Universitas Sumatera Utara
2. Aktor mungkin ingin menyembunyikan kesalahan yang dibuat saat persiapan pertunujkan, langkah-langkah yang diambil untuk
memperbaiki kesalahan
tersebut misalnya
sopir taksi
menyembunyikan fakta bahwa ia mulai salah arah. 3. Aktor mungkin merasa perlu menunjukan hanya produk akhir dan
menyembunyikan proses
memproduksinya misal
dosen menghabisakan waktu beberapa jam untuk memberi kuliah, namun
mereka bertindak seolah - olah telah lama memahami materi kuliah.
4. Aktor mungkin perlu menyembunyikan “kerja kotor” yang dilakukan
untuk membuat produk akhir dari khalayak kerja kotor itu mungkin meliputi tugas-tugas yang secara fisik kotor, semi-legal, dan
menghinakan. Dalam mencapai tujuannya tersebut, menurut konsep dramaturgi, manusia
akan mengembangkan perilaku-perilaku yang mendukung perannya tersebut. Selayaknya pertunjukan drama, seorang aktor drama kehidupan juga harus
mempersiapkan kelengkapan pertunjukan. Kelengkapan ini antara lain memperhitungkan setting, kostum, penggunakan kata dialog dan tindakan non
verbal lain, hal ini tentunya bertujuan untuk meninggalkan kesan yang baik pada lawan interaksi dan memuluskan jalan mencapai tujuan.
Perilaku kita dibatasi oleh oleh konsep-konsep drama yang bertujuan untuk membuat drama yang berhasil. Sedangkan back stage adalah keadaan
dimana kita berada di belakang panggung, dengan kondisi bahwa tidak ada penonton. Sehingga kita dapat berperilaku bebas tanpa mempedulikan plot
perilaku bagaimana yang harus kita bawakan Dadang,2007:78.
2.2.2 Teori Disonansi Kognitif
Teori yang berpendapat bahwa disonansi adalah sebuah perasaan tidak nyaman yang memotivasi orang untuk mengambil langkah demi mengurangi
ketidaknyamanan. Sebagaimana Roger Brown katakan, dasar dari teori ini mengikuti sebuah prinsip yang cukup sederhana keadaan disonansi kognitif
dikatakan sebagai keadaan ketidaknyamanan psikologis atau ketegangan yang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
memotivasi usaha – usaha untuk mencapai konsonansi. Disonansi adalah sebutan
untuk ketidakseimbangan dan konsonansi adalah sebutan untuk keseimbangan. Selanjutnya, Brows mengatakan bahwa teori ini memungkinkan dua elemen untuk
memilikitiga hubungan yang berbeda satu sama lain. Mungkin saja konsonan consonant, dissonant, irrelevant WestTurner,2008:137.
1. Hubungan konsonan consonant Ada antara dua elemen ketika dua elemen tersebut ada pada posisi
seimbang satu sama lain. 2. Hubungan Disonan dissonant,
Berarti bahwa elemen – elemen tidak seimbang satu dengan lainnya.
3. Hubungan tidak relevan irrelevant Ada ketika elemen
– elemen tidak mengimplikasikan apa pun mengenai satu sama lain :
Beraikibat pada Beraikibat pada
Gambar 2.1 Proses Disonansi
Teori ini menyatakan bahwa, agar dapat menjadi persuasif, strategi - strategi harus berfokus pada inkonsistensi sembari menawarkan perilaku baru
yang memperlihatkan konsistensi atau keseimbangan. Selanjutnya disonansi kognitif dapat memotivasi perilaku komunikasi saat melakukan persuasi kepada
orang lainnya dan saat orang berjuang untuk mengurangi disonansi kognitifnya. Sebagaimana telah dikemukakan Teori Disonansi Kognitif adalah penjelasan
mengenai bagaimana keyakinan dan perilaku mengubah sikap, Teori ini berfokus
Sikap,pemikiran, dan perilaku yang tidak
konsisten
Perubahan yang menghilangkan
inkonsistensi Rangsangan
yang tidak menyenangkan
Mulainya disonansi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
pada efek inkonsistensi yang ada diantara kognisi – kognisi. Untuk itu terdapat
sejumlah asumsi dasar yang mendukung teori tersebut. Teori disonansi kognitif memiliki sejumlah anggapan atau asumsi dasar
diantaranya adalah: 1.
Manusia memiliki hasrat akan konsistensi pada keyakinan, sikap dan perilakunya. Disini menekankan sifat dasar manusia yang mementingkan
stabilitas dan konsistensi. 2.
Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis. Teori ini merujuk pada fakta bahwa kognisi - kognisi harus tidak konsisten secara psikologis.
3. Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk
melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat diukur. 4.
Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan usaha untuk mengurangi disonansi. WestTurner,2008:139
Orang yang mengalami disonansi akan berupaya mencari dalih untuk mengurangi disonansinya itu. Pada umumnya orang berperilaku ajeg atau
konsisten dengan apa yang diketahuinya. Tetapi kenyataannya menunjukkan bahwa sering pula seseorang berperilaku tidak konsisten seperti itu. Jika seseorang
mempunyai informasi atau opini yang tidak menuju ke arah menjadi perilaku, maka informasi atau opini itu akan menimbulkan disonansi perilaku. Apabila
disonansi tersebut terjadi, maka orang akan berupaya mengurangi dengan jalan mengubah perilakunya, kepercayaannya atau opininya. WestTurner,2008:141
Teori disonansi kognitif berkaitan dengan proses pemilihan terpaan selektif selective exposure, pemilihan perhatian selective attention,pemilihan
interpretasi selective interpretation, dan pemilihan retensi selectie retention karena teori ini memprediksikan bahwa orang akan menghindar informasi yang
meningkatkan disonansi. Proses perseptual ini merupakan dasar dari penghindaran.
1. Terpaan selektif selective exposure Mencari informasi yang konsisten yang belum ada, membantu untuk
mengurangi disonansi. CDT memprediksikan bahwa orang akan menghindari informasi yang meningkatkan disonansi dan mencari informasi yang konsisten
dengan sikap dan perilaku mereka.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Pemilihan perhatian selective attention Merujuk pada melihat informasi secara konsisten begitu konsistensi itu
ada. Orang memerhatikan inforasi dalam lingkungannya yang sesuai dengan sikap dan keyakinanya sementara tidak menghiraukan informasi yang tidak konsisten.
3. Pemilihan interpretasi selective interpretation Melibatkan penginterpretasian informasi yang ambigu sehingga menjadi
konsisten. Dengan menggunakan intepretasi selektif, kebanyakan otang menginterpretasikan sikap teman dekatnya lebih sesuai dengan sikap mereka
sendiri daripada yang sebenarnya terjadi. 4. Pemilihan retensiselectie retention
Merujuk pada mengingat dan mempelajari informasi yang konsisten dengan kemampuan yang lebih besar dibandingkan yang kita lakukan terhadap
informasi yang konsisten. Sikap tampaknya dapat mengelola memori dalam proses pemilihan retensiWestTurner,2008:142.
2.2.3 Konsep Diri