaitu IZ dan SH di kelas VII.
Dari dokumen yang saya peroleh pada waktu pendaftaran siswa bernama IZ tersebut mempunyai hambatan belajar lamban belajar
dan siswa bernama SH belum menyerahkan dokumen sehingga belum diketahui pasti kekhususannya
.”SD.31.07.15
Dari hasil observasi dan wawancara di atas menunjukkan bahwa SMP Negeri 7 Salatiga merupakan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah menerima ABK sebagai siswa berkebutuhan khusussiswa inklusif melelui program penerimaan siswa baru. SMP Negeri 7 Salatiga juga sudah melakukan
persiapan yaitu dengan menunjuk salah satu guru mata pelajaran sebagai Guru Koordinator Pendidikan Inklusif yang merangkap sebagai GPK Guru
Pembimbing Khusus dan sudah mendapatkan pendidikan dan pelatihan di Universitas Negeri Surabaya menganai ABK dan keinklusifan. Sedangkan
penyelenggaraan pendidikan inklusif sendiri sudah masuk di dalam program kurikulum yang di lakukan di SMP N 7 Salatiga. Hal tersebut diperkuat dengan
observasi dokumen dan wawancara yang dilakukan peneliti. Berikut hasilnya observasi dokumennya.
Di dalam program kurikulum yang digunakan SMP Negeri 7 Salatiga, mengenai ketuntasan belajar. Disebutkan bahwa semua peserta didik
menggunakan ketuntasan yang sama, termasuk peserta didik yang merupakan peserta pendidikan inklusif peserta didik yang memiliki kelainan berkesulitan
belajar dan lamban belajar. Semua peserta didik dapat mencapai tingkat ketuntasan yang sama sesuai dengan kemampuannya sekalipun berbeda dalam
kualitas dan kuantitasnya. Sedangkan di dalam syarat kelulusan disebutkan bahwa siswa berkebutuhan khusus yang menempuh pendidikan inklusif tidak wajib
untuk mengikuti ujian nasional, tetapi cukup mengikuti ujian sekolah. Siswa berkebutuhan khusus yang tidak mengikuti ujian nasional tidak perlu dinyatakan
lulus, namun cukup diberi surat keterangan tamat, dan berhak menerima surat tanda tamat belajar dari SMP Negeri 7 Salatiga untuk melanjutkan pada satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusif atau satuan pendidikan khusus. Bagi siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti ujian nasional syarat
kelulusannya mengikuti syarat kelulusan yang berlaku di SMP Negeri 7 Salatiga. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan bapak SD selaku guru
koordinator pendidikan inklusif. “ Ya karena kita sudah ditunjuk oleh pemerintah, sudah ada surat
keputusan dan siswa juga sudah ada, maka kita sebagai salah satu sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di Kota Salatiga,
memasukan program pendidikan Inklusif ini bagian dari visi misi sekolah kita, dan sudah tercantum di dokumen kurikulum sekolah
kita.” SD.31.07.15 Dari hasil observasi dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa SMP
Negeri 7 Salatiga merupakan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan Inklusif dan sudah mendapat Surat Keputusan dari Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kota Salatiga. SMP Negeri 7 Salatiga juga sudah mengawali program Inklusif dengan menerima siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif di
SMP Negeri 7 Salatiga sudah masuk dalam program kurikulum sekolah.
4.2.2 Karakteristik Siswa Berkebutuhan Khusus di kelas Inklusif SMP Negeri 7 Salatiga