Tinjauan Tentang Sikap Siswa
mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seeorang terhadap sesuatu.
3 Komponen Konatif
Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang dimiliki seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.
Tiga komponen sikap yaitu komponen kognitif, komponen afektif komponen emosional dan komponen konatif komponen
perilaku atau action component. Ketiganya secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam penentuan
sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan yang sangat penting Wawan, A dan Dewi M,
2010. c.
Macam Terbentuknya Sikap Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, antara lain.
1. Melalui pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam pengalaman
traumatik.
2. Melalui imitasi Peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan
sengaja. Dalam hal terakhir individu harus mempunyai minat dan rasa kagum terhadap mode, disamping itu diperlukan pula pemahaman dan
kemampuan untuk mengenal dan mengingat model yang hendak ditiru, peniruan akan terjadi lebih lancar bila dilakukan secara kolektif
daripada perorangan. Imitasi biasa dimulai dari lingkungan terdekatnya misalnya keluarga dan masyarakat.
3. Melalui sugesti Di sini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa
suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semata-mata karena pengaruh yang datang dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai
wibawa dalam pandangannya. Pengaruh dari pihak luar sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap seseorang yang akan
mempengaruhi sikap belajar didalam kelas. 4. Melalui identifikasi
Disini seseorang meniru orang lain atau suatu organisaibadan tertentu didasari suatu keterikatan emosional sifatnya. Meniru dalam
hal ini lebih banyak dalam arti berusaha menyamai, identifikasi seperti ini sering terjadi antara anak dan ayah, pengikut dengan pemimpin,
siswa dengan guru, antara anggota suatu kelompok dengan anggota lainnya dalam kelompok tersebut yang dianggap paling mewakili
kelompok yang bersangkutan Slameto 2010: 189. Merangsang perubahan sikap pada diri seseorang bukanlah hal
yang mudah untuk dilakukan, karena ada kecenderungan sikap-sikap untuk bertahan. Ada banyak hal yang menyebabkan sulitnya
mengubah suatu sikap, antara lain :
1 Adanya dukungan dari lingkungan terhadap sikap yang
bersangkutan; manusia selalu ingin mendapatkan respon dan penerimaan dari lingkungan, dan karena itu akan berusaha
menampilkan sikap-sikap yang dibenarkan oleh lingkungannya, keadaan semacam ini membuat orang tidak cepat mengubah
sikapnya. 2
Adanya peranan tertentu dari suatu sikap dalam kepribadian seseorang misalnya egodefensive.
3 Bekerjanya asas selektivitas, seseorang cenderung untuk tidak
mempersepsi data-data baru yang mengandung informasi yang bertentangan dengan pandangan-pandangan dan sikap-sikapnya
yang telah ada, kalaupun sampai dipersepsi biasanya tidak bertahan lama, yang bertahan lama adalah informasi yang sejalan dengan
pandangan atau sikapnya yang sudah ada. 4
Bekerjanya pinsip mempertahankan keseimbangan, bila kepada seseorang disajikan informasi yang dapat membawa suatu
perubahan dalam dunia psikologisnya, maka informasi itu akan dipersepsi sedemikian rupa, sehingga hanya akan menyebabkan
perubahan-perubahan yang seperlunya saja. 5
Adanya kecenderungan seseorang untuk menghindari kontak dengan data yang bertentangan dengan sikap-sikapnya yang telah
ada.
6 Adanya sikap yang tidak kaku pada sementara orang untuk
memepertahankan pendapat-pendapatnya sendiri Slameto, 2010: 190-191.
Ada beberapa metode yang dipergunakan untuk mengubah sikap, antara lain:
1 Dengan mengubah komponen kognitif dari sikap yang
bersangkutan. Caranya dengan memberi informasi-informasi baru mengenai objek sikap, sehingga komponen kognitif menjadi luas.
Hal ini akhirnya diharapkan akan merangsang komponen afektif dan komponen tingkah lakunya.
2 Dengan cara mengadakan kontak langsung dengan objek sikap.
Dalam cara ini komponen afektif turut pula dirangsang. Cara ini paling sedikit akan merangsang orang-orang yang bersikap anti
untuk berpikir lebih jauh tentang objek sikap yang tidak mereka senangi itu.
3 Dengan memaksa orang menampilkan tingkah laku-tingkah baru
yang tidak konsisten dangan sikap-sikap yang sudah ada. Kadang- kadang ini dapat dilakukan melalui kekuatan hukum. Dalam hal ini
kita berusaha langsung mengubah komponen tingkah lakunya. Slameto 2010: 191.
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja. Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam
interaksi manusia dan berkenaan dengan objek tertentu. Interaksi sosial di
dalam kelompok maupun di luar kelompok dapat mengubah attitude atau membentuk attitude yang baru. Yang dimaksudkan dengan interaksi di
luar kelompok ialah interaksi dengan hasil buah kebudayaan manusia yang sampai kepadanya melalui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio
televisi, buku, risalah dan lain-lainnya. Tetapi pengaruh dari luar diri manusia karena interaksi di luar kelompok itu sendiri belum cukup untuk
menyebabkan berubahnya attitude atau terbentuknya attitude baru. Faktor- faktor lain yang turut memegang perananannya adalah faktor-faktor intern
di dalam diri pribadi manusia itu, yakni selektivitasnya sendiri, daya pilihnya sendiri, atau minat-perhatiannya untuk menerima dan mengolah
pengaruh-pengaruh yang akan datang dari luar oleh notif-notif dan attitude lainnya yang sudah terdapat dalam diri pribadi orang itu. Jadi dalam
pembentukan dan perubahan attitude itu terdapat faktor-faktor intern dan faktor-faktor extern pribadi individu yang memegang perananya Gerungan
2000: 154. d.
Ciri-ciri Sikap Sikap merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri manusia
yang dapat mendorong atau menimbulkan perilaku tertentu. Walaupun demikian sikap mempuyai segi-segi perbedaan dengan pendorong-
pendorong lain yang ada dalam diri manusia itu. Oleh karena itu untuk membedakan sikap dengan pendorong-pendorong yang lain, ada
beberapa ciri atau sifat dari sikap tersebut. Walgito 1994: 113 menyebutkan beberapa ciri-ciri sikap yaitu:
1 Sikap itu tidak dibawa sejak lahir
Manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap- sikap tertentu terhadap sesuatu objek. Karena sikap tidak dibawa
sejak individu dilahirkan, ini berarti bahwa sikap itu terbentuk dalam perkembangan individu yang bersangkutan.
2 Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap
Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan objek-objek tertentu yaitu melalui proses persepsi
terhadap objek tertentu. Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan tujuan tertentu akan menimbulkan sikap tertentu
pula dari individu terhadap objek tersebut. 3
Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek
Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang, orang tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk
menunjukan sikap yang negatif pula kepada kelompok di mana seseorang tersebut bergabung di dalamnya. Di sini terlihat adanya
kecenderungan untuk menggeneralisasikan objek siswa. 4
Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar Jika sesuatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan
nilai dalam kehidupan seseorang, secara relative sikap itu akan bertahan lama pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut
akan sulit berubah dan kalaupun dapat berubah akan memakan waktu yang relatif lama.
5 Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi
Sikap terhadap sesuatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif yang
menyenangkan tetapi juga dapat bersifat negatif yang tidak menyenangkan terhadap objek tersebut. Di samping itu sikap
juga mengandung motivasi, ini berarti sikap itu mempunyai daya dorong bagi individu untuk berperilaku secara tertentu terhadap
objek yang dihadapinya. Teori dari bimo walgito juga diperkuat dari Gerungan 2000:
152 yang mengemukakan ciri-ciri sikap sebagai berikut : 1
Tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk dan dapat dipelajarinya sepanjang perkembangan dalam hubungannya dengan
objek, 2
Dapat diubah-ubah karena dapat dipelajari, 3
Tidak berdiri sendiri melainkan mempunyai hubungan tertentu dengan objek,
4 Dapat berkenaan dengan suatu objek saja, juga dapat berkenaan
dengan objek yang lain, 5
Mempunyai segi-segi motivasi dan perasaan. Ciri sikap manusia pada dasarnya sama satu dengan yang lain,
menurut Heri Purwanto 1999:
1 Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau
dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungannya dengan objeknya.
2 Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan
sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan- keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada
orang itu. 3
Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain sikap
itu berbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkesan dengan suatu objek tertentu yang dirumuskan dengan jelas.
4 Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. 5
Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.