Tabel 3.1 Intensitas Cahaya di Ruang Kerja No
Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan
Minimal Lux Keterangan
1 Pekerjaan kasar dan
tidak terus menerus 100
Ruang penyimpanan ruang peralataninstansi yang memerlukan
pekerjaan yang kontinu
2 Pekerjaan kasar dan
terus menerus 200
Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar
3 Pekerjaan rutin
300 R. administrasi, ruang kontrol, pekerjaan
mesin dan perakitanpenyusun
4 Pekerjaan agak halus
500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan
mesin kantor Pekerja pemeriksaan atau pekerjaan
dengan mesin
5 Pekerjaan halus
1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil,
pekerjaan mesin halus dan perakitan halus
6 Pekerjaan amat halus
1500 Tidak menimbulkan
bayangan Mengukir dengan tangan, pemeriksaan
pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus
7 Pekerjaan terinci
3000 Tidak menimbulkan
bayangan Pemeriksaan pekerjaan dan perakitan
sangat halus
3.6 Pengukuran Pencahayaan
Komponen pencahayaan di antaranya terdiri dari tingkat iluminasi, tingkat luminansi, dan reflektansi. Ketiga komponen ini dapat diukur nilainya dengan
menggunakan alat ukur, yaitu lux meter. Metode pengukuran komponen pencahayaan ini akan diuraikan pada subbab berikut.
3.6.1 Pengukuran Tingkat Iluminasi
6
Dengan menggunakan lux meter, tingkat iluminasi untuk bidang kerja diukur secara horizontal sejauh 75 cm di atas permukaan lantai, sedangkan untuk
6
Republik Indonesia. SNI 16-7062-2004: Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja, 2004
Universitas Sumatera Utara
luasan tertentu tingkat iluminasi diperoleh dengan mengambil nilai rata-rata dari beberapa titik pengukuran SNI 03-6575-2001. Gambar 3.1 menunjukkan posisi
alat ukur pada pengukuran tingkat iluminasi.
Sumber: Concepts in Architectural Lighting, 1983
Gambar 3.1 Posisi Pengukuran Tingkat Iluminasi
Penentuan titik pengukuran tingkat iluminasi diatur dalam SNI 16-7062- 2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja. Metode
penentuan titik pengukuran tingkat penerangan dibagi berdasarkan kegunaannya menjadi penerangan setempat dan penerangan umum. Pengukuran tingkat
penerangan setempat dilakukan pada objek kerja yang akan diukur, misalnya meja kerja ataupun peralatan. Sedangkan pada penerangan umum, metode penentuan
titik pengukuran dibagi berdasarkan luas ruangan dengan menentukan grid-grid dengan ukuran tertentu. Titik pertemuan grid-grid tersebut akan menjadi titik-titik
pengukuran tingkat penerangan. Uraian lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1. Luas ruangan kurang dari 10 m
2
maka titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1 meter. Gambar 3.2 menunjukkan
denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan 10 m
2
Universitas Sumatera Utara
1 m 1 m
= Titik Pengukuran
Gambar 3.2 Denah Pengukuran Intensitas Penerangan untuk Luas Ruangan Kurang dari 10 m
2
2. Luas ruangan antara 10 m
2
– 100 m
2
maka titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 meter. Gambar 3.3
menunjukkan denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan 10 m
2
– 100 m
2
3 m 3 m
= Titik Pengukuran
Gambar 3.3 Denah Pengukuran Intensitas Penerangan untuk Luas Ruangan 10 m
2
– 100 m
2
3. Luas ruangan 100 m
2
maka titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 6 meter. Gambar 3.4 menunjukkan denah
pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan 100 m
2
.
Universitas Sumatera Utara
6 m 6 m
= Titik Pengukuran 6 m
6 m 6 m
6 m
6 m
Gambar 3.4 Denah Pengukuran Intensitas Penerangan untuk Luas Ruangan Lebih dari 100 m
2
3.6.2 Pengukuran Tingkat Luminansi