1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran dari proses belajar siswa yang
biasanya diukur dengan tes dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar siswa tidak selalu mendapatkan nilai yang baik khususnya pada mata pelajaran
matematika. Rendahnya hasil belajar matematika siswa ditunjukkan dengan tidak tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Hal tersebut sesuai dengan
fakta yang ada di SD Negeri Prambanan yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika beberapa siswa berada di bawah KKM yang telah ditetapkan guru.
Hasil belajar tersebut sesuai dengan data yang diperoleh peneliti yaitu dari 25 siswa kelas IVA, 5 diantaranya mendapatkan nilai dibawah 68 atau belum
mencapai KKM, sedangkan dari 27 siswa kelas IVB, 5 di antaranya mendapatkan nilai dibawah 68 atau belum mencapai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal
dalam mata pelajaran matematika. Pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala unsur
manusiawi, perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pendidikan Oemar Hamalik, 2013: 23. Pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di dalam kelas harus dapat membuat siswa tertarik dan antusias mengikuti pelajaran terutama pada mata pelajaran matematika. Fakta
yang ditemukan oleh peneliti di SD Negeri Prambanan saat ini, guru lebih aktif berceramah di dalam menyampaikan materi pelajaran serta tidak menerapkan
2 metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dalam hal ini yang dimaksudkan
adalah guru seharusnya menggunakan metode pemberian tugas kelompok dan tugas individu kepada siswa. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi awal di
SD Negeri Prambanan yang menunjukkan bahwa guru hanya menggunakan metode ceramah dan siswa juga cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran
yang dilakukan guru dan tidak menerapkan metode yang tepat. “Pembelajaran matematika dapat dibuat agar siswa memiliki
kecenderungan saat belajar memiliki perasaan senang, perhatian, konsentrasi, kesadaran dan kemauan untuk mempelajari
matematika”. Agus Budi Hartono,
2008
, dari
http:p4tkmatematika.org200811menyertakan-lingkungan-dan- memanfaatkan-multimedia-agar-minat-dan-prestasi-belajar-matematika-
meningkat.
Hal yang sering terjadi adalah guru belum bisa menggunakan cara yang tepat untuk menyampaikan suatu materi pelajaran yang mudah dipahami dan
menyenangkan untuk terus mencari tahu dan belajar. Fakta di SD Negeri Prambanan dapat dilihat dari aktivitas pembelajaran yang hanya ceramah dan
tidak menyenangkan belum dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika karena guru tidak menggunakan suatu aktivitas pembelajaran yang
menyenangkan dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Pemberian tugas kepada siswa bisa dilakukan sesuai dengan keinginan
guru, tetapi harus tepat dengan materi yang akan disampaikan. Seringkali guru hanya memberikan tugas yang standar saja. Yang dimaksud standar disini adalah
guru memberikan tugas seperti mengerjakan LKS Lembar Kerja Siswa dan buku paket panduan yang sudah ada. Pemberian tugas yang hanya meng-copy dari buku
3 panduan yang sudah ada seperti ini bisa dikatakan bahwa tugas yang diberikan
oleh guru kurang efektif karena pengetahuan yang didapat hanya terpusat pada buku panduan yang sudah ada seperti LKS dan buku paket panduan yang
dibagikan dari sekolah. “Tugas bisa dikatakan efektif apabila kesiapan mental siswa diperhitungkan. Pembelajaran merupakan hasil proses belajar mengajar,
efektivitasnya tergantung dari beberapa unsur. Efektivitas suatu kegiatan tergantung dari terlaksana tidaknya perencanaan. Karena perencanaan, maka
pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif. ”
Adi Wijaya
, 2013, dari http:p4tkmatematika.org201308pengaruh-metode-pembelajaran-kooperatif-
terhadap-prestasi-motivasi-dan-aktifitas-belajar-matematika-siswa
. Seharusnya guru dapat mengembangkan soal dari materi yang telah disampaikan, bukan
hanya mengambil dan meng-copy soal yang sudah ada dari LKS maupun dari buku paket panduan. Dalam hal ini guru belum memenuhi kriteria dalam
membuat perencanaan pengajaran agar lebih baik dan efektif. Perencanaan pemberian tugas kuarng maksimal karena tugas yang diberikan kepada siswa
hanya mengambil dari buku yang sudah ada, tidak mengembangkan soal sesuai kemampuan guru jadi membuat siswa kurang tertantang dan kurang aktif dan
kreatif. Terdapat banyak cara untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar
mengajar, salah satunya dengan memberikan tugas kepada siswa baik secara kelompok maupun secara individu. Saat siswa diberikan soal dalam penugasan
untuk diselesaikan siswa menunjukkan respon yang tidak baik saat akan mengerjakan tugas. Respon tersebut antara lain: 1 siswa tidak membaca soal
4 yang diberikan, 2 siswa mulai ribut, 3 siswa bertanya kesana-kemari, 4 siswa
mengganggu teman yang sedang mengerjakan. Dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran matematika di SD Negeri Prambanan, Guru
mengatakan bahwa “memang cukup sulit untuk mencari cara yang tepat sehingga memiliki efektivitas yang tinggi te
rhadap hasil belajar”. Faktanya pemberian tugas yang diberikan oleh guru selama ini tidak membuat siswa mencapai tujuan
pembelajaran secara maksimal dikarenakan siswa tidak merespon dengan baik saat mengerjakan tugas yang diberikan. “Respon yang baik yang biasanya
ditunjukkan oleh siswa antara lain: 1 siswa lebih aktif dan berpartisipasi, 2 siswa lebih perhatian terhadap materi yang disampaikan guru, 3 siswa lebih
antusias dalam menerima pelajaran, 4 siswa lebih siap saat mendapat tugas, dan 5 siswa akan mengalami peningkatan dalam hasil belajar
” Erni Dwi Endarwati
, dari
http:p4tkmatematika.org201612jurnal-edumat-volume-7-nomor-13- tahun-2016-peningkatan-prestasi-belajar-geometri.
Fakta yang dijumpai di SD Negeri Prambanan adalah guru belum menerapkan salah satu metode yang tepat dalam melakukan pembelajaran.
“Metode pemberian tugas yang tepat yang dimaksudkan adalah metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa saat
pembelajaran sehingga menentukan hasil belajar siswa ”
Anton Sujarwo
, 2015 dari
http:p4tkmatematika.org201612jurnal-edumat-volume-6-nomor-12- tahun-2015-pengembangan-metode-pemberian-tugas-materi-bangun-ruang
. Salah satu cara yang dapat digunakan guru dan satu di antaranya yang biasa
peneliti jumpai adalah dengan memberikan tugas kepada siswa, jika dilihat
5 menurut cara pengerjaannya tugas dapat diberikan pada kelompok tugas
kelompok ataupun pada perorangan tugas individu. Baik tugas kelompok maupun tugas individu keduanya menuntut partisipasi siswa dalam proses belajar
mengajar yang akan dilakukan. Pemberian tugas sesuai dengan materi yang sedang disampaikan, selain itu guru juga harus memperhatikan metode yang akan
diterapkan kepada siswa agar siswa dapat memahami apa yang disampaikan guru dengan lebih mudah.
Berdasarkan uraian tentang penggunaan metode pembelajaran pemberian tugas kelompok dan tugas individu untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri Prambanan. Oleh karena itu peneliti menga
ngkat judul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Tugas Kelompok dan Tugas Individu Siswa Kelas IV SD Negeri Prambanan”.
B. Identifikasi Masalah