d memori atau daya ingat rendah; e tingkatan perhatian dan daya konsentrasinya relatif rendah; f tidak mampu berekspresi atau mengungkapkan ide; g
mengalami kesulitan hampir pada semua mata pelajaran yang berhubungan dengan hafalan dan pemahaman; h mempunyai hasil belajar yang lebih rendah
dibandingkan teman-teman sekelasnya; i memiliki emosi yang kurang stabil; j biasanya kurang baik dalam bersosialisasi; k sering terlambat dalam
menyelesaikan tugas akademik dan nonakademik, jika dibandingkan teman sekelasnya; l pernah tinggal kelas; m anak membutuhkan pemeriksaan
perkembangan, perbaikan, dan penghargaan yang lebih intensif dan secara berkala; n kosa kata lebih terbatas; o mempunyai ruang minat yang sempit; dan
p mempunyai kepercayaan diri yang rendah.
2.6 Pendidikan Inklusif
2.6.1 Pengertian Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan ABK belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman
seusianya Sapon- Shevin dalam O‟Neil, 1994. Sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang,
tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak
berhasil Stainback,1980. Berdasarkan Permendiknas nomor 70 Tahun 2009 menyebutkan bahwa
pendidikan inklusif bertujuan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial atau memiliki kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya dan mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman dan
tidak diskriminatif bagi semua peserta didik. Pendidikan inklusif adalah bagian yan tidak dapat dipisahkan dari konsep
“education for all”. Pada saat ini, Pemerintah Indonesia menargetkan untuk mencapai target MDGs No. 2, yakni Pemenuhan Pendidikan Dasar bagi semua
pada tahun 2015. Guna mencapai tujuan tersebut tentunya semua anak tanpa terkecuali harus dapat mengakses pendidikan.
2.6.2 Hakikat Pendidikan Inklusif
Terdapat dua hakikat pendidikan inklusif, yaitu; 1 Pendidikan inklusif adalah penggabungan sistem pendidikan reguler dan pedidikan khusus ke dalam
satu sistem dalam sekolah yang disatukan untuk mempertemukan perbedaan kebutuhan, 2 Pendidikan inklusif adalah sebuah filosofi pendidikan dan sosial
dimana semua orang di dalamnnya adalah bagian berharga dalam kebersamaan, apapun perbedaan mereka.
Tujuan pendidikan inklusif adalah disamping untuk menyukseskan wajib belajar pendidikan dasar juga untuk menyamakan hak dalam memperoleh
pendidikan antara anak normal dengan anak berkebutuhan khusus. Melalui pendidikan inklusif ini, diharapkan anak yang berkelainan atau
berkebutuhan khusus dapan memperoleh pendidikan bersama-sama dengan anak normal lainnya. Tujuannya adalah tidak ada kesenjangan di antara hak ABK
dengan anak normal lainnya. Diharapkan pula anak dengan kebutuhan khusus dapat memaksimalkan potensi yang ada di dalam dirinya. Sehingga hasil belajara
ABK tidak telampau jauh dengan siswa normal lainnya.
2.6.3 Peserta Didik 2.6.3.1 Sasaran