60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Balai RSBKL Yogyakarta
Balai RSBKL Yogyakarta adalah unit pelayanan teknis Daerah Istimewa Yogyakarta yang memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi
penyandang masalah sosial khusunya gelandangan, pengemis, pemulung maupun eks psikotik mantan penderita sakit jiwa terlantar dan rawan sosial.
Balai RSBKL Yogyakarta terletak di Jalan Sidomulyo TR IV369. a.
Sejarah Balai RSBKL Yogyakarta Balai RSBKL Yogyakarta didirikan pada tahun 1976 di Karangrejo,
Tegalrejo, Yogyakarta. Pada tahun 1976 mulai melaksanakan rehabilitasi sosial bagi gelandangan, pengemis dan orang terlantar dengan SK Menteri Sosial RI
No.41HUKKHXI-79. Pada tahun 1994 penamaan Panti Sosial Bina Karya sidomulyo dengan SK Menteri Sosial RI No.14HUK94, tentang pembakuan
nama unit pelaksanaan teknis pusatteknis di Lingkungan Pondok Sosial Lipsos dengan nama Panti Sosial Bina Karya Sidomulyo yang bertempat di
Purwomartani Kalasan
berdasarkan SK
menteri Sosial
No.03KEPBRS11996. Pada tahun 2002 PSBK menjadi UPTD dari Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Pada tahun 2003 Panti Sosial Bina Karya
mulai melayani eks penderita sakit jiwa terlantar. Kemudian pada tahun 2004
61 Panti Sosial Bina Karya menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD dari
Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya pada tahun 2016, Panti Sosial Bina Karya berubah menjadi Balai Rehabilitasi Sosial Bina
Karya dan Laras Yogyakarta. b.
Visi dan Misi Balai RSBKL Yogyakarta Visi Balai RSBKL Yogyakarta yaitu terwujudnya kesejahteraan sosial
bagi gelandangan, pengemis, pemulung, maupun eks psikotik sebagai sumber daya yang produktif. Sementara Misi Balai RSBKL Yogyakarta antara lain: 1
Meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas hidup gelandangan, pengemis, pemulung maupun eks psikotik sebagai warga masyarakat yang memiliki hak
dan kewajiban yang sama; 2 Memiliki kemauan dan kemampuan gelandangan, pengemis, pemulung, maupun eks psikotik sebagai sumber daya yang
produktif; 3 Mengembangkan prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam penanganan gelandangan, pengemis, pemulung, maupun eks psikotik.
c. Tujuan Balai RSBKL Yogyakarta
Balai RSBKL sebagai Unit Pelaksana Teknik didirikan dengan tujuan sebagai berikut: 1 Pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi gelandangan,
pengemis, pemulung, maupun eks psikotik; 2 Memberikan bimbingan fisik, mental, sosial dan keterampilan sebagai bekal kemandirian gelandangan,
pengemis, pemulung, maupun eks psikotik; 3 Memandirikan gelandangan, pengemis, pemulung, maupun eks psikotik.
62 d.
Tugas pokok Balai RSBKL Yogyakarta Balai RSBKL Yogyakarta memiliki tugas pokok dalam memberikan
pelayanan kepada gelandangan dan pengemis. Adapun tugas pokok Balai RSBKL Yogyakarta meliputi: 1 Menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi
sosial terhadap gelandangan, pengemis, pemulung, maupun eks psikotik; 2 Menyelenggarakan koordinasi kegiatan panti; 3 Melaksanakan pengawasan,
evaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan panti; 4 Melakukan ketatausahaan.
e. Fungsi Balai RSBKL Yogyakarta
Fungsi dari Balai RSBKL Yogyakarta meliputi: 1 Sebagai tempat penyebaran pelayanan kesejahteraan sosial; 2 Sebagai tempat pengembangan
kerja; 3 Sebagai tempat latihan keterampilan; 4 Sebagai tempat informasi usaha kesejahteraan sosial; 5 Sebagai tempat rujukan bagi pelayanan dan
rehabilitasi sosial dari luar panti.
63 f.
Struktur Organisasi RSBKL Yogyakarta Struktur organisasi di Balai RSBKL Yogyakarta terdiri dari Kepala Balai,
kelompok jabatan fungsional, sub bagian tata usaha serta seksi perlindungan dan rehabilitasi. Secara jelas struktur organisasi di Balai RSBKL Yogyakarta
digambar di bawah ini.
Gambar 2. Struktur Organisasi Balai RSBKL Yogyakarta
Dari struktur organisasi di atas, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.
Kepala Balai RSBKL dijabat oleh Drs.Rusdiyanto, M.M 2.
Seksi perlindungan dan rehabilitasi sosial dikepalai oleh bapak FX.Teguh Hadiyanto, SH dan dibantu oleh staff yaitu bapak Suratno
dan ibu Marinem. KEPALA BALAI
Kelompok Jabatan
Fungsional Sub bagian tata
usaha
Seksi perlindungan
rehabilitasi
64 3.
Sub bagian TU dikepalai Dra.Siti Sulastri dan dibantu para staff Antonius Sumartono, SIP, Mujiyamini, Suwatna, M.M Hari Mastuti,
Astuti Budiarti, Suharjo, Tarpin, Ritanti, Setiawan. 4.
Kelompok jabatan fungsional tertentu dikoordinatori oleh Drs.Rahmad Joko Widodo dan dibantu oleh staff
g. Persyaratan dan Ketentuan
Persyaratan bagi calon warga binaan agar bisa tinggal di Balai RSBKL Yogyakarta dibedakan menjadi 2 macam yaitu persyaratan untuk
warga binaan sosial gepeng dan eks psikotik. Persyaratan bagi calon warga binaan gepeng agar bisa tinggal di Balai RSBKL Yogyakarta antara lain: 1
Priawanita gelandangan, pengemis, pemulung; 2 Usia produktif maksimal 50 tahun; 3 Berbadan sehat dan tidak mempunyai penyakit menular; 4
Tidak dalam
proses peradilankepolisian;
5 Selama
mengikuti bimbinganpembinaan bersedia tinggal di panti; 6 Bersedia mentaati
peraturan dan tata tertib Balai RSBKL Yogyakarta
Sementara persyaratan bagi calon warga binaan eks psikotik agar bisa tinggal di Balai RSBKL Yogyakarta sebagai berikut: 1 Eks psikotik yang
sudah pernah dirawat di Rumah Grhasia dengan ciri-ciri: dalam kondisi menurun tanda- tanda skizofrenia serta maksimal 50 tahun; 2 Eks psikotik
berasal dari keluarga yang tidak mampu; 3 Ada surat pengantarrujukan dari dinasinstansi sosial kabupatenkota; 4 Secara medis tidak menderita
penyakit menular dan menular dan membahayakan seperti TBC, HIVAIDS,
65 Hepatitis B, Diabetes; 5 Ada partisipasi aktif dari keluarga eks penderita
sakit jiwa selama proses rehabilitasi sosial di Balai RSBKL Yogyakarta kecuali yang sudah tidak memiliki keluarga; 6 Apabila WBS eks psikotik,
telah dinyatakan sehat dan sudah berfungsi sosialnya dengan baik, maka pihak keluarga harus bersedia menerima untuk berkumpul bersama kembali;
7 Selama mendapatkan perawatan rehabilitasi sosial di Balai RSBKL Yogykarta WBS Eks Psikotik tidak dikenakan biaya dalam bentuk apapun
kecuali perlu perawatan medis yang tidak mendapatkan pelayanan dari jamkesos.
h. Program kegiatan di Balai RSBKL Yogyakarta
Program kegiatan yang diselenggrakan oleh Balai RSBKL Yogyakarta mengacu pada Perda DIY No.1 Tahun 2014 tentang Penanganan Gelandangan
dan Pengemis. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai RSBKL Yogyakarta dibedakan menjadi 2 yaitu program kegiatan gepeng dan program kegiatan eks
psikotik. Program kegiatan gepeng terdiri dari: 1 Bimbingan mentalsosial; 2 Bimbingan rohaniagama; 3 Bimbingan pemantapan kesatuan persatuan
nasional, 4 Bimbingan kamtibmas; 5 Bimbingan fisik dan kesehatan; 6 Bimbingan olahraga; 7 Bimbingan keterampilan bimbingan pertanian,
bimbingan pertukangan kayu, bimbingan pertukangan las, bimbingan pertukangan batu, bimbingan menjahit, bimbingan home industri olahan
pangan,bimbingan home industri kerajinan tangan.
66 Sementara program kegiatan eks posikotik terdiri dari: 1 Bimbingan
agama; 2 Bimbingan kesehatan jiwa; 3 Bimbingan olahragasenam; 4 Bimbingan etika dan kesehatan lingkungan; 5 Bimbingan hidup sehari-hari; 6
Dokter spesialis jiwa dan perawat jiwa; 7 Program klasifikasi kemampuan; 8 Keterampilan sosial.
i. Jadwal kegiatan di Balai RSBKL Yogyakarta
Kegiatan yang ada di Balai RSBKL Yogyakarta dilaksanakan dari hari Senin sampai hari Sabtu. Sementara hari Minggu libur. Adapun rincian
kegiatan setiap hari dapat dilihat pada tabel 4.
67
Tabel 4.Jadwal Kegiatan
No. Hari
Pukul Kegiatan
1. Senin
08.00- 10.15 Pertanian
10.30- 12.45 Bimbingan
agama Islam
Bimbingan agama
Kristen 2.
Selasa 08.30- 10.45
Pertukangan las Pertukangan kayu
Pertukangan batu Keterampilan menjahit
11.00- 13.15 Bimbingan
sosial kecamatan
13.30- selesai Psikolog
3. Rabu
08.00- 10.15 Pertanian
10.30- 12.45 Bimbingan PPBN
13.00- 15.15 Bimbingan
agama Islam
4. Kamis
08.30- 10.45 Pertukangan las
Pertukangan kayu Pertukangan batu
Keterampilan menjahit
11.00- 13.15 Bimbingan
kedisiplinan 5.
Jum’at 07.30- 09.45
Senam 10.00- 12.15
Home industri olah pangan
Home industri
kerajinan 6.
Sabtu 08.30- 10.45
Kerajinan bambu 11.00.13.15
Bimbingan budi
pekerti j.
Warga Binaan Gelandangan dan pengemis yang berada di Balai RSBKL Yogyakarta
disebut dengan warga binaan. Gelandangan dan pengemis diterima oleh Balai RSBKL Yogyakarta dengan 2 jalur yaitu rujukan dari camp asessment di
68 Sewon dan penyerahan diri. Adapun secara rinci data mengenai warga binaan
dapat digambarkan pada tabel 5 dan 6. Tabel 5. Data Warga Binaan di Balai RSBKL Yogyakarta Jalur Rujukan
No. Nama Jenis
Kelamin Daerah Asal
1. Heriyanto
L DIY
2. Issiyati
P DIY
3. Agus Edi Prabowo
L Medan
4. Aswianto
L Jawa Tengah
5. Khoirul Amin
L Jawa Tengah
6. Dwi Maryatin
P Jawa Tengah
7. Nur Aziz
L DIY
8. Wili Mamuaya
L Jawa Tengah
9. Sulastri
P Jawa Barat
10. Rizal Setiawan L
Jawa Tengah 11. Selviana
P Jawa Tengah
12. Bangkit Gelora Samudra
L Jawa Timur
13. Prihatin P
DIY 14. M. Andrianto
L Jakarta
15. Nursin L
Jawa Tengah 16. Umiroh
P Jawa Tengah
17. Febriani P
Jawa Tengah 18. Nurmiyati
P Jawa Tengah
19. Khusnul Khotimah P
Jawa Tengah 20. Saropah
P Jawa Timur
21. Budi Prasetyo L
Jawa Tengah
69 Tabel 6. Data Warga Binaan di Balai RSBKL Yogyakarta Jalur Penyerahan
Diri No Nama
Jenis Kelamin
Daerah Asal 1.
Sulastri P
Jakarta 2.
Indra Setiawan L
Jawa Barat 3.
Arum Aram Sari P
Jawa Tengah 4.
Sukardi L
DIY 5.
Aji Riyanto P
Jawa Tengah 6.
Riyani Widiyanti P
Jawa Tengah 7.
Sumiyati P
Jawa Tengah 8.
Iswanto L
DIY 9.
Muh. Agus Saputra L
Jawa Timur 10. Agus Setiawan
L Jawa Tengah
11. Hasbi Mawan Rizki L
Jawa Timur 12. Abdul Malik Aziz
L Jawa Tengah
13. Muhamad Nurul Huda L
Jawa Tengah 14. Riki Anggara
L Jawa Timur
15. Agindha Sista P
Jawa Tengah 16. Rahadi Ayik
L DIY
17. Muhamad Ali L
Jawa Timur 18. Oktabri Danang Saiful
L Jawa Tengah
19. Nur Khasanah P
Jawa Tengah 20. Sri Wulan
P Jawa Barat
21. Walidi L
DIY 22. Rika Yulianti
P Jawa Tengah
2. Hasil Penelitian