Informan VII GH Impression Management Pada Mahasiswi Perokok

Universitas Sumatera Utara tampilan yang sedikit sesnsual, di keseharian juga ia mendesain gaya bahasa, sikap dan tampilannya dengan mengikuti menggunakan fashion terkini. Tabel 4.6 Impression Management WN

4.1.3.7 Informan VII GH

Informan termasuk seorang yang menggunakan rokok dengan porsi yang cukup banyak dalam sehari. Frekuensi merokoknya dalam sehari 20 -30 batang dalam sehari. Ia menempatkan rokok sebagai sebuah kebutuhan yang tidak bisa digantikan dengan barang lain. Rokok telah menjadi nafas baginya, karena ketergantungannya terhadap arang tersebut ia tidak dapat hidup tanpa rokok. “ Ya kalau merokok ya, jangan ditanya deh pokoknya banyak, kalo sehari aku bisa habis satu sampek dua bungkus, jadi sekitar itulah bisa ku habiskan sehari. Pokoknya aku gak bisa hidup kalok ga ada rokok, rokok itu udah kayak suami buatku, makanya aku susah bergaul sama orang yang gak suka merokok… Kalau ditanya mana paling prioritas, ya aku pilih rokoklah.. pernah sekali aku gak makan seharian, tapi seingatku aku gak pernah absen merokok dalam satu hari. Intinya kalau gak merokok sehari itu rasanya kayak kehilangan suami lah bang… wawahahahha.” Impression Management Signification other Alasan Front Stage Back Stage Mendesain tampilannya setiap saat dan waktu. Ia berusaha tampil layaknya seorang yang belum pernah mengonsumsi rokok. Hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa ia adalah seorang perokok. Untuk itu ia terbiasa memilih pakaian yang lebih feminim dan sexy, menjaga sikap, gaya bahasa dengan cara menyesuaikannya, dan menlakukan perawatan secara rutin. Kehidupannya di balik layar hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan teman kerjanya saja. Diluarnya, ia berusaha untuk menutup rapat kebiasaaannya itu. Orang Tua Teman Kampus Pacar Ruang publik Menghargai orang tua Takut image akan menjadi buruk Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pertemuannya pertama kali dengan rokok dimulai ketika berada dibangku SMP, saat itu ia ditawari oleh teman temannya yang juga komplotan perokok diseolah itu. Kompoltan yang didominasi oleh laki laki tersebut sering merokok di belakang kantin sekolah . Pergaulannya yang lebih suka terhadap anak laki laki membuatnya nyaman dengan kebiasaan tersbut. Kebiasaan di bangku SMP tadi berlanjut hingga sekarang. “Ingat bang… waahaha kek mana ya ceritainnya, waktu itu pas kelas 2 SMP di belakang kantin itu, kami pertamanya ketawa ketawa aja terus ditawarin kawanku itu rokok, yak ku coba, awalnya menolak tapi karena aku juga penasaran sama rasa rokok itu kayak mana, akhirnya ku cobalah rokok itu. Aku lebih suka bergaul sama laki laki, kalau sama cewek itu kurang enak , banyak kali maunya, cengeng, dan gak berbovot kalu bicara sama cewek cewek apalagi yang mentel.” Keadaan rumah yang tidak lagi nyaman membuatnya mencari pelarian untuk memberinya ketenangan. Orang tua yang tidak terlalu peduli mengenai dirinya karena kesibukan masing masing membuatnya frustasi berada di dalam rumah. Orang tua nya yang juga sering melakukan kekerasan di rumah semakin membuatnya berontak dan mencari jati dirinya di luar rumah. “Aku sih orangnya simpel aja, gak nya yang meminta yang berlebihan kali apalagi ke orang yang kutahu lemah. Tapi kan orang tua ku itu keras kali, dan maunya aku berubah, padahal orang itu gak pernah mau ngerti aku. Pokoknya dirumah itu kayak neraka buatku kadang kadang kayak kuburan. Pualng ke rumah paling dimarahin, kalau enggak suasana rumah itu diam ga ada sukacita kuliat sedikitpun disana. Bapak sibuk sama bengkelnya, mamak sibuk sama jualannya. Abang abangku pun sama kayak aku ga ada yag betah dirumah.” Informan takut kebiasaaan merokok nya tersebut ketahuan kepada orang orang yang dihindarinya. Diantaranya orang tua, guru, kerabat dekat, ia berusaha menyembunyikan kebiasaan tersebut serapat mungkin. Ia tidak mau mendapat image yang jelek dari orang orang tersebut. “Kalok merokok sih aku enggaknya di semua tempat juga.. Biasanya aku merokok itu sama kawan kawan atau sendiripun mau tapi liat liat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sikonnya juga, kalau ditempat rame gak pala sering. Aku takut orang menilai ku buruk atau cewek yang gak bener karena kan aku juga dari luar tampil apa adanya. Merokok ini paing takut kalau sampek diliat sama bapak sama mama, terus keluarga yang lain.. Pernah juga waktu SMA itu aku ngerokok hampir terlihat guru, waktu itu langsung kumatikan rokok itu. Hahaha kalau ingat waktu SMA sempat hampir ketahuan sama orang tua, karena ada bajuku yang bekas kena bakar rokok, tapi untungnya gak ketahuan karena baju itu aku yang cuci sendiri.” Informan lebih memilih untuk merokok dengan teman teman dibandingkan pribadi. Biasanya ia merokok saat setelah makan, nongkrong, dan ketika akan buang air besar. Menurutnya waktu waktu tersebut sangat nyaman untuk merokok karena member efek ketenangan bagi dirinya. “Sebenarnya kebiasaan ini pun maunya kutinggalkan, tapi karena tiap kali menghisap rokok itu tastenya itu pasti buat aku jadi tenang. Biasanya aku itu merokok pas lag nongkrong sama kawan kawan dikampus, di temat nongkrong pokoknya dimanapun aku merasa nyaman sama kawan kawan. Terus pas baru makan itu pasti merokok dan satu lagi pas lagi di kamar mandi. Nyaman lah pokoknya dibuat rokok ini.” Sosok yang tomboi dan tampil layaknya laki laki membuatnya merasa rokok dapat menambah percaya dirinya. Dengan merokok ia berusaha masuk kedalam dunia luar dan bergaul dengan banyak orang. “Kalo menurutku munafik ya kalau rokok itu dibilang gak enak, karena rokok itu memang membuat orang itu tambah macco, gagah, amlah cowok yang gak merokok kayak banci kuliat, ga ada keren kerennya sama sekali. Rokok itu sifatnya umum ya universal lah, bisa masuk kemana aja kalau dia tukang gaul. “ Merokok dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan bagi manusia. Wejangan ini belum dirasakan oleh informan, malah menurutnya rokok menjadi obat bagi setiap penyakit yang hendak datang kepadanya. Rokok juga membuatnya jadi semakin pintar dan gampang menemukan ide ide baru. Kesibukannya sebagai Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara salah satu pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa BEM dikampusnya mendorongnya untuk kreatif dan bijaksana mengambil keputusan. Beberapa prestasi juga pernah ditorehkannya diantaranya kompetisi debat dan bidang olahraga renang. “Kalau dampak negatifnya sampai saat ini belum kurasakan ya, dengan kesehatan juga aku sehat sehat aja kok sampek sekarang. Aku juga bukan orang yang gampang sakit, malah ya kalau kupikir piker rokok ini malah ngasih untung, salah satunya dia bisa membuatku dapat ide – ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan waktu gak merokok. Oh.. aktivitasku dikampus lebih banyak, au ikut KAM di fakultasku, sebagai anak hukum kan harus bisa bicara lah di depan umum, nah itu lah dampak rokok ini bisa buat aku tambah percaya diri dan gak takut keorang. Kalau prestasi yang pernah kuraih, pernah menang debat di kampus yang diadakan dikampus juga, terus pernah menang kontes renang. Nah waktu renang itu juga aku bisa juarakan, jadi rokok itu sebenarny gak pala berdampaknya bagi kesehatanku.” Ia tidak berani merokok di rumah, tempat paling favorit buatnya adalah di kamar mandi, kampus tepatnya di kantin, dan di cafe langganannya. Rokok favoritnya adalah Sampoerna Mild yang harganya Rp.16.000,- Informan mendapatkannya dari uang jajan yang diberikan orang tuanya. “Merokok kalau aku udah jadi kebutuhan ya, kalau tempat merokok ku yang paling sering itu di kantin, kamar mandi, sama tempat nongkrong di jalan sei mencirim, disana banyak juga cewek yang merokok. Kalau rokoknya aku paling suka Sampoerna Mild yang isinya banyak itu, harganya sekitar 16.000an gitu itulah yang bisa habis satu hari bisa juga lebih sihh.. hehehe Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Aku sih aktifnya dikampus, kalau kerja ga ada makanya uang pun hanya dapat dari orang tua aja. Prioritasku meenggunakan uang itu di nomor satu ya rokok sama makan.” Gaya bahasa yang blak-blakan dan apa adanya, pakaian juga yang sedikit berantakan, dan tidak sama sekali feminim membuatnya mendesain dirinya dengan apa adanya. Ia tidak terlalu ambil pusing terhadap persepsi orang orang dengan dirinya, namun ia masih menjaga image baik itu selama ia bisa. „„Aku orang yang suka ngomong apa adanya, kalau salah ya salah, kalau benar ya benar, gak suka neko neko. Makanya paling gak suka ngeliat orang yang munafik. Aku suka pake jeans, kaos oblong, dan ikat rambut. Tampak kesan coolya gitu Kalau masalah pandangan orang orang sih aku gak terlalu ambil pusing ya, yang penting aku jalankan apa yang menurutku benar dan usaha ku u ntuk memberi yang baik ke orang orang.” Alasan utamanya tetap merokok hingga saat ini adalah karena rokok menjadi hal yang tak dapat tergantikan hingga saat ini. “Pertama ya, rokok itu dah kayak benda yang ga tergantikan, aku bakal bayar berapapun buat biasa hisap rokok Kedua, rokok menjadi kebutuhan pokok buatku sampai sekarang.” Tabel 4.7 Impression management mahasiswi perokok GH Impression Management Signification other Alasan Front Stage Back Stage Mendesain tampilannya didepan orang orang tertentu saja. Ia berusaha untuk tidak tampil layaknya seorang wanita buruk Tomboy dan berantakan apalagi Ketika tidak bertemu dengan signification other ia akan tampil apa adanya.  Orang Tua  GuruDosen  Kerabat Keluarga  Signification other adalah orang orang yang Ia takuti dan segani. Diluar ketiga oknum tersebut informan merokok seperti biasanya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Kesimpulan