Mobilitas Sosial
59
No. Bahan Perbandingan
Mobilitas Sosial Horizontal Mobilitas Sosial Vertikal
1. Proses terjadinya
. . . . . . . .
2. Sifat mobilitas
. . . . . . . .
3. Akibat yang ditimbulkan
. . . . . . . .
4. Contoh kasus
. . . . . . . .
C. Proses Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial merupakan fenomena umum yang sering terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat. Melalui mobilitas inilah keadaan
masyarakat menjadi semakin dinamis dan bukan statis. Perpindahan mampu memberikan dorongan masyarakat untuk terus maju mencapai
suatu tingkatan yang dikehendaki. Terjadinya suatu gerak sosial bukan merupakan sebuah fakta yang begitu saja, namun membutuhkan
proses yang cukup lama. Selain itu, terjadinya gerak sosial di- pengaruhi oleh beberapa faktor pendorong yang tentunya mampu
membawa individu ke suatu perpindahan. Lantas, bagaimana proses terjadinya mobilitas sosial?
1. Proses Terjadinya Mobilitas Sosial
Terjadinya mobilitas sosial berkaitan erat dengan hal-hal yang dianggap berharga di masyarakat. Oleh karena itu, kepemilikan atas
hal-hal tersebut akan menjadikan seseorang menempati posisi atau kedudukan yang lebih tinggi. Akibatnya, dalam masyarakat terdapat
penggolongan yang mempengaruhi struktur sosial. Hal-hal tersebut antara lain kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan
Soerjono Soekanto : 1987.
a. Kekayaan
Barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, maka orang tersebut akan termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan dapat
dilihat dari bentuk rumah, kendaraan pribadi, cara berpakaian, dan lain-lain.
b. Kehormatan
Ukuran kehormatan, mungkin terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani
dan dihormati akan mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat
tradisional. Pada umumnya, mereka terdiri atas golongan tua atau pernah berjasa besar kepada masya-
rakat.
c. Kekuasaan
Barang siapa memiliki kekuasaan dan wewenang ter- besar, maka ia akan menempati lapisan yang tertinggi.
Dengan menyelesaikan aktivitas ini, berarti kalian telah mampu membedakan setiap jenis dan bentuk mobilitas sosial.
Sumber: Kompas.com
Gambar 3.8 Karena kekuasaannya, seorang koman- dan pasukan menempati lapisan tinggi.
SOSIOLOGI Kelas XI
60
d. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran dalam pelapisan sosial oleh masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat
yang negatif, karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan yang kemudian dijadikan ukuran, akan
tetapi gelar kesarjanaanlah yang dijadikan ukuran. Hal ini mengakibatkan muncul usaha-usaha untuk men-
dapatkan gelar meskipun dengan cara yang tidak halal.
Hal-hal tersebut yang menjadikan pelapisan sosial muncul dalam masyarakat. Sebagai contohnya, dalam ma-
syarakat yang menghargai kekayaan material, maka semakin banyak kekayaan material yang dimilikinya semakin
membuat seseorang menempati posisi yang tinggi.
Dalam setiap lapisan masyarakat terdapat hak-hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Oleh karena itu, setiap masyarakat harus
menempatkan individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mengharuskan mereka untuk melakukan apa yang menjadi
kewajibannya. Individu bersedia melaksanakan kewajiban sesuai dengan posisinya, maka masyarakat memberikan balas jasa yang
berupa pangkat dan kedudukan. Ketika individu melakukan kewajibannya, secara langsung individu tersebut mendapat hak-hak
yang biasanya akan mempermudah kehidupannya.
Hak-hak dan kewajiban individu dalam suatu masyarakat tergantung pada penempatan individu itu dalam pelapisan
masyarakat. Semakin tinggi kedudukan sosial seseorang dalam pelapisan masyarakat, maka hak-hak yang diperolehnya semakin
mempermudah kehidupannya. Contoh, anggota DPR, dengan menduduki jabatan tersebut individu akan memperoleh hak-hak
tertentu yang akan mempermudah kehidupannya.
Oleh karena itu, banyak orang berlomba-lomba mencapai posisi teratas. Namun demikian, untuk mencapai keduduk-
an sosial tertinggi dibutuhkan kemampuan dan juga kerja keras. Tidak banyak individu yang dapat memenuhi syarat.
Bahkan hanya segolongan kecil dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pada umumnya jumlah warga lapisan atas upper
class tidak terlalu banyak apabila dibandingkan dengan lapisan menengah middle class dan lapisan bawah lower
class. Lapisan sosial tersebut terlihat dalam skema di samping.
Pada umumnya, golongan yang berada dalam lapisan atas, dianggap memiliki kedudukan tinggi yang bersifat
kumulatif. Artinya mereka yang memiliki banyak harta akan mudah memperoleh kekuasaan atau kehormatan.
Sumber: www.likmi.ac.id
Gambar 3.9 Gelar kesarjanaan menjadi ukuran pelapis- an sosial dalam masyarakat yang meng-
hargai ilmu pengetahuan.
Upper class Middle class
Lower class
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 3.10 Skema lapisan sosial dalam masya- rakat.
Pendidikan dan Mobilitas Sosial
Pendidikan dipercaya menjadi salah satu faktor yang akan mempercepat terjadinya mobilitas sosial. Fungsi pendidikan sebagai sebuah proses
penyeleksian untuk menempatkan orang pada masyarakat sesuai dengan