di bangsal mereka. Pengekangan fisik atau fiksasi ini masih termasuk kedalam tindakan intervensi yang alami belum berdasarkan standar Darsana, 2010.
4.2 Perilaku perawat saat melakukan asuhan keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kelima partisipan menyatakan bahwa perawat juga perlu melakukan perlindungan terhadap dirinya sendiri saat mereka
melakukan pemberian asuhan keperawat pada pasien perilaku kekerasan. Tindakan perlindungan terhadap diri perawat dapat mereka lakukan dengan
menjaga jarak dengan pasien. Berdasarkan hasil wawancara, jarak yang sebaiknya antara perawat dengan pasien perilaku kekerasan minimal adalah sejangkauan
tangan dan posisi perawat tidak membelakangi perawat dan sebaiknya perawat yang berjalan dibelakang pasien, yang bertujuan untuk menghindari respon atau
serangan tiba-tiba dari pasien. Selain dengan menjaga jarak, berdasarkan hasil wawancara tersebut, partisipan juga mengungkapkan bahwa cara lain yang dapat
dilakukan adalah dengan meminta bantuan dari petugas lainnya atau dari pasien- pasien lain yang sudah kooperatif, perawat tidak dibenarkan melakukan tindakan
secara sendiri terutama saat menangani pasien perilaku kekerasan yang sudah kehilangan kendali Sujono Teguh, 2009.
4.3 Membina hubungan terapeutik
Dari hasil wawancara yang dilakukan menyatakan empat dari lima partisipan tersebut menyatakan bahwa selain dengan melakukan tindakan pengekangan,
tindakan lain yang dilakukan oleh perawat dalam menangani pasien perilaku
Universitas Sumatera Utara
kekerasan adalah dengan membina hubungan tsaling percaya hubungan terapeutik. Dalam membina hubungan saling percaya hubungan terapeutik perlu
dipertimbangkan agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus perawat lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah: Mengucapkan salam terapeutik, berjabat tangan, menjelaskan tujuan interaksi, membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap
kali bertemu pasien Sujono Teguh, 2009. Dan juga melakukan komunikasi dengan strategi yang baik agar dapat membina hubungan saling percaya. Strategi
berkomunikasi dengan klien perilaku kekerasan bersikap tenang, bicara lembut, bicara tidak dengan cara mengahakimi, bicara netral dan dengan cara konkrit,
tunjukkan rasa hormat, hindari intensitas kontak mata langsung, demonstrasikan cara mengontrol situasi, fasilitasi pembicaraan klien dan dengarkan klien, jangan
terburu-buru menginterpretasikan dan jangan buat janji yang tidak bisa ditepati Yosep, 2007.
4.4 Pemberian terapi