Pandangan Kaum Instrumentalisme Perbedaan Konsolidasi dan Interseksi
SOSIOLOGI Kelas XI
86
Untuk itu, Di rumah kami bisa:
• Belajar dan bermain bersama teman dan sahabat pena dari macam-
macam daerah. •
Berlatih menari macam-macam tarian seperti Kecak Gending Sriwijaya, Tari Baris, Serimpi, dan lain-lain.
• Belajar bersama bapak, ibu, dan kakak melalui radio, tv, dan buku.
• Mengajak tetangga untuk bermain congkak, petak umpet, engklek,
engrang, gobag sodor, dan permainan lainnya. •
Mengajak teman yang baru pindah dari daerah lain untuk bercerita dan bermain bersama.
• Mengajak bermain dan belajar bersama teman yang cacat.
Di sekolah kami bisa: •
Mengajak teman untuk tidak mengatakan ”ih” terhadap budaya lain. •
Meminjam buku dari perpustakaan tentang macam-macam budaya. •
Membaca cerita-cerita daerah dan bermain dengan teman-teman. •
Mengajak teman untuk menyapa dan bermain dengan teman baru.
Sumber: Majalah Bobo
C. Konflik yang Muncul Akibat
Keanekaragaman
Sebagaimana telah dijelaskan di depan bahwa keragaman suku bangsa yang dimiliki Indonesia adalah letak kekuatan bangsa
Indonesia itu sendiri. Selain itu, keadaan ini menjadikan Indonesia memiliki nilai tambah di mata dunia. Namun, di sisi lain realitas
keanekaragaman Indonesia berpotensi besar menimbulkan konflik sosial berbau sara suku, agama, ras, dan adat. Oleh karena itu,
kemampuan untuk mengelola keragaman suku bangsa diperlukan guna mencegah terjadinya perpecahan yang mengganggu kesatuan bangsa.
Konflik-konflik yang terjadi di Indonesia umumnya muncul sebagai akibat keanekaragaman etnis, agama, ras, dan adat, seperti konflik
antaretnis yang terjadi di Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Papua, dan lain-lain.
Di Kalimantan Barat adanya kesenjangan perlakuan aparat birokrasi dan hukum terhadap suku asli Dayak dan suku Madura
menimbulkan kekecewaan yang mendalam. Akhirnya, perasaan ini meledak dalam bentuk konflik horizontal. Masyarakat
Dayak yang termarginalisasi semakin terpinggirkan oleh kebijakan-kebijakan yang diskriminatif. Sementara
penegakan hukum terhadap salah satu kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sedangkan di Poso,
Sulawesi Tengah konflik bernuansa sara mula-mula terjadi pada tanggal 24 Desember 1998 yang dipicu oleh seorang
pemuda Kristen yang mabuk melukai seorang pemuda Islam di dalam Masjid Sayo. Kemudian pada pertengahan
April 2000, terjadi lagi konflik yang dipicu oleh perkelahi- an antara pemuda Kristen yang mabuk dengan pemuda
Islam di terminal bus Kota Poso. Perkelahian ini menyebab- kan terbakarnya permukiman orang Pamona di Kelurahan
Lambogia. Selanjutnya, permukiman Kristen melakukan tindakan balasan.
Sumber: www.elseam.or.id
Gambar 4.7 Munculnya konflik Dayak-Madura sebagai akibat keanekaragaman.