BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Lingkungan Kerja yang Mempengaruhi Kegiatan Manusia
1
Sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia tidak luput dari kekurangan. Maksudnya adalah segala kemampuannya dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari pribadinya atau sebagai akibat dari pengaruh luar. Salah satu faktor yang datang dari luar ialah lingkungan kerja saat
manusia melaksanakan kegiatannya. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal apabila di
antaranya didukung oleh suatu kondisi lingkungan yang baik. Dapat dikatakan bahwa suatu kondisi lingkungan dikatakan baik apabila di dalamnya manusia
dapat melaksanakan kegiatannya dengan aman, sehat, dan nyaman.
3.2 Pencahayaan
2
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek-objek secara jelas, cepat, dan tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan
akan pencahayaan yang baik akan semakin diperlukan apabila manusia mengerjakan pekerjaan yang memerlukan ketelitian penglihatan. Pencahayaan
yang terlalu suram mengakibatkan mata pekerja semakin cepat lelah karena mata akan berusaha untuk bisa melihat. Lelahnya mata mengakibatkan kelelahan
1
Iftikar Z. Sutalaksana. Teknik Perancangan Sistem Kerja.Bandung: Institut Teknologi Bandung, 2006, h. 90-91
2
Ibid., h. 96
Universitas Sumatera Utara
mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa menimbulkan rusaknya mata karena bisa menyilaukan. Kemampuan mata untuk dapat melihat objek dengan jelas
ditentukan oleh ukuran objek, derajat kontras antara objek dengan sekelilingnya, luminansi, dan lamanya melihat.
3.3 Pencahayaan Buatan dan Pencahayaan Merata
3
Pencahayaan buatan adalah salah satu jenis pencahayaan yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Pencahayaan buatan diperlukan karena tidak dapat
sepenuhnya tergantung pada ketersediaan pencahayaan alami. Pencahayaan buatan diperlukan dalam beberapa kondisi berikut ini, yaitu:
1. Tidak tersedia cahaya alami siang hari dan saat antara matahari terbenam dan terbit
2. Tidak tersedia cukup cahaya alami dari matahari, saat mendung tebal, dan saat intensitas cahaya bola langit akan berkurang
3. Cahaya alami dari matahari tidak dapat menjangkau tempat tertentu di dalam ruangan yang jauh dari jendela
4. Diperlukan cahaya merata pada ruang lebar, sebab hanya lokasi di sekitar jendela saja yang terang sedangkan bagian tengah akan menjadi redup. Hal
ini terutama terjadi pada ruangan lebar, luas, dan terletak di bawah lantai lain sehingga tidak memungkinkan untuk membuat lubang cahaya di atap
5. Diperlukan intensitas cahaya konstan dan pencahayaan dengan warna dan arah penyinaran yang mudah diatur.
3
Prasasto Satwiko. Fisika Bangunan. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008, h. 180-194
Universitas Sumatera Utara
Dalam pencahayaan buatan, dikenal pencahayaan merata. Dinyatakan bahwa perencanaan pencahayaan dalam praktik umumnya bertujuan untuk
tercapainya tingkat iluminasi merata pada seluruh bidang kerja. Pencahayaan yang sepenuhnya merata memang tidak mungkin dalam praktik, tetapi standar yang
dapat diterima adalah tingkat iluminasi minimum serendah-rendahnya 80 dari tingkat iluminasi rata-rata ruang
4
.
3.4 Istilah dalam Pencahayaan Buatan