Informan IV AM Impression Management Pada Mahasiswi Perokok

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Impression Management LP

4.1.3.4 Informan IV AM

Informan ke empat ketika di temui baru saja selesai merokok. Ia mengenal rokok pertama kali dari teman teman saat berada di Sekolah Menengah Atas. Pada saat itu mereka berkumpul dan salah seorang temannya menawarkannya rokok, dan informan mencobanya. Alasan tersebut yang membuatnya mencoba rokok. Temannya yang menawarinya merokok adalah perempuan yang juga seorang perokok. “Kenalnya dari teman teman, Waktu SMA, Kelas 2 Pertama kali pas lagi ngumpul ngumpul gitu, pas lagi penat..dan teman teman aku pada ngerokok semua, dan bukan mau gaya gayaan atau apa, karena penat rokok ini enak buat tenang, yaudahlah aku coba. ” Pergaulannya diluar sekolah membawanya untuk mengonsumsi rokok hingga kini. Ia lebih senang berkumpul di tempat nongkrong dibandingkan berada Impression Management Signification other Tempat Alasan Front Stage Back Stage Hanya mendesain dirinya di rumah dan ketika bertemu golongan high class. Ia akan berusaha untuk tampil cantik ketika berpakaian feminim. Ketika di rumah ia akan menyembunyikan secara rapat hal yang berbau rokok. Banyak orang yang telah mengetahuinya sebagai seorang perokok. Tak segan segan lagi ia merokok disemua tempat di luar rumah. Ia seakan tak perduli dengan lingkungan dan public yang memerhatikannya, menurutnya tampil layaknya laki laki tomboy adalah tampilan apa adanya dari pribadinya. Ia meggunakan rokok sebagai accesoris agar lebih terlihat lebih jantan.  Orang Tua Masalah keuarga dan hubungan yang kurang harmonis dengan keluar dan rumah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dirumah. Pada saat pertama kali mencoba rokok, ia tidak berani mencobanya disekolah, ia lebih senang berada di kafe atau tempat tempat yang tidak banyak orang melihatnya. “ Bukan, saya gak berani di sekolah, ditempat tempat nongkrong lah dicafe café gitu .” Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa informan adalah seorang perokok. Keluarganya hingga sekarang tidak mengetahui sama sekali bahwa anak bungsunya tersebut adalah seorang perokok. Ia berusaha menutupinya dari orang tuanya. Ayahnya adalah seorang perokok, namun karena sesuatu penyakit yang dideritanya sejak tahun lalu telah berhenti merokok. “Enggak lah, dan sampai sekarang juga gak mengetahui saya perokok.” “ Dulu perokok, ayah saya tapi karena sakit jantung udah berhenti.” Informan merasakan kenikmatan tersendiri di mulut saat merokok. Hal ini membuatnya ketagihan hingga saat ini. Ia dapat sekurangnya satu bungkus rokok dalam sehari. “Ya enak aja di mulut, Ya manis, pokoknya mantaplah, Gak tentu tergantung juga, kurang dari sebungkus ” Tempat favorit informan saat merokok adalah di kafe yang menjadi langganannya dan teman temannya. Menyangkut kebiasaanya di kampus ia juga sering merokok dikampus bersama teman temannya. Area kampus yakni ruang kelas adalah tempat yang biasa menjadi titik mereka mengonsumsi rokok. Namun informan lebih suka merokok sendiri, di ruang privasinya sendiri dan tidak terlihat orang banyak. Di kampus ia biasa merokok bersama kelompokya yang terdiri dari dua belas orang. “Enggak kok, aku ngerokok sama temen temen aja, kita biasanya merokok itu dikelas Ya teman dekat, ada 12an orang gitu, Banyak, tapi saya gak mau nyebutin Kalau cewek itu hanya 2 orang, laki laki sisanya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Saya lebih suka di ruang private saya, Ya malas aja nunjukin, karena saya tahu merokok itu gak bagus apalagi kan saya anak cewek .” Alasan informan sampai saat ini tetap merokok adalah karena susah untuk berhenti, dan rokok sudah mulai menjadi kebutuhan baginya, meskipun ia belum bisa digolongkan sebagai perokok berat. Selain itu ia belum mendapat motivasi untuk berhenti. “Ya, karena saya belum bisa berhenti sih, karena tidak ada motivasi dari orang dan dari diri saya sendiri .” Saat ini informan tidak memiliki seorang kekasih, ia tidak terlalu mau menceritakannya. Informan merasa jika tidak merokok ada hal yang sedikit lain dari biasanya. Rokok yang paling sering ia konsumsi adalah Sampoerna Mild. Rokok ini dihargai Rp.16.000. Ia mendapatkan rokok dari uang jajan sepenuhnya. “ Karena kalau tidak merokok, lain gitu jadinya Sampoerna Mild ,Harganya Rp.16.000 Dari orang jajan, orang tua .” Informan mengetahui bahwa rokok akan berdampak buruk bagi dirinya, namun karena susah untuk berhenti ia tetap melanjutkan kebiasaanya tersebut. “iya saya berpikir, tau Kan saya dah bilang saya mau berhenti Cuma susah .” Ia takut jika orang tuanya mengetahui kebiasaanya tersebut, sampai-sampai ia tidak mau memikirkannya. Dikeluarganya, ayah dan saudara laki lakinya merupakan seorang perokok. Informan adalah seorang yang mengikuti tren dan mode. Ia sering sekali mendesain dirinya agar tampil cantik, kebiasaanya ke salon menjadi bukti bahwa ia memperhatikan faktor tamilan saat berada diruang publik. “Ya, kalau ada yang lagi ngetrend ya saya ikutin selagi saya nyaman ya pernah, 3 kali dalam seminggu saya kesalon .” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Menyangkut zat adiktif dan minuman keras, Ia tidak pernah menggunakan benda benda tersebut. Saat merokok informan hampir setiap hari merokok bersama lawan jenisnya dibandingkan dengan perempuan. “Tiap hari, ya kalau kita lagi sama sama ya merokok bareng bareng,karena rokok kita jugakan sama .” Berkaitan dengan rokok kesukaan, ternyata informan adalah seorang yang selektif , ia tidak gampang saja untuk menggunakan rokok. Rokok baginya bukan hal yang utama, ketika diurutkan tingkat kebutuhan terhadap rokok berada pada posisi terakhir. “Tidak, saya milih milih rokok juga Ya nomor 5 lah , nomor satu itu makanan, terus pakaian, terus mode, karena saya juga kan “anak jaman.” Setiap harinya informan mendesain dirinya agar tampak lebih feminis saat dikampus, dan tidak tampak kecurigaan sedikit pun bahwa ia adalah seorang perokok. “ Yang paling penting baju pasti harus dipadukan dengan celana, mana nyamannya terus make up nya juga yang standar .” Informan memiliki saat saat khusus untuk merokok, yaitu saat siang dan sore hari, itu karena hanya saat itu ia berada di luar rumah. Ditempat tongkrongan tersebut ia lebih suka merokok bersama sama laki laki. “Siang hari, dan sore hari Karena setiap hari itu saya pasti ketempat nongkrong ini mas, jadi disitulah saya merokoknya .” Informan menggunakan gaya bahasa yang apa adanya dimanapun ia berda. Ia tidak terlalu berusaha untuk berbeda gaya berkomunikasinya terhadap siapapun. “Ya saya bergaya bahasa standard aja, Tidak, menjadi diri orang lain gitu .” Saat disinggung mengapa informan tetap merokok ia beralasan susah sekali untuk melepaskan kebiasaan tersebut. “Kalau bisa berhenti, saya juga mau berhenti sekarang, karena kalau saya gak merokok sehari, itu bakal jadi beda banget .” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Hal yang mulai ia rasakan dari dampak rokok adalah susah tidur dimalam hari dan sesak nafas yang terkadang dirasakannya. “Kesehatan, agak agak sesak nafas gitu, dan kondisi perut yang gak enak. Sebenarnya dampak negatif, terus kalau malam jadi gak enak gitu tidur .” Upaya pernah dilakukannya untuk berhenti dari pengaruh rokok diantaranya membuat resolusi, mengurangi intensitas rokok namun usaha demi usaha tersebut gagal ia lakukan. “Sebenarnya revolusi saya di 2014 ini adalah berhenti merokok, tapi tanggal 1 Januari itu saya diajaka keluar sama teman saya, terus dia nawarin nawarin rokok gitu, padahal saya niatnya pengen berhenti, sebenarnya sih karena pengaruh teman .” Menurutnya orang tuanya otoriter dan tidak mengerti dengannya. Ia takut kepada orang tuanya, apalagi jika sampai orang tuanya mengetahui bahwa ia adalah seorang perokok. “ Gimana ya, orang tua saya orangnya otoriter, saya takut, apalagi uang mereka yang masih saya gunakan, dan saya jadi anak paling kecil .” Impression Management pada informan AM sering dilakukannya karena tidak banyak orang yang mengetahui bahwa ia adalah seorang perokok. front stage yang nyaris tidak ada perokok di keluarganya menjadi golongan yang paling ia jaga agar rahasianya tidak terbongkar. Informan mendesain penampilannya sedimikian rupa, dengan berbusana rapi dan sopan ketika berada di rumah, gaya bahasa yang lembut membuat lingkungan front stage tidak mengetahuinya. Lingkungan kampus, ruang publik juga dihindarinya . Sebaliknya,di back stage ia juga manjaga agar lingkungan luar tidak terlalu mengetahui terlalu banyak tentang dirinya. Ia hanya akan merokok dengan beberapa orang saj yang dianggapnya cocok untuk diajak merokok bersama. Berikut akan dijelaskan lewat tabel proses impression management yang dilakukan informan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Impression Management AM

4.1.3.5 Informan V SH