Informan V SH Impression Management Pada Mahasiswi Perokok

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Impression Management AM

4.1.3.5 Informan V SH

Informan pertama kali mengenal rokok sejak berada di bangku SMA di kelas satu Saat itu ia bergaul dengan teman teman yang pada umumnya telah merokok. Karena merasa penasaran dan kemauan sendiri ia mencoba rokok. Alasan informan merokok untuk mengurangi stres yang dialaminya. Rokok memberikan efek nyaman baginya. “Sejak SMA kelas 1.. Ya udah ngerokok sih ,Kemauan sendiri Pertamanya sih lihat, ini lebih ke kawan, terus kedua, ya kebetulan kalo lagi stres aja sih ngerokoknya .” Terkait dengan intensitas informan merokok dalam satu hari, ia mampu menghabiskan rata – rata satu bungkus dalam sehari. Dikeluarganya hanya yang juga seorang perokok adalah ayahnya. Ia memiliki dua saudara perempuan lainnya yang tidak perokok. Impression Management Signification other Tempat Alasan Front Stage Back Stage Menutup rapat tentang kebiasaan merokoknya apalagi didepan orang tuanya. Ia mendesain tampilannya dengan sebutan anak zaman, Biasanya ia melakukan perawatan untuk memberikan tampilan yang menarik kepada public, dan ia menjaga tutur bahasa dan bergaya bahasa senormalnya berlangsung. Dan pendidikan yang sedikit otoriter membuatnya menutup rapat kebiasaaannya tersebut dari keluarganya Kelompok sosialnya yang kebanyakan adalah perokok, membuatnya tampil berbeda saat berada di back stage. Ia akan lebih rileks dan plong dan seadanya ketika bersama teman temannya.  Orang Tua Teman Kampus  Ruang public  Rumah Kantin kampus Takut karena uang yang digunakan adalah uang orang tua. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara “ Ya nggak tentu.. Kalo misalnya ada 1 bungkus, ya mungkin 1 bungkus itu bisa habis dalam satu hari. ” Ya paling bos cowok yang ngerokok .” Informan sempat beberapa kali mengganti jenis rokoknya. Awalnya ia menggunakan rokok Magnum Filter, kemudian baru baru ini ia memutuskan untuk menggantinya dengan sampoerna Mild. Menurutnya rokok itu nyaman dimulut dan sedikit berat ketika dihisap. “Kemarin sempet Magnum Filter, dan sekarang jadi Sampoerna Ya enak aja.. Agak berat gitu sih. ” Riwayat informan dengan rokok tidak berlangsung secara intens dan berkepanjangan sejak ia mencobanya pertama kali di SMA. Ia pernah bebeapa kali berhenti dari rokok. Saat itu ia berhenti karena memiliki seorang kekasih, namun setelah pasangan tersebut putus, ia kembali menghisap rokok hinga sekarang. Faktor putus cinta menjadi alsan informan memulai kembali merokok. “Sempat berhenti sampek kelas 3 SMA kemudian lanjut lagi pas masuk kuliah Ya nggak ada sih, ngilangin suntuk aja.. Putus cinta Semenjak kemarin itu pernah ada pacar, terus putus, dan sekarang, ya putus, jomblo .” Pelaku sangat menikmati reaksi yang ada pada rokok. Terdapat dampak tersendiri yang memberi kenyamanan dan rileks ketika menghisap rokok. “ Gimana ya.. Kalo ngerokok rasanya ngilangin semua penat yang ada di pikiranlah bang.. Sebenernya manfaatnya nggak ada.. Cuma ya buat have fun ajalah.. Buat enak.. ” Informan memiliki tempat tempat yang khusus untuk merokok. Ia tidak merokok di semua tempat, apa lagi tempat tempat yang terdapat orang banyak. rumah, kantin, jalan raya adalah tempat yang dihindarinya. Ia biasanya merokok di tempat tongkrongan, ruang kelas, kafe dan kos teman dan tempat tempat yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dirasa aman dan nyaman untuk merokok. Ia takut ketahuan oleh orang tuanya, dan memang sampai saat ini dikeluarganya belum ada yang mengetahui ia adalah seorang perokok. “ Di tempat tongkrongan, di kost kawan, di kampus, ya udah itu aja.. Ya takut ketauan sama orangtua.. Ya kalo ketauan, ya pasti tau sendirilah gimana, kan.. Ya mending ngerokoknya di luar aja biar nggak tahu siapa-siapa ataupun orangtua dan keluarga .” Kafe kupie, Setia Budi dimana proses wawancara tersebut berangsung adalah tempat favorit informan untuk merokok. Ia sangat nyaman berada disini, ada banyak teman dan ia merasa terjaga kerahasiaannya sebagai perokok ditempat tersebut. “Karena diliat dari suasana pun, lebih banyak orang yang ngerokok di sini, perempuan dan laki-laki juga sama aja, jadi ngerokok itu bebas, mau ngapain aja terserah di sini. ” Informan memiliki tempat langganan lain untuk merokok yakni di kos temannya yang diberi inisial M, ia merokok hanya ketika waktu luang, tidak ada waktu khusus yang digunakannya untuk merokok. “ Saat ada waktulah buat ngerokok.. Waktu-waktu luang gitu.” Rokok Sampoerna yang dihargai Rp.15000,- ia dapatkan dari uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya. Ia tidak tergolong mahasiwi yang aktif, kesehariannya hanya diisi dengan aktivitas kuliah, nongkrong, dan merokok. “15 ribu kalo nggak salah.. Dari jajan ,orangtua Ya paling kuliah, terus ya nongkrong-nongkrong, udah gitu aja sih.. ” Informan menganggap rokok adalah benda yang menyenangkan, ia bisa melakukan banyak hal dengan rokok. Selain di kost temannya ia juga merokok di area kampus, kebiasaannya merokok ketika berada di ruangan kelas, ia merokok secara kolektif dengan teman temannya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara “Di kampus sih nggak terlalu sering, cuma kalo misalnya ada orang yang nawarin rokok di kampus, ya pasti merokoklah.. Di ruangan, di kelaslah bisa.. Rame sama kawan juga.. Nggak di depan publik kok, di kelas.. Tapi kan, orang-orang yang itu kan yang udah dikenal, semua yang udah tau merokok juga. ” Kenyamanannya ketika merokok adalah saat merokok bersama-sama, dengan teman teman yang ia percaya, menurutnya jika dilakukan beramai ramai maka image yang dibangun tidak terlalu jelek, orang orang akan menilai bukan kepada personal tapi lebih kepada kelompok. “Sama orang lain.. Karena biar ada temen aja buat ngerokok, kalo sendiri, kan malu diliat orang rame gitu. ” Terkait dengan desain diri, informan tidak terlalu memperhatikan perkembangan penampilan yang berbeda, baik saat dia merokok maupun tidak. Ia biasanya merokok ditemani kopi dan memainkan jemarinya di handphone. “Nggak terlalu.. Karena saya jadi diri saya sendiri, ngapain mesti ngikutin jaman.. Saya jadi diri saya sendiri aja, kalo misalnya make-up, ya paling pake bedak, pake gincu, pake eyeliner, udah gitu aja.. Paling duduk sambil ngopi, sambil main handphone, sambil ngerokok, udah.. Ya.. Ya enak aja gitu habis makan langsung ngerokok.. ” Informan bukanlah seseorang yang suka menggunakan zat adiktif dan alkholol. Rokok bukanlah menjadi prioritas utamanya, menurutnya ia dapat hidup tanpa rokok, dalam ukuran tertentu ia menempatkan rokok diurutan terakhir setelah makanan dan minuman. “Narkoba nggak sampeklah, kalo minum-minum alkohol gitu ya paling pernah.. Nggak terlalu penting sih, cuma ya kalo misalnya nggak ada rokok paling kecarian aja.. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Ya paling makanan.. nomor dua baju, nomor tiga hmm.. ya paling yang terakhir rokoklah. ” Gaya berbahasa, sikap dan tampilannya secara keseluruhan tidak didesain untuk memberikan image yang baik. Informan lebih suka tampil apa adanya, baik cara berbicara, bergaya, dan bersikap terhadap orang lain. “ Lembut kayaknya, ya bang.. Saya suka pake kemeja sih kalo ke kampus, rok nggak terlalu .” Informan memiliki pandangan tersendiri mengenai sosok pria yang tidak merokok, ia berpendapat bahwa pria yang tidak merokok adalah munafik. “Kayaknya yang nggak merokok itu, kalo bagi cowok itu kayaknya kalo nggak merokok itu munafik kali, ya.. pasti ada sih cowok yang ngerokok tapi mungkin dia nggak mau melihat dirinya itu jadi seorang perokok.. kalo perempuan ya perempuan jaman sekarangpun mungkin lebih banyak yang merokok daripada yang nggak.. perempuan sekarang pun ibaratnya sama kayak cowok juga.. maksudnya banyaknya yang merokok itu. ” Jika ditelik, informan lebih nyaman merokok bersama teman laki laki daripada perempuan. Informan akan berhenti merokok kiha suatu saat nanti ia menemukan jati dirinya yang sebenarnya. “Lebih nayaman sama cowok.. Karena terlihat jantan.. Kalau saya udah menemukan jati diri saya.. sekarang lagi mencari jati diri .” Impression Management yang dilakukan oleh nya hampir sama dengan informan AM karena keduanya adalah sahabat baik dan merupakan teman merokok. Ia sangat nyaman bersama dengan AM ketika merokok. Di lingkungan Front Stagenya keluarga dan orang tuanya yang paling ia jaga jangan sampai kebiasaan merokok tersebut diketahui. Berikut akan dijelaskan lewat table Impression Management oleh informan SH : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Impression Management SH

4.1.3.6 Informan VI WN