kualitas dan kuantitasnya. Sedangkan di dalam syarat kelulusan disebutkan bahwa siswa berkebutuhan khusus yang menempuh pendidikan inklusif tidak wajib
untuk mengikuti ujian nasional, tetapi cukup mengikuti ujian sekolah. Siswa berkebutuhan khusus yang tidak mengikuti ujian nasional tidak perlu dinyatakan
lulus, namun cukup diberi surat keterangan tamat, dan berhak menerima surat tanda tamat belajar dari SMP Negeri 7 Salatiga untuk melanjutkan pada satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusif atau satuan pendidikan khusus. Bagi siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti ujian nasional syarat
kelulusannya mengikuti syarat kelulusan yang berlaku di SMP Negeri 7 Salatiga. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan bapak SD selaku guru
koordinator pendidikan inklusif. “ Ya karena kita sudah ditunjuk oleh pemerintah, sudah ada surat
keputusan dan siswa juga sudah ada, maka kita sebagai salah satu sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di Kota Salatiga,
memasukan program pendidikan Inklusif ini bagian dari visi misi sekolah kita, dan sudah tercantum di dokumen kurikulum sekolah
kita.” SD.31.07.15 Dari hasil observasi dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa SMP
Negeri 7 Salatiga merupakan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan Inklusif dan sudah mendapat Surat Keputusan dari Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kota Salatiga. SMP Negeri 7 Salatiga juga sudah mengawali program Inklusif dengan menerima siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif di
SMP Negeri 7 Salatiga sudah masuk dalam program kurikulum sekolah.
4.2.2 Karakteristik Siswa Berkebutuhan Khusus di kelas Inklusif SMP Negeri 7 Salatiga
Berdasarkan hasil observasi dokumen penerimaan siswa baru tahun ajaran 20152016 SMP Negeri 7 Salatiga berkenaan dengan karakteristik siswa
berkebutuhan khusus yang ada. Pada penerimaan siswa baru di SMP Negeri 7 Salatiga tahun ajaran 20152016, SMP Negeri 7 Salatiga menerima dua siswa
berkebutuhan khusus yang berasal dari masing – masing adalah IZ dari SD Negeri
12 Salatiga dan SH dari SD 2 N Sidorejo kidul. Kedua siswa tersebut masing masing memiliki surat keterangan dari sekolah asal bahwa siswa tersebut
termasuk dalam siswa inklusif, serta keterangan tentang laporan hasil tes psikologi untuk siswa bernama IZ. Sejauh ini karakteristik siswa berkebutuhan khusus IZ di
kelas inklusif SMP Negeri 7 Salatiga diketahui dari laporan hasil tes psikologi yang sudah dilakukan ketika berada di Sekolah Dasar dan hasil pengamatan guru
secara umum. Dari laporan hasil tes psikologi tersebut diperoleh informasi bahwa, siswa bernama IZ memiliki tingkat intelegensi umum dengan skor 105 dimana di
dalam tes tersebut dikategorikan rendah. Dari intelegensi umum tersebut dirincikan ke dalam empat aspek masing-masing adalah, kemampuan non verbal
mempunyai skor 115 rata-rata, kemampuan verbal mempunyai skor 130 tinggi, kemampuan dalam pengetahuan umum 84 rendah sekali, dan kemampuan
berhitung memiliki skor 91 rendah sekali. Masih dalam laporan hasil tes psikologi siswa IZ dikategorikan sebagai siswa yang lamban belajar slow learner.
Data di atas diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan bapak SD selaku GPK mengenai karakteristik ABK sebagai berikut ;
“memang kita belum melakukan assesmen ketika siswa siswa masuk sekolah ini , namun data-data dari sekolah asal masih bisa
digunakan sebagai acuan, dan juga sejauh pengamatan saya, kalo siswa IZ sendiri itu termasuk siswa yang mempunyai tingkat percaya
diri yang tinggi, tidak malu apabila berkomunikasi dengan orang disekitarnya termasuk orang yang baru dikenal seperti mas sendiri.
Namun si IZ ini anaknya sangat mudah bosan tak terkecuali ketika pelajaran di kelas, ketika bosan dengan pelajaran si IZ sibuk dengan
dirinya sendiri. IZ juga agak lambat dalam mencerna pelajaran yang sifatnya abstrak seperti matematika, ditambah lagi kemampuan
berhitungnya yang lebih lambat dibanding teman teman sekelasnya. Jika si SH itu lebih di bawah dari IZ untuk intelegensinya, anaknya
sangat pemalu, dan pendiam. Sulit sekali untuk memulai komunikasi dengan orang lain. Kemampuan berhitungnya sangat jauh di bawah
teman-
teman seusianya.” SD.07.08.15
Dari hasil observasi dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa, ABK yang diterima sebagai siswa inklusif di SMP Negri 7 Salatiga masing-
masing memiliki karakter tersendiri. Untuk siswa IZ sudah didukung dengan hasil tes psikologi yang dilakukan ketika berada di sekolah dasar dan menunjukan
bahwa siswa IZ memiliki karakteritik siswa slow learner yaitu; kapasitas kognitif terbatas, daya ingatnya rendah, dan sangat sulit untuk berkonsentrasi di dalam
pelajaran .
4.2.3 Proses Pembelajaran Matematika di kelas Inklusif