Universitas Sumatera Utara
2. Pemilihan perhatian selective attention Merujuk pada melihat informasi secara konsisten begitu konsistensi itu
ada. Orang memerhatikan inforasi dalam lingkungannya yang sesuai dengan sikap dan keyakinanya sementara tidak menghiraukan informasi yang tidak konsisten.
3. Pemilihan interpretasi selective interpretation Melibatkan penginterpretasian informasi yang ambigu sehingga menjadi
konsisten. Dengan menggunakan intepretasi selektif, kebanyakan otang menginterpretasikan sikap teman dekatnya lebih sesuai dengan sikap mereka
sendiri daripada yang sebenarnya terjadi. 4. Pemilihan retensiselectie retention
Merujuk pada mengingat dan mempelajari informasi yang konsisten dengan kemampuan yang lebih besar dibandingkan yang kita lakukan terhadap
informasi yang konsisten. Sikap tampaknya dapat mengelola memori dalam proses pemilihan retensiWestTurner,2008:142.
2.2.3 Konsep Diri
Salah satu faktor penentu atau gagalnya seseorang dalam menjalani kehidupan adalah konsep diri. Konsep diri yang ada pada seorang individu adalah
sebagai bentuk keyakinan dirinya bahwa dia mampu dan bisa untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya. Konsep diri seseorang
dinyatakan melalui sikap dirinya dalam suatu lingkungan. Manusia sebagai organism yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya
menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang
bersangkutan. Konsep diri pada dasarnya merupakan pandangan kita mengenai siapa kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang
lain kepada kita Rakhmat,2005: 99. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial dan fisis.
Sedangkan Menurut
George Herbet
Mead dalam
buku Introducing
Communication Theory Analysis an Aplication Third Edition konsep diri pada seseorang muncul bukan dari pikiran seseorang tersebut lebih dahulu, melainkan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dari pemikiran atau pandangan dari orang lain terhadap diri kita dan baru diikuti pemikiran yang muncul pada diri kita dari pemikiran orang lain. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang diri, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi
fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya. Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah laku
seseorang. Bagaimana seseorang memandang dirinya akan tercermin dari keseluruhan perilakunya. Artinya, perilaku individu akan selaras dengan cara
individu memandang dirinya sendiri. Apabila individu memandang dirinya sebagai orang yang tidak mempunyai cukup kemampuan untuk melakukan suatu
tugas, maka seluruh perilakunya akan menujukkan ketidakmampuannya tersebut. Menurut Felker dalam Pudjijogyanti 1998:5, terdapat tiga peranan penting
konsep diri dalam menentukan perilaku seseorang, yaitu : 1. Konsep diri memainkan peranan dalam mempertahankan keselarasan
batin seseorang. Individu senantiasa berusaha untuk mempertahankan keselarasan batinnya. Bila individu memiliki ide, perasaan, persepsi
atau pikiran yang tidak seimbang atau saling bertentangan, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk
menghilangkan ketidakselarasan tersebut, individu akan mengubah perilaku atau memililih suatu system untuk mempertahankan
kesesuaian antara individu dengan lingkungannya. Cara menjaga kesesuaian tersebut dapat dilakukan dengan menolak gambaran yang
diberikan oleh lingkungannya mengenai dirinya atau individu berusaha mengubah dirinya seperti apa yang diungkapkan lingkungan
sebagai cara untuk menjelaskan kesesuaian dirinya dengan lingkungannya.
2. Konsep diri menentukan bagaimana individu memberikan penafsiran atas pengalamannya. Seluruh sikap dan pandangan individu terhadap
dirinya sangat memengaruhi individu tersebut dalam menafsirkan pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan secara berbeda
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, karena masing
– masing individu mempunyai sikap dan pandangan yang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
berbeda terhadap diri mereka. Tafsiran negatif terhadap pengalaman hidup disebabkan oleh pandangan dan sikap negatif terhadap dirinya
sendiri. Sebaliknya, tafsiran peostif terhadap pengalaman hidup disebabkan oleh pandangan dan sikap positif terhadap dirinya.
3. Konsep diri juga berperan sebagai penentu pengharapan individu. Pengharapan ini merupakan inti dari konsep diri. Bahkan
McCandless sebagaimana dikutip Felker 1974 menyebutkan bahwa konsep diri seperangkat harapan harapan tersebu. Siswa yang cemas
dalam menghadapi ujian akhir dengan mengatakan “Saya sebenarnya anak bodoh, pasti saya tidak akan mendapat nilai yang baik”,
sesungguhnya sudah mencerminkan harapan apa yang akan terjadi dengan
hasil ujiannya.
Ungkapan tersebut
menunjukkan keyakinannya bahwa ia tidak mempunyai kemampuan untuk
memperoleh nilai yang baik. Keyakinannya tersebut mencerminkan sikap dan pandangan yang negatif terhadap dirinya sendiri.
Pandangan negatif terhadap dirinya menyebabkan individu mengharapkan tingkah keberhasilan yang akan dicapai hanya pada
taraf yang rendah. Patokan yang rendah tersebut menyebabkan individu bersangkutan tidak mempunyai motivasi untuk mencapai
prestasi yang gemilang Pudjijogyanti,1988:5. Sedangkan menurut Pudjijogyanti 1988:3 koponen
– komponen konsep diri ada dua yaitu :
1. Komponen kognitif Komponen kognitif merupakan pengetahuan individu tentang
keadaan dirinya, misalnya “saya anak bodoh” atau “saya anak nakal”.
Jadi komponen kognitif merupakan penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri saya. Gambaran diri self picture
tersebut akan membentuk citra diri self image.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Komponen afektif Komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap diri.
Penilaian tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri Self acceptance, serta harga diri self esteem individu.
Konsep diri yang baik ditandai dengan sikapnya yang optimis dan terbuka terhadap lingkungan. Selain itu, dia juga memiliki keyakinan untuk mengatasi
masalah yang dia hadapi dan juga mampu memperbaiki dirinya dengan cara menampilkan kepribadian dan juga perilaku yang disenangi oleh orang lain.
Sedangkan konsep diri yang tidak baik ditandai dengan sikap yang pesimis, tertutup, tidak percaya diri dan mudah tersinggung. Selain itu, dia selalu minder
karena dia merasa jika dia tidak disenangi oleh orang – orang yang berada
disekitarnya. Dia selalu merasa jika orang lain adalah musuhnya yang tidak senang dengan dirinya.
Dari pernyataan diatas, S.Frank Miyamoto dan Sanford M. Dornbusch 1956 mencoba mengkorelasikan penilaian orang lain terhadap dirinya sendiri
dengan skala empat angka dari yang paling jelek sampai uang paling baik, yaitu : 1. Kecerdasan
2. Kepercayaan diri 3. Daya tarik fisik
4. Kesukaan orang lain kepada dirinya Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga
penilaian tentang diri. Jadi konsep diri meliputi tentang apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakan tentang diri. Interaksi simbolik berfokus pada pentingnya
konsep diri atau set relatif stabil dari persepsi bahwa seseorang memegang sendiri dan membentuk dirinya sendiri. Ketika seseorang atau aktor sosial mengajukan
pertanyaan “siapa saya?” Jawabannya selalu berhubungan dengan konsep diri orang tersebut. Karakteristik dalam dirinya mengakui tentang fitur fisiknya, peran,
bakat, keadaan emosional, nilai keterampilan sosial dan batas, intelek dan hal itu membentuk make up konsep diri seseorang Rakhmat,2005:101. Gagasan penting
untuk interaksi simbolik, lebih lanjut adalah tertarik pada cara-cara orang mengembangkan konsep diri.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 BentukKonsep Diri
Menurut Stuart dan Sundeen memberi penjelasan bahwa konsep diri terdiri dari 5 aspek :
1. Gambaran Diri Body Image Gambaran diri adalah sikap mahasiswi perokok terhadap tubuhnya
secara sadar maupun tidak sadar. Sikap ini menyangkut persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk penampilan, fungsi, dan potensi
tubuh masa sekarang dan masa lalu. 2. Ideal Diri
Ideal Diri adalah persepsi mahasisiwi perokok bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar dapat berhubungan
dengan tipe orang yang diinginkannya atau sejumlah aspirasi, cita cita atau nilai yang ingin dicapainya. Ideal diri akan mewujudkan cita cita
dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial keluarga,lingkungan kepada siapa ia ingin melakukannya.
3. Harga diri Harga diri adalah penilaian pribadi mahasiswi perokok terhadap
hasil yang ingin dicapai dengan menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi identitas diri sendiri.Frekuensi pencapaian tujuan akan
menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Semakin sering seseorang gagal kecenderungannya adalah harga diri
akan rendah demikian sebaliknya. 4. Peran
Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh mahasiswi dari statusnya di masyarakat. Beberapa
mahasiswi disibukkan dengan peran yang hendak dimainkannya. Misalkan saja selain sebagai pelajar, anak, sahabat, pemimpin, pekerjaan
dan sederetan posisi yang dijalankannya. Posisi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mengaktualisasikan dirinya. Menunjukkan seberapa besar ia
cukup berguna di setiap aspek kehidupan. Harga diri yang tinggi merupakan hasil peran yang memenuhi dengan kebutuhan dan cocok
dengan ideal diri.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
5. Identitas Diri Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber
dari observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan utuh. Seseorang yang mempunyai
perasaan identitas diri yang kuat maka akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya. Individu yang memiliki
identitas diri yang kuat akan memandang dirinya sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpisah dari orang lain dan individu tersebut akan
mempertahankan identitasnya walau dalam kondisi sesulit apapun. Stuard Sundeen, 1998:378.
2.3 Model Teoritik