Keanekaragaman Ras Perbedaan Konsolidasi dan Interseksi

Masyarakat Multikultural dan Multikulturalisme 85 Berteman dalam Keragaman: Pernyataan Keragaman Agama Jakarta, 14–18 Oktober 2003 Kami tahu: • Perbedaan agama janganlah dijadikan alasan terjadinya pertengkaran dan perpecahan. • Bertegur sapa, senyum, dan bersikap adil harus dilakukan pada siapa pun walaupun berbeda agama. • Agama itu mengajarkan kebaikan. • Perbedaan agama itu anugerah dari Tuhan, karena di sanalah kita dapat saling mengisi, saling berbagi, dan saling menolong. Untuk itu, Di rumah kami bisa: • Berbagi cerita tentang keragaman agama kepada adik, kakak, ayah, dan ibu. • Memperkukuh iman dengan menjalankan ibadah yang kita anut dengan sebaik-baiknya. • Tetap percaya pada agama yang kita anut sepenuhnya dengan tetap bertoleransi pada agama lain agar persatuan antarumat beragama tetap terjaga. Di sekolah kami bisa: • Tidak mempermasalahkan agama yang dianut oleh teman-teman. • Tidak bertengkar hanya karena perbedaan agama. • Memberikan kesempatan terhadap teman-teman yang melakukan ibadah. • Bertegur sapa dan senyum dengan semua teman meskipun berbeda agama. • Mendamaikan teman yang berselisih karena perbedaan agama. • Berteman dengan siapa pun, dengan latar belakang agama yang berbeda sekalipun. Tentang Keragaman Budaya Kami tahu: • Indonesia memiliki banyak suku dan budaya yang beragam. • Bahwa setiap budaya punya ciri tersendiri. • Tiap daerah punya senjata tradisional, rumah adat, tarian, pakaian, permainan, dan makanan yang wajib kita hargai dan hormati. • Pengetahuan kami tentang kebudayaan orang lain masih sangat terbatas. • Kami pun belum begitu jelas tentang kebudayaan milik daerah sendiri. Kami tahu ada masalah: • Orang lebih senang membanggakan daerah sendiri. • Orang sering merasa budayanya paling baik. • Orang sering merasa daerahnya punya kelebihan lebih dari yang lain. Padahal beragam itu indah, sebab jika semua daerah sama, tidak akan menarik. umum? Bersama kelompokmu, jawablah pertanyaan di depan. Adakan studi kepustakaan dari media massa tentang penyebab masyarakat multikultural secara umum. Tulislah hasilnya dalam bentuk laporan. Selanjutnya presentasikan di depan kelas. SOSIOLOGI Kelas XI 86 Untuk itu, Di rumah kami bisa: • Belajar dan bermain bersama teman dan sahabat pena dari macam- macam daerah. • Berlatih menari macam-macam tarian seperti Kecak Gending Sriwijaya, Tari Baris, Serimpi, dan lain-lain. • Belajar bersama bapak, ibu, dan kakak melalui radio, tv, dan buku. • Mengajak tetangga untuk bermain congkak, petak umpet, engklek, engrang, gobag sodor, dan permainan lainnya. • Mengajak teman yang baru pindah dari daerah lain untuk bercerita dan bermain bersama. • Mengajak bermain dan belajar bersama teman yang cacat. Di sekolah kami bisa: • Mengajak teman untuk tidak mengatakan ”ih” terhadap budaya lain. • Meminjam buku dari perpustakaan tentang macam-macam budaya. • Membaca cerita-cerita daerah dan bermain dengan teman-teman. • Mengajak teman untuk menyapa dan bermain dengan teman baru. Sumber: Majalah Bobo C. Konflik yang Muncul Akibat Keanekaragaman Sebagaimana telah dijelaskan di depan bahwa keragaman suku bangsa yang dimiliki Indonesia adalah letak kekuatan bangsa Indonesia itu sendiri. Selain itu, keadaan ini menjadikan Indonesia memiliki nilai tambah di mata dunia. Namun, di sisi lain realitas keanekaragaman Indonesia berpotensi besar menimbulkan konflik sosial berbau sara suku, agama, ras, dan adat. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola keragaman suku bangsa diperlukan guna mencegah terjadinya perpecahan yang mengganggu kesatuan bangsa. Konflik-konflik yang terjadi di Indonesia umumnya muncul sebagai akibat keanekaragaman etnis, agama, ras, dan adat, seperti konflik antaretnis yang terjadi di Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Papua, dan lain-lain. Di Kalimantan Barat adanya kesenjangan perlakuan aparat birokrasi dan hukum terhadap suku asli Dayak dan suku Madura menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Akhirnya, perasaan ini meledak dalam bentuk konflik horizontal. Masyarakat Dayak yang termarginalisasi semakin terpinggirkan oleh kebijakan-kebijakan yang diskriminatif. Sementara penegakan hukum terhadap salah satu kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan di Poso, Sulawesi Tengah konflik bernuansa sara mula-mula terjadi pada tanggal 24 Desember 1998 yang dipicu oleh seorang pemuda Kristen yang mabuk melukai seorang pemuda Islam di dalam Masjid Sayo. Kemudian pada pertengahan April 2000, terjadi lagi konflik yang dipicu oleh perkelahi- an antara pemuda Kristen yang mabuk dengan pemuda Islam di terminal bus Kota Poso. Perkelahian ini menyebab- kan terbakarnya permukiman orang Pamona di Kelurahan Lambogia. Selanjutnya, permukiman Kristen melakukan tindakan balasan. Sumber: www.elseam.or.id Gambar 4.7 Munculnya konflik Dayak-Madura sebagai akibat keanekaragaman.