98 untuk berubah dalam rangka mencapai manusia yang lebih mandiri. Motivasi
diberikan dengan menceritakan mantan warga binaan yang telah berhasil setelah keluar dari Balai RSBKL Yogyakarta dan memiliki pekerjaan. Sebagai
contoh, instruktur keterampilan olahan pangan memberikan gambaran manfaat yang diperoleh apabila keterampilan membuat makanan ditekuni dengan baik
dapat membuka peluang untuk berwirausaha.
b. Aspek Kognitif
Sementara pengembangan pada aspek kognitif, pengembangan dilakukan dengan cara pemberian pengetahuan. Pengetahuan ini diberikan guna
membekali warga binaan agar mengerti sebelum kegiatan praktik dilaksanakan. Selain itu juga pemberian pengetahuan ini berguna dalam rangka
meningkatkan kecakapan warga binaan dalam segi akademik. Akan tetapi pada pelaksanaanya, masih terdapat kekurangan dikarenakan tidak adanya evaluasi
terhadap materi yang telah diberikan. Pemberian pengetahuan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan praktik sehingga alokasi waktunya masih kurang.
Adapun bentuk pengetahuan yang diberikan meliputi: pada bimbingan keterampilan olahan pangan pemberian pengetahuan berupa cara mengolah
bahan makanan menjadi makanan yang layak jual dan penentuan harga jual makanan, pada bimbingan keterampilan menjahit pemberian pengetahuan
berupa cara menggunakan mesin jahit, membuat pola kemeja, menjelujur, cara membuat sarung bantal dan sprei. Pada kegiataan pertanian pemberian
pengetahuan berupa bagaimana pemanfaatan lahan, pengolahan tanah, cara
99 menanam dan perawatan tanaman. Pada bimbingan keterampilan pertukangan,
pemberian pengetahuan berupa perbandingan antara pasir dengan semen dalam pembuatan batako, teknik- teknik dalam pengelasan pada keterampilan las,
serta cara pembuatan gerobak pada keterampilan pertukangan kayu. Pemberdayaan pada aspek kognitif berhasil apabila individu yang tadinya
belum memiliki wawasan pengetahuan berubah menjadi mendalami pengetahuan pada tingkat yang lebih tinggi. Untuk mencapai pada tahap
tersebut, perubahan kognitif yang terjadi dimulai dari belum memiliki wawasan pengeatahuan kemudian mengusai pengetahuan dasar dilanjutkan dengan
mengembangkan pengetahuan dasar dan berakhir pada tahap mendalami pengetahuan pada tingkat yang lebih tinggi Sulistyani, 2004: 84.
Pengembangan pada aspek kognitif yang dilakukan oleh Balai RSBKL Yogyakarta sampai saat ini masih dalam tahapan menguasai pengetahuan
dasar. Hal tersebut dikarenakan pemberian materi sebagai bentuk pengembangan aspek kognitif masih relatif sedikit baik dari segi waktunya
maupun dari segi materi yang diberikan. Oleh karena itu, alokasi waktu untuk teori perlu ditambah sehingga materi yang diberikan lebih banyak dan selain
itu perlu dilakukan sebuah evaluasi kegiatan secara tertulis dan praktik guna mengukur tingkat kompetensi yang telah dikuasai. Penyampaian materi oleh
instruktur kepada warga binaan dilakukan secara sederhana dengan cara menyampaiakan sedikit materi kemudian dilanjutkan dengan praktik. Ada juga
instruktur yang menyampaikan tips dan trik pada saat berlangsungnya praktik
100 apabila dalam prosesnya warga binaan mengalami kesulitan. Upaya ini
meruapakan bagian dari pengembangan aspek kognitif dikarenakan terjadi transfer ilmu dari instruktur kepada warga binaan walaupun ilmu yang
diberikan masih bersifat dasar akan tetapi hal tersebut dapat menambah pengetahuan warga binaan.
c. Aspek psikomotorik