Mengumpulkan data reflektansi material objek di area penomoran: Menghitung nilai CR Menghitung nilai CCR, RCR, dan FCR

Sehingga perhitungan jumlah luminer yang dibutuhkan menjadi sebagai berikut: Φ = E × A CU × LLF Untuk kondisi aktual, lampu di lantai produksi merupakan lampu TL tipe T5 40W berjumlah 15 buah dengan panjang 1,2 m dan lumen awal data pabrik adalah 3150 lumenlampu. Berikut ini adalah nilai untuk masing-masing variabel perhitungan yang diperlukan: E : 200 lux Berdasarkan standar A : 210,35 m 2 14,72 m x 14,29 m Nilai CU dihitung dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Membagi ruang menjadi tiga rongga ruangan. yaitu rongga langit-langit cc, rongga dinding rc, dan rongga lantai fc. Pembagian rongga ruangan dapat dilihat pada Gambar 5.13 43 c m 257 cm 200 c m hfc hrc hc c Bidang Kerja Bidang Luminer Rongga Langit-langit ceiling cavity, cc Rongga Dinding room cavity, rc Rongga Lantai floor cavity, fc Luminer Gambar 5.13 Pembagian Rongga Ruangan Lantai Produksi PDAIJ

2. Mengumpulkan data reflektansi material objek di area penomoran:

a. ρ c reflektansi langit-langit : 80.35 berdasarkan pengukuran Universitas Sumatera Utara b. ρ w reflektansi dinding : Dihitung dari rata-rata angka reflektansi dinding pada 3 titik ukur: ρ w = 50,84 + 73,59 + 39,18 3 = 54,54 c. ρ f reflektansi lantai : Dihitung dari rata-rata angka reflektansi lantai pada 4 titik ukur: ρ f = 13,17 + 24,33 + 13,40 + 26,01 4 = 19,23

3. Menghitung nilai CR

hc : 500 cm ; L : 1429c m ; W : 1472 cm CR = 5hc L + W L x W = 5500 1429 + 1472 1429 × 1472 = 3,45

4. Menghitung nilai CCR, RCR, dan FCR

CCR = 5hcc L + W L x W = 5200 1429 + 1472 1429 × 1472 = 1,38 RCR = 5hrc L + W L x W = 5257 1429 + 1472 1429 × 1472 = 1,77 FCR = 5hfc L + W L x W = 543 1429 + 1472 1429 × 1472 = 0,29 Universitas Sumatera Utara 5. Menentukan nilai ρ cc dari tabel reflektansi langit-langit efektif Untuk CR = 3,45, ρ w = 54,54, dan ρ c = 80,35, maka nilai ρ cc jatuh pada nilai antara CR = 3,4 dan CR = 3,6, ρ w antara 50 dan 60, serta ρ c antara 80 dan 90. CR ρ c = 90 ρ c = 80 ρ w = 60 ρ w = 50 ρ w = 60 ρ w = 50 3,4 54 48 49 44 3,6 53 47 48 43 Menghitung interpolasi nilai CR 3,45 pada ρ w = 90 dan ρ c = 60 CR 3,4 = 54 – 13,45 – 3,40 = 53,95 Dengan cara sama dilakukan interpolasi sehingga diperoleh ρ cc = 46,38 6. Menentukan ni lai ρ fc dari tabel reflektansi langit-langit efektif Untuk CR = 3,45, ρ w = 54,54, dan ρ f = 19,23, maka nilai ρ fc jatuh pada nilai antara CR = 3,4 dan CR = 3,6, ρ w antara 50 dan 60, serta ρ f antara 10 dan 20. CR ρ f = 10 ρ f = 20 ρ w = 60 ρ w = 50 ρ w = 60 ρ w = 50 3,4 20 17 16 13 3,6 20 17 16 13 Menghitung interpolasi nilai CR 3,45 pada ρ w = 90 dan ρ c = 60 CR 3,4 = 20 – 03,45 – 3,40 = 20 Dengan cara sama dilakukan interpolasi sehingga diperoleh ρ fc = 18,33 7. Menghitung CU dari tabel lum iner CU berdasarkan nilai RCR = 1,77; ρ w = 54,54 pada tabel digunakan nilai 50; dan ρ cc = 46,38. Berikut adalah rentang jatuhnya nilai CU pada ρ w = 50. Universitas Sumatera Utara RCR ρ cc = 50 ρ cc = 30 1 0,75 0,69 2 0,68 0,63 Dengan interpolasi maka diperoleh CU = 0,69. Nilai LLF terdiri dari non recoverable factors dan recoverable factors. Non recoverable factors terdiri dari LAT Luminaire Ambient Temperature, LV Voltage to Luminaire, BF Ballast Factor, dan LSD Luminaire Surface Depreciation. Berikut ini merupakan analisis nilai untuk masing-masing faktor non recoverable: LAT = Lampu jenis fluorescent bekerja optimal untuk memproduksi cahaya saat temperatur lingkungan berada pada rentang 25°C dan 35°C J.R. Coaton dan A.M. Marsden, 1997. Suhu ruangan lantai produksi berdasarkan pengukuran adalah sebesar 34,3°C sehingga LAT bernilai 1. LV = Lampu diasumsikan beroperasi pada voltase sesuai dengan desainnya, sehingga LV bernilai 1. BF = Ballast yang digunakan pada lampu diasumsikan sesuai dengan desain lampu sehingga BF bernilai 1. LSD = Faktor ini menunjukkan penurunan kualitas struktur luminer. Meskipun faktor ini diakui di komunitas pencahayaan, faktor ini tidak memiliki nilai yang dipublikasikan Joseph B. Murdoch, 1994. Dengan demikian, maka nilai untuk faktor non recoverable adalah 1. Faktor recoverable terdiri dari LDD, RSDD, LLD, dan LBO, yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara LDD dan RSDD = kedua faktor ini didasarkan pada perhitungan yang melibatkan konstanta A dan B yang bergantung pada kategori perawatan luminer dan kondisi kebersihan lingkungan. Konstanta tersebut dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Konstanta untuk Penentuan RSDD dan LDD Kategori Perawatan Luminer B A Sangat Bersih Bersih Sedang Kotor Sangat Kotor III 0,70 0,079 0,106 0,143 0,184 0,236 V 0,53 0,078 0,128 0,190 0,249 0,321 Sumber: Illumination Engineering: From Edison’s Lamp to the Laser, 1994 Dikarenakan penelitian ini berfokus pada industri, maka nilai A dan B pada penentuan LDD didasarkan pada kategori perawatan III Joseph B. Murdoch, 1994. Dengan jangka waktu pembersihan 1 tahun dan kondisi lingkungan kotor, maka: LDD = e -At B = e −0,184 1 0,7 = 0,83 Sedangkan untuk menentukan RSDD, diperlukan nilai RCR dan persen depresiasi akibat pengotoran dirt depreciation yang dihitung melalui: Dirt Depreciation = 100 1- e At B , di mana t merupakan jangka waktu pembersihan dalam tahun sedangkan nilai A dan B yang digunakan konsisten dengan kategori perawatan V Joseph B. Murdoch, 1994. Dengan demikian, persen depresiasi akibat pengotoran adalah: Dirt Depreciation = 100 1- e −At B Universitas Sumatera Utara = 100 1- e -0,249 1 0,53 = 22 Maka, nilai RSDD dapat ditentukan berdasarkan pada Tabel 5.10 di mana RCR bernilai 1,77 dan dirt depreciation sebesar 22. Tabel 5.10 Nilai RSDD untuk Klasifikasi Luminer Langsung Dirt Depreciation 10 20 30 40 RCR 1 98 96 94 92 2 98 96 94 92 3 98 95 93 90 5 97 94 91 89 7 97 94 90 87 10 96 92 87 83 Sumber: Illumination Engineering: From Edison’s Lamp to the Laser, 1994 RSDD kemudian ditentukan melalui interpolasi sebagai berikut: RSDD = 94 + 96 - 94 30 - 22 30 - 20 = 95,6 Maka, nilai LDD adalah 0,83 sementara RSDD adalah 0,956. LLD = 0,88; sesuai dengan data teknis lampu yang tertera pada kotak produk LBO = 0,95; karena penggantian lampu dilakukan pada lampu yang mati saja. Sehingga, LLF = LAT × LV × BF × LSD × LDD × RSDD × LLD × LBO = 1 x 0,830,9560,880,95 = 0,66 Dengan demikian, kebutuhan lumen standar untuk lantai produksi adalah Φ = E × A CU × LLF Φ = 200 × 14,72 × 14,29 0,69 × 0,66 Universitas Sumatera Utara Φ = 42069,76 0,4554 Φ = 92.379,798 lumen

5.2.4 Uji Korelasi Tingkat Iluminasi dengan Hasil Kerja Stasiun Penomoran